31. CHANGED

20.9K 3.9K 127
                                    

~ oOo ~

⭐H A P P Y R E A D I N G ⭐

~ oOo ~


"Lo Amoli, kan?"

Tatapan mata mereka terkunci sesaat, namun Amoli sempat membuang muka sebentar dan kembali menatapnya dengan sengit.

Kini Amoli yang tempo hari ia katakan tidak enak untuk dipandang karena dekil terlihat sangat bersih, rambut yang tadinya menggimbal kini terlihat rapi dengan panjang sebahu dan jangan lupa rambutnya kini bukan keriting, namun curly dengan warna hitam pekat. Lalu wajahnya, kini terlihat seperti memakai sedikit riasan remaja yang tipis. Lalu bodynya? jangan ditanya. Kalo Jupiter orangnya tidak gengsian, dia pasti akan mengatakan 'Uwaaaawwwadidaaw'.

"Lo abis operasi dimana, Mol?!" Tanyanya secara dramatis.

Amoli menyerngitkan dahinya, dan sedetik kemudian ia mengetahui, bahwa lelaki dihadapannya yang setengah wajahnya tertutupi masker adalah Jupiter. Anak baru yang duduk di samping bangku nya.

"Minggir."

"Gak bisa. Lo harus give me that ice cream you took first."

"Gak usah sokap!" Sentak Amoli, membuat Jupiter agak terkejut "Aku duluan yang ambil. Awas, mending kamu minggir deh."

"Ogah. Sini ice cream gue!"

"Enggak. Lagian, ini ice cream udah aku pegang. Indeed, you're not disgusted when you eat my ex?"

Waddoooooh, kok omongannya rada nusuk di relung hati ya? Ini niatnya si Amoli nyindir, tapi kok ngaluuuuus banget.

"Ax ex ax ex, udeh kaya sebutan mantan." Jupiter menyentakkan kepalanya "Ngapain gue jijik, itu ice cream masih di bungus. Kecuali udah lo jilat, baru gue ogah."

Jupiter menarik nafas sebentar "Itu ice cream gue duluan yang liat, sini!" Jupiter ingin mengambil ice cream yang masih digenggam erat oleh Amoli.

Amoli berusaha menghindar dan menerobos jalan yang dihadang Jupiter "Jangan ngocol!"

"Kasih dulu ice cream nya ke gue. Baru gue minggir."

Padahal mah ya, ini Jupiter kalo minta sama bapaknya buat beliin pabrik ice cream nya juga bisa. Tapi ya namanya juga Jupiter, bukan Jupiter namanya kalo gak ngeribettin.

Tapi Amoli Bukannya memberi apa yang Jupiter minta, Amoli justru mengacungkan jari tengahnya dan bergerak cepat menuju kasir.

Saat Jupiter ingin mengejar Amoli, Venus lebih dulu menahan tangannya "Mana barang lo?"

"Lepasin, lepas, lepasin gue!" Ucap Jupiter dengan tubuh yang memaksa ingin dilepaskan. Sementara Amoli, sudah lebih dulu keluar dari minimarket.

"Lepasin, anying! Gara gara lo——monyet!"

Jupiter nyusruk, karena Venus mengabulkan permintaan Jupiter untuk melepaskan tangan Jupiter dengan tiba tiba. Jadinya, secara dramatis Jupiter nyusruk di tempat. Mana lagi banyak orang, kan. Sakit nya sih gak seberapa, malunya itu loh. Untung dia make masker.

Jupiter buru buru bangkit "Lo tuh ya!" Tangannya mengepal, tapi karena tubuhnya lebih pendek dibanding kakaknya Venus, jadi Venus tinggal mendangak, dengan arti dia mengatakan 'apa'. "Awas lo!"

Jupiter balik badan, berniat mencari barang barang yang ia ingin beli sebelumnya yaitu snack "Lima menit." Kata Venus.

Jupiter menyentakkan kepala. "Apanya lima menit?!"

"Belanja."

"Ck, gue baru beli coklat doang. Belom snack, mie, skin—" Venus lebih cepat memotong. "Lima menit, or you go home on foot." Jupiter mendengus kasar "Iya!"

Dengan cepat, Jupiter mengambil langkah seribu untuk membeli apa saja barang yang perlu dibeli sambil sesekali bergumam.

"Tapi tadi beneran Amoli kan ya?"

...


Airleey dan Mita kini sedang berada di sebuah restaurant ternama, mereka baru saja selesai makan malam.

"Udah?" Tanya Airleey pada sepupunya.

"Udah kok, yok."

Setelah itu, mereka pergi menuju tempat dimana mobil Airleey di parkir, lalu mereka pun memasuki mobilnya.

"Sealtbelt, jangan lupa."

"Iye, bawel." Hening sejenak, sebelum Mita membuka suara "Anyway, lo apa kabar sama Glowly?"

Pertanyaan Mita barusan membuat Airleey mengerem mendadak dan mengakibatkan kening Mita menghantam dashboard. "Lo gila?!"

"Sori. Lagian, lo ngapain sih nanya nya kaya gitu? Seakan akan gue punya relationship sama itu cewe. Udah gak waras kali." Airleey kembali melajukan mobilnya dengan tenang.

"Yaaah, biasa aja kaliiii. Terus, lo sekarang gak lagi sama siapa siapa nih?"

"Menurut lo?"

"Menurut gue ya? Hmmm, menurut gue sih lo lagi suka sama someone."

Lagi, Airleey mengeremkan mobilnya secara mendadak "SETAAAAAN! LO ADA MASALAH APA SIH AIRLEEY?!"

"Sori sori. Beneran so——"

"Sori sori jek! Stres lo, bisa gak sih gak usah ngerem mendadak. Jidat gue udah jenong, makin jenong!"

"Hehehe, beneran sorry. Gue gak lagi suka sama siapa siapa, belom ada yang pas."

"Lo kira baju?!"

"Yaaa, maksud gue. Gue belom nemu yang cocok aja gituloooooh. Hadeh, susah amat ngomong sama orang susah."

"Orang apa?!"

"Udahdeh. Jangan subasic—–"

"Apaan tuh?"

"Sudah bacot sok asic"

"Anjrit."

"Lo kan yang lagi suka sama someone?"

"Lah kok jadi gue?"

"Gak usah ngeles. Tempo hari gue liat lo lagi sama cowo, yang konon katanya dia adalah anak baru."

Mita tampak berfikir sejenak "Oalah, itu. Bukan apa-apa."

"Gue gak percaya."

Mita mengendikkan bahunya acuh. "I don't need your trust either."

"Terserah."

"Gue gak suka sama manusia konyol itu. But, I will make him like me."

"Kalo rencana lo mau bikin tuh cowo suka sama lo, kenapa lo berpenampilan nerd? Lol. Emang ada cowo yang suka sama cewek pura pura cupu kaya lo? Cih, dasar korban fiksi."

Mita tertawa remeh, tatapan mita kini lurus kedepan, sorot matanya terlihat tajam, seperti menyimpan suatu dendam yang terkubur sejak lama.

"We will see later."


...

|BERSAMBUNG|

awoooo, ketemu lagi kitaaaa.

satu persatu, sifat of each character mulai terkuak. santai aja, gausah buru buru hehehe.

semoga kalian suka sama part ini, jangan lupa tinggalin jejak. karena vote dan comment itu gratis, ayo mulai di budidayakan.

itu aja, terimakasiee

SIXTWINS [ TERBIT ] Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang