Ini 1

1.3K 57 80
                                    

"Puji balik apa susahnya?"

-Manda Defanya

Hi, salam kenal! Semoga selalu suka sama cerita ini! <33Jangan lupa vote komen yaw, moodboster banget soalnya xixixi

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

Hi, salam kenal!
Semoga selalu suka sama cerita ini! <33
Jangan lupa vote komen yaw, moodboster banget soalnya xixixi


...

"Gue udah peringatin buat lo gak bawa makeup lagi!"

"Tapi kenapa lo masih bawa?!"

"Lo tuh ya! Kenapa sih susah banget kalo di bilangin?"

"Keras kepala."

"Tuh bibir abis makan orok? Merah bener neng."

"Norak tau gak sih dandanan lo?!"

Cibiran-cibiran dari beberapa perempuan dihadapan Manda, membuat ia memutar bola matanya. Kesal.

Mereka adalah seniornya. Dengan penuh rasa kebenaran, mereka sangat siap untuk menegur beberapa siswi di SMA Rajawali yang tertangkap membawa makeup.

Terlebih lagi untuk menegur adik kelas, mereka akan semakin liar untuk melakukan hal yang bisa mendapatkan kesan —Senior's number one

Padahal, dengan kesan itu Manda malah semakin menjadi-jadi untuk menentang mereka.

Apalagi mereka menegurnya tanpa sadar diri.

Penampilan mereka jauh lebih norak daripada dirinya.

"Maaf kakak-kakak yang terhormat. Kalian mau ambil makeup gue? Silahkan. Gue gak masalah kok. Ambil aja," ujar Manda dengan penuh keberanian kepada 4 senior dihadapannya.

Manda mengambil nafasnya sejenak, "Lagian, nanti gue bisa beli lagi. Jangan kayak orang susah." sambungnya yang berhasil membuat para seniornya geram.

Dan Manda suka itu. Ia menampilkan smirk nya.

"Lo—"

"Oh ya!" potong Manda. "Sebelum ngatain hasil dandan gue, please ngaca. Dandanan kalian semua lebih norak daripada gue."

"Lo, alis lo miring." tunjuknya kepada salah satu seniornya

"Lo gak bisa nyesuain warna kulit buat pakai foundation." tunjuk Manda kepada perempuan yang tepat berada di hadapannya.

"Warna lips lo terlalu mencolok."

"Bedak lo gak rata."

Manda menunjuk satu persatu senior didepannya dengan wajah santai. Sedangkan wajah para seniornya sudah memerah padam, terlihat jelas bahwa mereka sedang marah.

Manda menyunggingkan senyumnya dengan kesan mengejek, "Bilang aja kalian mau minta ajarin gue buat dandan. Iya kan? Gak usah pake spik razia makeup. Palingan kalian cuma mau liat produk apa aja yang gue pake selama ini." ujar Manda, lalu melipat tangannya didepan dada.

"Kurang ajar lo!" bentak salah satu seniornya, Renata. Perempuan yang terdeteksi menyukai adik kelasnya, yaitu
Nava.

Renata mendorong bahu Manda cukup keras. Manda yang belum ada persiapan sejak tadi pun jatuh tersungkur karena tidak bisa menyeimbangi dorongan lawan bicaranya.

Perempuan itu meringis saat bokongnya tepat jatuh menyentuh rerumputan.

"Shit." umpatnya, ia langsung menatap tajam keempat senior yang sedang memandangnya dengan tatapan remeh.

"Ini awal karena lo udah berani sama gue, sayang." ucap Renata dan diikuti oleh tawa ketiga temannya.

"Cabut." Renata dan ketiga temannya pun meninggalkan Manda ditaman belakang.

Sedari tadi, mereka memang ribut ditaman belakang. Dan itu adalah rencana Renata agar ia bisa lebih bebas menegur Manda semaunya.

Renata tidak suka oleh Manda karena perempuan itu sangat suka membantah, dan selalu melawan. Ia tidak terima akan hal itu.

Manda menghela nafasnya kesal. Bukan kesal karena ia jatuh, namun ia kesal karena Renata. Perempuan itu selalu saja mencari kesalahan Manda, dan selalu mencari cara untuk menjatuhkannya.

"Ck,"

Manda kembali berdiri, lalu mengambil tasnya yang ada dibangku taman.

Ia mengecek kembali ke space rahasia yang ada didalam tasnya. Dan aman.

Lips limited edition nya masih aman dan tersimpan rapi didalam tasnya.

Bagi Manda, tidak apa-apa jika beberapa makeup nya diambil oleh OSIS. Yang penting tidak dengan Lips ini.

Manda menyandang ransel dibahunya, lalu ia bergegas pergi ke kelasnya sebelum jam pelajaran dimulai.

Namun, saat koridor ia berpas-pasan dengan teman seangkatannya yang terkenal sangat tampan, kelas mereka memang berlawanan arah.

Manda berhenti dari jalannya, begitu juga dengan Nava.

Nava menatap Manda dengan alis yang diangkat, dengan maksud bertanya.

"Hai ganteng!" ujar Manda sembari tersenyum lebar.

Namun, setelah mendengar itu Nava melanjutkan perjalanannya tanpa menghiraukan perempuan itu.

Manda memasang raut wajah masamnya setelah mengetahui respon Nava yang tidak sesuai harapan.

"Puji balik apa susahnya?"

***

Jangan lupa masukin cerita ini ke library kalian biar tau alurnya lebih jelas yaa!

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

Jangan lupa masukin cerita ini ke library kalian biar tau alurnya lebih jelas yaa!

Makasih banyakk buat kalian yang udah nyempetin baca cerita aku!

Jangan lupa vote dan komen biar aku semangat nulisnya! Mohon dukungannya yaa!

Love you all! 💙

With youTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang