TIGA PULUH EMPAT

10.6K 1.2K 5
                                    

Jangan lupa Vomen yaa guys..

🎋🎋🎋

Wajah Nadine tampak muram setelah mendengar berita bahwa setelah selesai ujian semua siswa lembah wuji akan kembali ke rumah untuk libur musim semi. Nadine kini baru sadar bahwa sejak dahulu, entah di dunia mana, ternyata libur itu ada di setiap sekolahan. Dan kini hanya ia yang tidak memiliki tujuan untuk kembali, ada pun jika ia ikut berlibur, dijun pasti akan semakin curiga padanya. terlebih hubungannya dengan dijun selalu saja berakhir buruk, karena ia tak pernah menemukan jawaban untuk setiap pertanyaan dijun.

Walau demikian dijun tetap saja sabar dan lembut padanya, atau mungkin seperti itulah sifat pria dewasa. Dan jujur saja jika saat ini dirinya bukan lah Tamara, mungkin Nadine akan berusaha mengejar dijun sampai ia mau menerima dirinya, ya., entah mengapa Nadine merasa dijun juga menyukainya, bukan tanpa alasan, sejak Nadine terdampar di lembah ini dijun lah satu satunya orang yang mau bersikap ramah juga selalu menolong Nadine saat ia kesulitan, bahkan saat ia sedang menjalani tes pertama. Dijun diam diam meletakan ikan dan daging untuk nya agar Nadine bisa tetap sehat dan makan dengan enak. Meski memang sikap dan expresinya itu selalu datar dan dingin, tapi Nadine percaya bahwa dijun adalah orang yang sangat lembut  juga baik hati.

"Ana??? "  panggil Hasa yang baru saja keluar dari kelas ilmu Konfusius.

" kau sudah selesai?? " tanya Nadine sumringah melihat Hasa.

" sudah, oh ya Ana, aku berjanji jika ujian Konfusius ku kali lulus tanpa pengulangan maka aku akan mengajak kalian makan enak di rumah makan terenak sekota Zian " oceh Hasa penuh semangat.

" Wahh apa di kota ini ada makanan enak?? "

" tentu saja ada Ana, kau saja yang tidak pernah mau keluar dari lembah!! Jika saja kau ikut kami waktu itu, kita pasti sudah mencicipi makanan laut ter nikmat sealam raya!! " oceh hasa seakan membayangkan menu seafood di otaknya.

" baik lah jika kau lulus, aku akan ikut dengan mu " balas Nadine bersemangat.

" Ana, apa kau benar benar tidak memiliki keluarga? satu pun? " kini Hasa mulai cemas akan sahabatnya.

" um, aku tidak ingin kembali pada mereka Hasa, aku sudah memutuskan untuk hidup sendiri di dunia ini! " balas Nadine yang kembali merasa emosional.

" aku mengerti Ana, tapi bukan kah bagaimana pun mereka adalah keluarga?? "

" meski mereka sudah menyakiti mu??? Bahkan tidak menginginkan kau ada didunia ini??? " kini tak terasa Air mata Nadine menetes.

Jujur saja jika ia sudah di tanyai soal keluarga Nadine akan merasa emosional, karena baik di dunia nyata atau pun dunia ini, nasib hubungan dengan keluarga selalu saja buruk! Bahkan hal terburuknya adalah saat ia dipisahkan dari Sang ibu dan hidup bersama ibu tiri yang selalu bertindak sesuka hati. Sejak saat itu Nadine memutuskan untuk hidup sendiri, bahkan setelah ia terjebak di dunia ini nasib nya tak kalah malang karena ia malah harus berhadapan dengan orang orang yang lagi lagi menurut pandangan dunia mereka adalah keluarga namun tidak menginginkan kehadiran dirinya.

Bahkan untuk kedua kalinya Tamara harus jatuh dan tenggelam agar keserakahan mereka terpuaskan.

Di sela perbincangan mereka tiba tiba saja sosok dijun muncul, entah mungkin pria itu mendengar pembicaraan kedua muridnya itu.

" Hasa apa kau sudah bosan belajar di sini?? " tanya dijun menegur sikap Hasa yang berani membahas keluarga di depan Ananta yang notabene nya semua orang tahu bahwa ananta berasal dari keluarga yang tidak beruntung.

" dijun--" sapa keduanya seraya menunduk takut.

" Ana ikut lah denganku!! Aku harus mengecek beberapa buku dan kedua tanganku tidak akan bisa mengerjakannya dengan cepat " ajak Dijun seolah menyelamatkan Nadine dari pembicaraan menyedihkan.

" Hasa aku pergi dulu " bisik Nadine kemudian mengekori dijun menuju perpustakaan.

Sesampainya di dalam perpustakaan dijun pun segera duduk dan membuka beberapa buku yang terbuat dari kulit sapi.

" dijun apa yang harus aku lakukan??? " tanya Nadine to the point.

" haluskan tintaku!! " titahnya.

" hanya menghapuskan tinta? Mengapa dia mengatakan mengerjakan tugas" batin Nadine seraya menggerus baki tinta dengan kedua tangannya.

" apa kau berenca untuk pulang??? " tanya dijun membuka obrolan.

" tidak! Aku akan tetap diasrama " balas Nadine cepat.

" baiklah!! " ucap Dijun singkat lalu keduanya kembali terdiam.

🎋🎋🎋

Istana Arth

Suasana aula kerajaan tampak begitu dingin meski disini ada begitu banyak orang, pagi ini seperti biasa raja akan mendengar berbagai laporan dari berbagai menteri.
Namun kali ini wajahnya tidak se semangat biasanya, sejak pagi Althar terus memikirkan keberadaan Sang istri. Sudah hampir dua bulan ia masih saja belum menemukan tanda tanda keberadaan Tamara.

Ia juga sudah mengerahkan semua pengawal gelap kepercayaan nya, tetap saja belum menemukan Tamara, Althar wanita itu pasti berada di suatu tempat. Karena jika ia benar benar mati mayatnya pasti sudah menjadi berita di kota .

Rapat negara pun berakhir begitu saja, dan Althar masih tidak bergeming dari tempat duduknya. Melihat hal itu Harez serta Edghar pun segera menyapa Sang raja. Mereka mengerti mengapa belakangan ini raja terlihat tidak bersemangat meski sudah berkali kali coba di berikan penghiburan.

" yang mulia sudah saatnya untuk makan siang" ucap Kasim San. Kasim San adalah kasim kepercayaan Althar.

" yang mulia sebaiknya anda menjaga kesehatan anda, jika anda masih ingin mencari Ratu " ucap Edghar menambahkan.

" aku tahu keadaan ku!! Sebaiknya kalian pergi aku tidak ingin bicara dengan siapa pun!! " pinta Althar dengan wajah kesal

" mengapa kau menjadi seperti ini yang mulia? Bukan kah selama ini Ratu hanya menjadi beban dan masalah untukmu?? Kau bahkan tidak pernah memperlakukan Tamara dengan baik!??? " batin Edghar bertanya tanya dalam hati.

Kedua pria itu pun akhirnya pergi meninggalkan Althar yang masih hanyut dalam lamunannya.

" mengapa aku merasa lemah seperti ini Tamara?? Aku bahkan merasa tidak berdaya menghadapi kenyataan tanpa dirimu?? Tamara aku mohon kembali lah maafkan diriku!! Aku berjanji jika Tuhan mengizinkan kita bersama lagi aku akan melakukan segala hal yang kau ingin, aku bahkan tidak akan mengabaikan atau pun memarahimu lagi, aku berjanji Tamara kembali lah ku mohon" rintih Althar dalam sedihnya.

Ya, setelah kepergian Tamara Althar merasa istana ini menjadi semakin sunyi, tidak ada keributan atau suara riang wanita itu, Althar bahkan mulai merasa hidupnya jauh lebih hampa dibanding sebelum nya. Meski dahulu mereka memang tidak begitu dekat tapi setidaknya althar masih bisa melihat atau mendengar suara bising yang Tamara buat. Ia juga tidak terlalu kesepian karena kadang kala mereka akan bertengkar karena sebuah kesalahan kecil. Meski menyebalkan namun althar menyukai hal itu, hal yang memang harus nya terjadi diantara pasangan suami istri.

Althar benar benar merindukan semua kehangatan Tamara dan kini ia benar-benar sadar bahwa selama ini dirinya terlalu keras pada wanita itu dan terlalu mengabaikan dirinya.

°°°°°°°°°°°°°°°°°°°°°®®®°°°°°°°°°°°°°°°°°°°°°°

Queen Evil  Eternal Love END Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang