“Kenapa makin ganteng sih? Jadi nambah berharap kan!”
—Kanya Ayara
...
Jam pelajaran pertama sudah dimulai sejak 20 menit yang lalu.
Manda menidurkan kepalanya diatas meja, ia sangat mengantuk pagi ini. Beruntung guru yang mengajar sedang ada urusan, jadi guru itu tidak masuk selama 3 jam pelajaran.
"Nda? Lo kena razia Osis lagi?" tanya Kanya, perempuan yang duduk disebelahnya setelah membaca pengumuman –Siswa yang terkena razia hari ini– di grup angkatan.
Manda mengangguk mengiyakan pertanyaan Kanya dengan santai. Kanya menggelengkan kepalanya.
"Setiap hari lo kena razia, makeup lo disita setiap hari, dan lo masih ngelakuin hal yang sama?" tanya Kanya jengah terhadap perilaku sahabatnya.
"Gak pernah belajar dari kesalahan." cibir Kanya, Manda tetap tidak peduli.
"Gue masih bisa beli lagi." sahutnya.
"Iya gue tau lo bisa beli lagi, bahkan kapan aja lo bisa beli."
"Tapi ini bukan cuma masalah bisa beli lagi, Nda. Ini berpengaruh ke nilai sikap lo." tutur Kanya menasihati, ia tidak mau sahabatnya salah jalan.
"Bisa aja lo gak lulus." Kanya berkata dengan entengnya dibalik handphone yang ia genggam.
"Elah segitu amat," Manda memutar bola matanya.
"Inget, Nda. Lo udah kelas 11, seharusnya lo mikir untuk masa depan lo." Kanya masih berusaha untuk merubah pola fikir Manda yang sudah berkarat. Semua dianggap enteng oleh sahabatnya itu.
"Masa depan gue udah ada. Johny Orlando, my baby." jawab Manda dengan halusinasinya. Lalu mengangkat kepalanya yang sedaritadi ia letakkan diatas meja.
"Gue lupa kalo gue belom kabarin Johny hari ini." Manda membuka handphonennya dan mengetikkan sesuatu disana.
Ia setiap hari selalu saja memberikan pesan untuk pria yang ia sebut, walaupun ia tau kalau tidak akan ada balasan.
Kanya memutar bola matanya. Sifat sahabatnya ini susah ditebak.
Terkadang Manda menjadi orang yang pemberani, girly, dan friendly. Namun ada juga hal yang selalu melekat dengan dirinya, yaitu berhalusinasi.
KAMU SEDANG MEMBACA
With you
Teen Fiction16+ "Maaf buat kejadian malam itu." Manda menoleh, sedikit tidak percaya mendengar Nava mengucapkan kata maaf. Nava menghela nafas panjang, nunggu jawaban Manda butuh berapa lama sih? "Make it right. And you're mine, right now." Deg! "Kok gitu si...