"Kalo bukan di tolak, berarti di buang?"
—Manda Defanya
...
"Johny Orlando, lo kenapa gak pernah ngasih tau kabar lo ke gue sih? Padahal gue gak pernah absen ngasih kabar buat lo."
"John. Asal lo tau, mood gue bener-bener gak ada akhlak banget. Bawaan nya kesel mulu."
"Untung tadi gue bisa kontrol emosi pas lawan Renata. Kalo gak, udah gue bacok kali."
Manda bermonolog kesal di tengah-tengah koridor sambil menatap handphonenya. Ia berjalan menuju auditorium, itu satu-satunya tempat yang kini ada di fikirannya sekarang.
Manda menghela nafas beratnya, ia masih memikirkan tentang perjodohan yang orang tuanya ucapkan kemarin. Perkataan itu benar-benar mengganggu fikirannya.
Kini Manda sudah sampai di depan pintu auditorium. Ia segera membuka pintu, namun sebelum itu ia cek situasi terlebih dahulu.
Koridor sepi, tidak ada guru ataupun penjaga yang lewat.
Situasi aman.
Manda kembali melanjutkan aksinya, ia memegang knop pintu lalu membukanya secara perlahan.
Ctek!
Belum sepenuhnya ia membuka pintu, tangannya sudah seperti ditarik karena ada yang membuka pintu itu secara kasar.
Karena terkejut dan belum ada persiapan, Manda tidak bisa menyeimbangi langkahnya. Ia terhuyung kedepan.
Brak!
Handphonennya terlempar ke sembarang arah. Ia tersentak, namun bukan karena handphonennya jatuh. Melainkan karena ia merasa ada sesuatu yang menahan tubuhnya.
Deg.
Tubuh kekar yang lebih tinggi darinya, dengan aroma maskulin benar-benar membuat fikiran Manda melayang kemana-mana, bahkan handphonennya yang terlempar saja ia tidak perdulikan.
Ia mematung, siapa lelaki yang ada di dekapannya sekarang?
Setelah jeda beberapa detik kemudian, kedua pemuda itu sadar akan hal yang mereka lakukan.
Keduanya menjauh menjaga jarak. Dengan jantung yang tiba-tiba berdetak lebih cepat.
Manda mengangkat kepalanya, melihat wajah lelaki yang baru saja menahan tubuhnya agar tidak jatuh.
"What?"
Manda membuka mulutnya tidak percaya. Nava?!
Namun berbeda dengan ekspresi Nava. Ekspresi lelaki itu susah ditebak. Namun ia menatap mata Manda sangat lekat.
KAMU SEDANG MEMBACA
With you
Teen Fiction16+ "Maaf buat kejadian malam itu." Manda menoleh, sedikit tidak percaya mendengar Nava mengucapkan kata maaf. Nava menghela nafas panjang, nunggu jawaban Manda butuh berapa lama sih? "Make it right. And you're mine, right now." Deg! "Kok gitu si...