8. RUN

52.7K 8.2K 130
                                    

~oOo~

⭐ H A P P Y R E A D I N G ⭐

~oOo~

Karena ini adalah waktunya kelas belajar mengajar, jadi kantin cukup sepi dan hanya diisi oleh beberapa murid teladan lainnya. Maka jadilah, kantin yang sepi mendadak ramai karena Merkurius, Mars, Bumi dan Jupiter mengisi tempat umum tersebut.

Ralat, murid Telatan.

"Hwahwahwa! Twernywatwa gwe gwak swendwirwian bwre. adwa mway swistwah ywang bwawel, swi atwa!"

Heboh Jupiter sambil mengunyah makanan yang masih ada di dalam mulutnya, saat mengetahui dirinya sekelas dengan saudari kembarnya Matahari.

"Keselek, tau rasa lo." Sakas Merkurius sambil menunjuk nunjuk ke arah Jupiter yang masih tersenyum sombong mengejek saudara kembarnya.

"Sombong amat lo!" Ujar Mars sinis, sambil menyeruput sisa Lemon Tea nya.

"Wah, angel iki angel." Bumi menggeleng, sambil mengorek res-resan yang tersisa di kemasan pocky-pocky nya.

"Akhirnya, gue sekelas sama my princess."

"Gaye lo my princess, dia punya kita semua!" Jawab Mars tak terima.
.
"Ya bodoamts, ay don ker yess" Jawab Jupiter tengil.

"Gue rasa nih, si Atta lagi misuh misuh sama Venus karena sekelas sama Jupiter bukan sama kita-kita." Jelas Merkuy.

"Gue se-tubuh." Bumi menjawab, lalu di balas tatapan sengit dari ke-tiga kembarannya yang lain. Ya tau, terbiasa sama yang namanya Bo—lot. Apalagi si Merkurius, udah Khatam banget sama yang begituan.

Bumi menyengir, lalu mengacungkan tanda peace dengan jarinya.

"Setuju, maksudnye."

"Sotoy ente pada, mana ada Matahari alias Atta kepanasan deket manusia kaya gue yang ganteng nya gak manusiawi kayak So'unwoo, ada juga gue yang kepanasan kali deket Matahari."

Semua menengok ke arah Mars, yang memplaylist ulang suara Jupiter saat mengatakan dirinya yang akan kepanasan di dekat Matahari.

"Send to Atta." Satu kata, yang keluar dari mulut Mars dengan penuh penekanan.

Setelahnya, Mars berlari terbirit birit menghindari serangan yang akan didapat dari Jupiter yang masih shock karena jika Atta tau, pasti dirinya akan mendapat hukuman dari seluruh anggota keluarga, bahkan arwah-arwah nenek moyang nya juga akan menggentayanginya.

Merkurius dan bumi menahan tawanya, melas. Melihat adik kembarannya selalu terkena bully secara halus dalam hubungan persaudaraan nya.

"Sabar ya, My little Brother." Ucap Merkurius sambil berdiri dan berancang-ancang pergi dari tempat ini.

"Mau, kemana lo ber-two?" Tanya Jupiter lirih.

"Jupiter, nih gue panggil lo Jupiter nih. Lo kan imut, unyu, tampan tiada tara sejagat tata surya tapi masih tampanan gue dibawah Venus."

Puji Merkurius sambil mesem mesem dengan wajah tengilnya, dan Bumi yang membuang muka karena ingin muntah mendengar pujian dari Merkurius untuk Jupiter.

"Gosah muji muji! Mau apa lo berdua?!"

Sakas Jupiter penuh curiga pada kedua makhluk yang berada di hadapannya.

"Lo baik banget, Jup. Udah gitu rendah hati." Tambah Bumi sambil menahan tawanya.

"Curiga, aing. Mau apa lo setan?!" Gretak Jupiter.

"Kita, duluan. Lu bayarin dulu yaks, pappay!" Ucap Merkurius sambil menarik Bumi dan lari terbirit birit meninggalkan empat mangkuk bakso yang belum di bayar.

Jupiter sudah menduga, dirinya akan kembali dinistakan oleh saudara kembarnya. Memang laknat, minta
dikutuk!

"Dek, semua nya jadi seratus dua ribu ya." Tagih abang-abang penjual bakso di kantin kepada Jupiter.

"Bang, duit saya cuma lim—"

"Jangan banyak alesan! Sudah sering murid murid disini nipu saya, alesannya bapaknya bangkrut mendadak lah, ibunya gak ada job nge-BO. Kamu mau alesan apa? Rezeki tersumbat karena amalan cuma sebiji jagung kamu?!"

Hadeuh, abang tukang bakso ini belum mengetahui bahwa pemuda dihadapannya adalah keturunan Grissham. Kalau tau, mungkin ia sudah meringkuk di bawah etalase nya.

Abang tukang bakso itu menyemprot habis habisan Jupiter yang sedang menahan tangisnya, lalu jupiter terpaksa mengeluarkan selembar uang berwarna merah.

"Korting bang, dua rebu." Melas Jupiter.

"Mana bisa?!"

"Korting dua rebu, atau saya gabayar nih." ancam Jupiter.

Abang tukang bakso itu menimang-nimang, hah. Yasudahlah, daripada dirinya rugi bandar.

"Yaudah, sini." Abang tukang bakso menarik langsung uang yang masih berada di tangan Jupiter, mengambil mangkuk bakso dan segera pergi ketempat dagangannya, menyisakan Jupiter yang diam ditempat.

Jupiter geregettan, ia rasanya ingin mencabik cabik wajah saudara saudari kembarnya.

Jupiter geregettan, ia rasanya ingin mencabik cabik wajah saudara saudari kembarnya

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

...

|BERSAMBUNG|

vote and comment jangan lupa

T B C ♡
S E E Y O U

SIXTWINS [ TERBIT ] Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang