Ini 4

377 27 25
                                    

“Apa segitu kecewanya?”

—Rizal Defata

—Rizal Defata

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.


...

Sinar matahari mulai memasuki ruangan kamar Manda lewat celah ventilasi.

Tidak lama kemudian Desi datang untuk membangunkan anaknya, namun sebelum itu ia membuka tirai jendela yang masih tertutup rapat.

"Manda, bangun." Desi mengusap puncak kepala anaknya yang masih terlelap di kasur queen size nya.

Manda hanya menggeliat, lalu mengucek matanya yang masih ngantuk.

"5 menit, Ma." sahutnya dengan suara serak khas orang yang baru bangun tidur.

"Gak ada 5 menitan." cegah Desi, "Cepet sekarang kamu bangun, udah jam 6." lanjutnya setelah ia melihat jam di dinding kamar pastel Manda.

"Hmm," hanya dehaman yang keluar dari mulut Manda.

"Bangun atau mama siram?" ancam Desi kepada anaknya sangat susah untuk bangun pagi.

Manda yang mendengar ancaman itu pun langsung membuka matanya lebar-lebar. "Nda udah bangun daritadi, Ma." alibi perempuan itu.

"Yaudah kalo gitu Nda mandi dulu ya, Ma." Manda bangun dari tidurnya, lalu mengecup pipi Desi sebelum melakukan ritual mandinya.

Desi menggelengkan kepalanya setelah melihat tingkah Manda. "Ada-ada aja alesannya."

Kini dimeja makan sudah ada Manda, Desi dan Rizal yang sedang menyantap makanan mereka.

Suasana di meja makan sedikit hening, hanya ada suara sendok dan piring yang beradu.

Manda meminum susu putihmya, lalu melihat jam yang melingkar di tangannya.

"Manda berangkat ya, Ma, Pa." Manda bangkit dari duduknya, setelah itu menyandangkan ransel di bahu kanannya.

Setelah itu ia menyalami tangan kedua orang tuanya.

"Papa antar," ujar Rizal. Manda mengerutkan keningnya bingung.

Sejak kelas 11 ia sudah dibolehkan untuk membawa kendaraan untuk pergi ke sekolah oleh orang tuanya. Namun sekarang kenapa Rizal mau mengantarnya?

"Kenapa diantar, Pa? Manda udah boleh bawa mobil ke sekolah, kan?"

Rizal bangkit dari duduknya, lalu beralih mengambil kunci mobil.

"Iya," jawabnya singkat.

"Terus kenapa sekarang di antar?" tanya Manda, terlihat jelas dari raut wajahnya, ia bingung. "Bensin Nda masih cukup kok buat ke sekolah." sambungnya.

With youTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang