Ini 23

183 10 0
                                    

"Gue juga pengen banget hidup sesuai apa yang gue rencanain."

-Manda Defanya

***

***

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

***

Jujur, jika saja Manda memiliki pekerjaan sekarang juga, ia pasti lebih memilih agar ayahnya berhenti bekerja, dan hidup seperti biasa tanpa adanya perjodohan.

Kali ini Manda benar-benar lelah dengan semuanya. Mendengar kabar yang di bilang sangat baik bagi kedua orang tuanya, tapi terdengar sangat buruk untuk dirinya.

Bagaimana tidak? Kakek Nava ingin Manda dan Nava segera menikah saat naik ke kelas 12.

Manda kini sedang berada di dalam kamarnya, ia menyalakan musik kencang-kencang agar suara tangisnya tidak terdengar.

"Fck! Mana ada nikah muda? Nikah dini yang ada!"

Manda menggerutu sebal. Papanya bilang, tradisi perjodohan ini berasal dari kakek Nava yang paling leluhur.

Kakek Nava tidak ingin ada yang bekerja sama dengan perusahaannya tanpa ikatan keluarga, karena takut tertipu ataupun ada yang korupsi.

Tama's company adalah nama perusahaan keluarga Nava. Perjalanan berdirinya perusahaan ini sangatlah panjang, namun mengesankan.

Dimana dulu mereka selalu di remehkan, dan di sebut perusaahan yang tidak memiliki masa depan karena 'Visi dan Misi' nya yang terbilang kuno dan aneh.

Namun lihat, sekarang perusahaan ini sangat besar dan mendunia.

Jika ada yang ingin bekerja sama juga mereka sangat pemilih. Tidak sembarang orang bisa bekerja sama dengannya.

Karena taruhannya adalah cucu dari anak-anak sang kakek.

"Gue denger cerita tentang perjodohan bisnis ini kok kayak, miris banget gitu loh anjir? Padahal gue juga korban!"

"Tapi, kasian ama cucu-cucunya si kakek! Iya gak sih? Mereka pasti punya pilihan sendiri buat pendamping hidupnya. Tapi kalo ujung-ujungnya di suruh menikah buat bantu orang lain, ya kasian."

"Kayak Nava contohnya. Walaupun dia sendiri setuju, tapi gue gak enak!"

"Kalo udah berkeluarga, rencana hidup bakal berubah gak sih? Kan udah punya pasangan. Masa mau pake plan sebelum nikah?"

"Gue juga pengen banget hidup sesuai apa yang gue rencanain."

Tangisannya kini beralih dengan pikirannya.

Ia bergelut dengan pertanyaan, dan jawabannya sendiri.

"Gue pusing mikirin nya."

Manda mengusap air matanya yang masih tersisa di pipi. Ia pergi ke toilet, lalu mencuci wajahnya.

With youTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang