Ini 5

413 21 41
                                    

Untung muka lo nolong. Kalo kaga, gue tendang juga ni.”

—Manda Defanya

—Manda Defanya

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

...

"YES!!"

Sorakan dari satu kelas ke kelas lain menggema di penjuru sekolah.

Bagaimana tidak? Hari ini masih jam 9 pagi, dan mereka di kabarkan pulang cepat.

It's a good information!

"KYAA AKHIRNYA GUE GAK KETEMU GURU-GURU NGESELIN YANG NGAJAR HARI INI!!" teriak Kanya sembari jingkrak-jingkrakan.

"Bye semaek!!" tambah Lina, salah satu teman Manda yang duduk di depannya.

Fyi; Semaek adalah singkatan dari pelajaran Sejarah, Matematika, dan Ekonomi yang akan dipelajari hari ini dengan guru yang terkesan menyebalkan.

Tanpa basa basi lagi, mereka mengemas bukunya dengan terburu-buru lalu bergegas untuk pulang. 

Namun berbeda dengan yang lainnya, perempuan yang duduk disamping Kanya hanya diam sembari menatap layar handphonennya.

Kanya yang menyadari hal itupun langsung menepuk bahu Manda, menyadarkannya dari lamunan.

"Woi! Ngapa lu, Nda?" tanya Kanya, lalu kembali duduk setelah aksi jingkrak nya selesai.

"Diem-diem bae, awas kesurupan!"

Manda yang tadi menatap layar handphone, kini beralih menatap Kanya dengan tatapan sinis.

Kanya tersenyum kikuk dibuatnya, "Ngg.. Becanda," Kanya menunjukkan dua jarinya.

"Diem salah, gabisa diem salah." ketus Manda lalu menyandarkan tubuhnya dikursi.

"Enggak kok, lo gak salah, lo selalu benar." sahut Kanya mengejek.

"Btw lo gak kena razia hari ini, Nda? Disini gak liat nama lo soalnya." Kanya menampilkan layar handphonenya ke depan wajah Manda. Dan hanya dibalas dehaman oleh perempuan disebelahnya.

Kanya mengernyitkan dahinya heran, tidak biasanya Manda diam seperti ini.

"Nda, mood lo lagi gak bagus banget ya hari ini?" tanya Kanya kepada Manda yang beralih menidurkan kepalanya diatas meja.

Manda mengangguk mengiyakan. "Kenapa?" tanya Kanya sembari membenarkan posisi duduknya menghadap kearah Manda. "Cerita sama gue." suruhnya.

Manda menghela nafas pasrah, "Mobil gue mau dijual." gumamnya yang masih bisa di dengar oleh Kanya karena situasi kelas yang sepi, bahkan hanya tersisa mereka berdua karena yang lainnya sudah pulang.

Kanya membulatkan mulutnya tidak percaya. "Serius?" tanyanya. Manda mengangguk.

"Kok bisa??"

"Gue gak tau detailnya. Tapi mobil gue dijual karena keuangan keluarga gue menurun, dan kantor bokap lagi gak stabil," jawabnya.

With youTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang