Jangan lupa vote dan komen
Sudah satu minggu berlalu.,
Nadine juga sudah kembali ke kota tempatnya ia dan sang ayah tinggal, namun meski demikian Nadine tidak pernah mengatakan hal apa pun pada keluarga nya termasuk pada sang ibu.
Dan semua orang pasti tidak akan pernah percaya dengan apa yang ia alami hanya dengan koma tiga hari.Setelah hari itu Nadine jadi lebih banyak diam jujur saja meski dunianya adalah di sini tapi entah mengapa Nadine merasa ia jauh lebih senang saat berada di Arth, tidak ada hal yang begitu membebani nya seperti di sini, belum lagi ia harus kembali bergelut dengan keluarga sang ayah dan pekerjaan.
Tidak ada suami atau pun pelayan yang akan menghibur atau mengajaknya bicara bahkan menghormati Nadine dengan begitu agung.
" apa aku benar benar merindukan Arth? " batin Nadine sedih.
Sesampainya di kantor Nadine pun segera masuk kedalam ruangannya, namun sebelum ia benar benar masuk kini ia di cegat oleh beberapa gadis dengan wajah penuh tanda tanya.
" ka- kalian?? Apa yang kalian lakukan di sini? "
" ck harusnya kami yang bertanya padamu nat!! Kenapa kau tidak menjawab pesan atau telfon kami, bahkan kau juga tidak mengatakan apa pun sejak kemarin " protes salah satu gadis yang seperti nya sangat dekat dengan Nadine.
Ya, mereka semua adalah sahabat sekaligus anak buah Nadine di perusahaan.
Mendengar perkataan sang teman Nadine pun kini mulai ingat akan sosok teman-teman nya di dunia nyata, maklum lah 6 bulan di dunia lain cukup mebuat Nadine hampir saja lupa akan keadaan di didunianya.
" tidak banyak yang ku lakukan, aku hanya ---" ucapan Nadine terhenti saat ingat kenangannya di kerjaan. Semuanya seperti mimpi yang berakhir ketika ia bangun pagi, ia juga tidak tahu harus mencari semua hal itu kemana? Karena cerita negri Arth hanyalah sebuah legenda yang keberadaan nya masih menjadi rahasia.
" hanya apa nat?? Kau tidak ingin mengatakan pada kami apa yang lakukan selama liburan?? " ucap gadis lain meminta cerita.
" ah sudahlah teman teman, aku harus mengerjakan banyak laporan karena tertunda beberapa hari, aku akan ceritakan lain kali oke " balas Nadine yang merasa tidak perlu mengatakan apa pun pada teman teman nya.
" baiklah kalau begitu kami akan kembali ke ruangan, sampai jumpa nanti sore "
Pembicaraan singkat itu berakhir begitu saja, Nadine kini kembali ke dalam ruangan kerjanya dengan wajah muram. Ia merasa sesak jika mengingat semua hal tentang Arth terlebih tentang Althar, pria yang baru saja ia cintai bahkan bersama pria itu Nadine benar-benar merasa sangat nyaman hingga rasanya tidak apa jika ia harus tinggal di sana selamanya.
Belum lagi dengan berbagai hal yang sudah mereka lalu, Nadine belum pernah melakukan banyak hal untuk orang lain, namun untuk Althar seakan segalanya akan ia lakukan agar pria itu bahagia dan hidup dengan baik baik saja.
Yaa., Nadine mulai mencintai suami dari dunia lain itu, ia juga sangat menyayangkan karena selama enam bulan mereka baru bisa bersama sama sekarang. Hubungan yang begitu rumit dan berat pun pada akhirnya mampu Nadine hadapi karena ia memiliki Althar di sisinya.
" apa kita bisa bertemu lagi?? " bisik Nadine seraya menatap ke arah luar jendela yang membentang kan langit cerah.
Tak terasa langit sudah menggelap, Nadine juga sudah selesai dengan semua pekerjaan nya.
Malam ini ia akan kembali ke rumah sang ayah untuk makan malam bersama keluarga. Yap acara yang sudah wajib bagi Nadine untuk datang atau jika tidak kakek nya akan mulai mengoceh tentang perjodohan agar Nadine tidak terus berada di luar dengan bebas.Tak butuh waktu lama Nadine kini sampai di depan sebuah rumah besar, di sambut beberapa pelayan, wajah para pelayan itu kini membuat Nadine kembali teringat akan sosok ananta yang selalu menemaninya setiap hari bahkan sudah menjadi bagian dari hidupnya.
" selamat datang nona " sapa seorang wanita paruh baya, dan merupakan pelayan tertua di rumah ini.
" yaa terima kasih nyonya Lim " balas Nadine sopan.
" tuan besar dan ayah anda sudah menunggu anda di ruang makan" imbuhnya mempersilakan
Dengan langkah malas Nadine pun segera masuk kedalam sebuah ruangan besar bernuansa Tiongkok.
" malam kakek, malam ayah " sapa Nadine seadanya.
" kau sudah pulang? Bagaimana keadaan mu?? " sapa sang ayah dengan wajah teduh nya.
" yaa, aku baik baik saja ayah" balas Nadine singkat.
Mata Nadine kini beralih pada ibu tiri dan adik tirinya juga kedua paman dan bibinya serta dua sepupu laki-laki nya. Ia juga tak lupa memberi hormat dengan membungkuk pelan, Namun ada satu orang asing yang kini mengalihkan pandangan nya, seperti nya ia tidak pernah melihat pria itu.
" syukur lah jika kau baik baik saja bahkan setelah kembali dari desa " sindir sang kakek.
" terimakasih kakek " jawab Nadine datar.
" kenal kan dia adalah Ren jie Lee dia cucu sahabat kakek "
" Hai --" sapa Nadine ragu.
" Hai -- " balas pria itu seraya tersenyum.
" nak makanlah ini, kau sangat suka dengan sup kuah merah " ucap sang ibu tiri mencoba menawarkan makanan pada Nadine.
" oh ya, terimakasih bibi " balas Nadine pelan.
" ck kenapa kau masih saja memanggilnya dengan sebutan bibi " protes sang ayah.
Sementara Nadine hanya terdiam karena tidak mood untuk berdebat, ia masih merasa sedih karena kembali begitu saja tanpa berpamitan pada semua orang.
" apa pekerjaan mu berat hari ini? Kau tampak lelah!? " tanya Ren jie basa basi.
" lumayan tapi aku baik baik saja "
" syukur lah jika seperti itu "
" wah seperti nya kalian cepat sekali dekat " sindir Nico adik tiri Nadine
" apa yang sedang kau coba katakan Nik? " balas Nadine dingin.
" ahh sudah-sudah, sebaiknya kita makan, kalian jangan suka sekali menganggu suasana" sela sang ayah. Mengakhiri perdebatan kedua anaknya.
" Nadine, stelah ini kau harus banyak bicara pada Ren jie, karena kakek dan ayahnya sudah sepakat untuk membuat hubungan kami menjadi keluarga "
" a-- apa maksud kakek?? "

KAMU SEDANG MEMBACA
Queen Evil Eternal Love END
FantasyLOVE STORY FROM DREAM LAND l romance - comedy - fantasy- kingdom - historical - wuxia Kehidupan Nadine awal nya berjalan dengan normal, sebelum ia jatuh kedalam laut di tepian tebing tepat di bawah kaki patung Dewa Aramun. bagaimana tidak? dalam sa...