14. START

35.7K 6.4K 64
                                    

~ oOo ~

⭐ H A P P Y R E A D I N G ⭐

~ oOo ~

Matahari memarkirkan motornya di sebuah markas yang tersembunyi di tengah hutan dan tidak banyak diketahui oleh orang-orang, hanya dirinya, ke-lima kembaran nya, dan seluruh anggota pasukan nya yang mengetahui tempat ini.

Matahari masuk, dengan pintu yang otomatis terbuka setelah mengetahui identitas dari Matahari.

Penjaga yang berada di sisi kanan dan kiri pintu bertekuk lutut kepada Matahari.

"Where?" Tanya Matahari pada salah satu anggota nya yang menunduk dihadapan nya.

"Di ruang eksekusi, Light"

Anak buahnya memanggil sebutan Light untuk Matahari karena artinya adalah Cahaya, itu adalah titah dari Matahari sendiri.

Matahari berjalan menuju ruang eksekusi yang tertutup rapat dan memasukinya, sementara kelima kembaran nya yang baru saja datang membuntutinya di belakang.

Di dalam ruang eksekusi, Seorang pria dengan wajah tanpa ekspresi dan kedua tangan nya yang sudah terikat di antara tiang besi yang kokoh.

"Hah, dateng juga lo. Sampah!" Pria itu mengejek Matahari yang tersenyum miring.

Sementara Merkurius, Bumi, Mars dan Jupiter berhenti mendadak dikarenakan Venus yang menghentikan langkahnya saat melihat apa yang berada di dalam ruang eksekusi.

"Babibababi banget sumpah!" Jupiter merutuki seluruh kembarannya karena Jupiter hampir saja mental jika ia tidak bisa mengendalikan dirinya.

Mars memutar balik kan badan nya, melihat Jupiter yang mengeluarkan kata kata kasar.

"Hidup lo kenapa si? Drama banget kayak nya."

"Your head! Awas lo, sampe rumah gue bantai! Kalo perlu disini, hayuk gelud we lah?!" Jupiter mengancang acangkan kuda kuda pada Mars.

Mars pun begitu, samanya. ia juga memasang kuda-kuda untuk berjaga jaga jika Jupiter akan menjitaknya.

"Lo berdua diem kenapa si? Pending dulu ribut nya!" Bumi melerai.

"Wohoho, pantes. Si Atta, marah nya bukan main. Ternyata mau ngadepin guguk modelan kaya lo?" Merkurius tertawa, meremehkan seseorang di hadapan nya.

Jupiter dan Mars yang tadi sudah memasang kuda-kuda menyudahi aksinya, lantas ikut melihat siapa orang yang bisa memancing amarah Matahari.

"Oh jadi elo? Najis. Udah gue bilang jan maen-maen sama keluarga gue! Dasar tua bangka, inget lo udah uzur."

"Sembarangan, umur gue masih empat puluh dua tahun. Masih muda!" Bentak nya tak terima.

Jupiter hendak berjalan ke arah nya, namun lebih dulu dicegah oleh Matahari. Jupiter hanya menarik senyum simpul, dan mempercayakan semuanya pada Matahari.

Sedangkan Venus, hanya berdiri saja. Menyandarkan dirinya pada tembok besar yang kedap suara.

"Ini yang gue nanti-nanti."

Ujar Bumi sambil mengeluarkan sitck pocky-pocky nya dan bersiap menonton pertunjukan yang akan di sajikan di hadapan nya.

"Anjir, jangan bilang lo ketularan Jupiter!" Bumi menabok tangan Mars yang hendak mengambil pocky-pocky nya.

"Elah, kita kan cs!"

Matahari berjalan pelan, namun sebelum itu ia lebih dulu mengambil sebuah pisau lipat yang terletak di meja yang berada di pojok ruangan. Mengasahnya kembali sampai pisau itu menjadi lebih tajam sehingga menimbulkan suara decitan antara logam yang di gesekkan.

Setelahnya, Matahari berjalan menuju target. Memperlihatkan betapa tajam nya pisau yang ia asah barusan, dengan menggoreskan nya pada pipi target.

Sreet

Darah segar megalir dengan mudahnya. Target merintih perih, sedangkan Matahari hanya menyeringai.

"Wanna play with me, mr. George?"

...

|BERSAMBUNG|

vote and comment jangan lupa

T B C ♡
S E E Y O U

SIXTWINS [ TERBIT ] Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang