aaaa aku lagi bucin banget dah, padahal gaada yang di bucinin:((
dahlah galau bgt
wp berasa diary, jd ladang curhat
nulis ginian jadi pengen punya pacar, tolong, ayo jd pacar gua
...
“Make it right. And you'r mine, right now.”
—Nava Ardinatama
...
Beberapa menit perjalanan, mereka sudah sampai di rumah Nava. Gak, lebih tepatnya, rumah orang tua Nava.
Rumahnya sangat asri. Banyak sekali tanaman dan bunga-bunga yang terawat.
Manda menghembuskan nafas panjang saat mereka berdua sudah di depan pintu. Jantung Manda berdebar lebih cepat, ia bingung harus melakukan apa nanti.
Nava melihat kearah perempuan yang dari tadi sudah gelisah, tangannya beralih menggenggam tangan Manda.
"Dih, ngapain lo?" Manda melihat tangannya yang sudah di genggam erat oleh Nava.
Ia berusaha melepaskan genggaman, namun Nava makin mengeratkan nya.
"Nav, lepasin elahh." desak Manda, "Tangan gue gerah!"
"Nav!"
Nava tidak menghiraukan panggilan Manda, ia beranjak untuk membuka pintu.
Ceklek!
Sebelum menyentuh knop, pintu sudah terbuka lebih dulu. Dan muncul lah Bunda dengan satu pot tanaman yang terlihat sangat segar.
"Eh Manda!" Tegur Bunda. Ia memberikan pot tanaman kearah Nava yang membuat lelaki itu refleks melepas genggaman tangannya.
Dalam hati Manda berteriak senang karena Bunda Nava menyelamatkan nya.
"Kamu apa kabar?" Fira—bunda Nava bertanya dengan senyuman yang merekah, lalu memeluk Manda dengan erat.
Nava memutar bola matanya malas, ia jadi korban tanaman sang Bunda lagi.
Manda membalas pelukan Bunda dengan sedikit ragu, takut dibilang sok akrab.
"Baik kok, Tan." Sahut Manda dengan senyuman canggung.
"Bunda." Tegur Nava. Bunda segera melepas pelukannya.
"Apa sih, Nav? Ganggu aja." Jawab sang Bunda.
KAMU SEDANG MEMBACA
With you
Teen Fiction16+ "Maaf buat kejadian malam itu." Manda menoleh, sedikit tidak percaya mendengar Nava mengucapkan kata maaf. Nava menghela nafas panjang, nunggu jawaban Manda butuh berapa lama sih? "Make it right. And you're mine, right now." Deg! "Kok gitu si...