15. FLASHBACK 1

35.7K 5.6K 74
                                    

~ oOo ~

⭐ H A P P Y R E A D I N G ⭐

~ oOo ~

Flashback on

KOTA KEMBANG, BANDUNG

Matahari, Merkurius, Venus, Bumi, Mars dan Jupiter sejak tadi mondar mandir di halaman rumahnya, menanti kan kedatangan kedua orang tuanya yang sangat mereka rindukan.

"Ami sama Daddy mana sih? Lama banget." Bumi khawatir, menggigit stick pocky-pocky nya yang tak luput dari genggaman nya.

"Iya, jadi gak nih kita pindahnya? Gak sabar mau netep di jakartuy, pasti gak kalah banyak cewe geulish nya!" Ucap Merkurius.

"Yagusti, tobat atuh kuy. Itu si lilis, erna, siti, romlah, ainul, maemunah, raisa, sama sinta aja masih nunggu kepastian dari lo. Udah ancang-ancang mau ngegebet cewe jakarta, tobat sia!"

Mars menahan emosi nya, melihat saudara nya memberi harapan palsu kepada banyak wanita.

"Gue doain, lo kena kurma!" Sumpah serapah Jupiter pada Merkurius.

"Karma, bodoh." Mars menoyor kepala Jupiter.

"Diem kenapa sih lo pada? Anteng kan enak diliatnya ganteng kayak Venus."

Omel Matahari pada ke-empat kembaran nya yang tidak bisa berhenti berbicara, sedangkan Matahari tidak henti hentinya meresahkan kedua orang tuanya yang tak kunjung datang.

Seorang wanita paruh baya tetapi masih terlihat cantik dan awet muda dengan wajah khas china nya pun datang menghampiri cucu-cucunya yang sejak tadi tidak henti hentinya menanti kedua orang tua mereka.

"Wo de sunzi, ni weisheme hai zai waimian?" (Cucuku, kenapa kamu masih berada di luar?) Tanya nya lembut dengan menggunakan bahasa mandarin.

Keturunan Grissham, sudah di pastikan faseh menggunakan bahasa mandarin. Karena sudah menjadi suatu hal yang wajib dalam tradisi mereka, bahkan harus ada dalam kehidupan sehari hari nya.

"A, naina.women hai zai deng baba mama, tamen bu lai." (Ah, nenek. Kami masih menunggu Ami dan Daddy, mereka tidak kunjung datang)

Jawab Matahari dengan wajah penuh khawatir.

Sang nenek pun mendekati Matahari dan mengusap surai indah nya, membantu meredakan kehawatiran yang juga di rasakan oleh nya.

"Yexu tamen kun zai chengshi de jiaotong zhong." (Mungkin mereka terjebak kemacetan kota)

"Keshi naina, haojiule. Atta ganjue dao you huaishi fasheng." (Tapi nenek, sudah lama sekali. Atta merasa ada hal buruk yang terjadi)

Kemudian Mars ikut duduk di sebelah neneknya, dan membantu meredakan sifat emosional yang dimiliki matahari.

"Lengjing yixia, tamen keyi haohao shaogu ziji." (tenang, mereka bisa menjaga diri dengan baik) ucap Mars pada Matahari.

"Iya, lo tenang aja. Mereka pasti baik-baik aja kok." Tambah Merkurius.

"Rilex." Venus tersenyum hangat pada Matahari.

"Hǎo ba, jìnlái." (oke, ayo masuk) ajak nenek pada seluruh tata surya.

"Apa naina? Ngajak joget?!?" Tanya Jupiter heboh pada Sang nenek.

Nenek nya pun memasang ekspresi kebingungan.

"Apaan sih lo?" Tanya Bumi ketus.

"Lah itu, kata naina 'hobah! Dia ngajakin duel? Apa gimana? Bang, ayo bang. Kapan lagi dangdutt——SAKIT SETAN!"

Maki Jupiter, saat Mars menampol mulut Jupiter menggunakan sendal swallow yang baru saja ia beli kemarin di supermarket.

"Apaapa?! Mau lagi?" Tanya Mars sambil mengangkat tinggi-tinggi sendalnya.

"Anak sultan kok make swallow." ejek Jupiter.

"Lah? Masalah buat lo. Gue mah merakyat, Emang nya lo? Sombong nya ngelebihin setan!"

"Ngeles aja lo, Marsha! Em—–"

Semua diam, saat Venus menerima panggilan dari seseorang.

"Halo, apa benar ini dengan anak dari Bintang dan Bulan?" Tanya orang di seberang sana.

"Y."

"Hohoho, sok singkat sekali anda."

Merasa penasaran, Matahari menghampiri Venus.

"Siapa sih nus? Daddy ya?" Tanya Matahari antusias, lantas langsung merebut ponsel yang di genggam Venus.

"Hallo, Daddy sama Ami kemana aja? Kita nungguin loh dari tadi. Kalian jahat banget, buat kita nunggu. Nunggu itu gak enak lho Dad!"

"Saya bukan Daddy kamu, manis."

Matahari membelalakkan matanya kaget, suara ini memang bukan lah suara milik Daddy nya. Sangat jauh berbeda.

"Siapa lo?!" Tanya Matahari tegas.

"Saya? Saya George. Dan saya adalah malaikat maut untuk orang tua kalian, percuma saja kalian menunggu mereka. Karena sekarang mereka berada dalam genggaman saya!"

"Mereka lecet sedikit aja, LO MATI!" ancam Matahari.

"Santai dong baby girl, kam—–"

"Firasat gue, gak pernah salah."

Matahari memutuskan sambungan sepihak, lalu segera menyuruh Venus untuk melacak keberadaan pemilik nomor yang barusan menghubunginya.

Setelah dirasa menemukan nya, Matahari, Merkurius, Venus, Bumi, Mars, dan Jupiter segera menyusul keberadaan kedua orang tuanya.

Tidak ada candaan dan tawa di antara mereka, karena suasana sangat genting dan menangkut nyawa orang-orang yang mereka sayangi.

Bersambung..

 
  ...

|BERSAMBUNG|

vote and comment jangan lupa

T B C ♡
S E E Y O U

SIXTWINS [ TERBIT ] Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang