54. EPILOG

22.4K 3K 815
                                    

"Saudara Airleey

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.


"Saudara Airleey. Ada yang ingin berbicara dengan anda."

Airleey tersadar dari lamunannya karena mendengar ruangan jeruji besi yang ia tempati sengaja dibuka oleh salah satu polisi yang mengawasinya.

"Zoey, itu pasti lo kan?"

Airleey berdiri dan menuruti perintah polisi tersebut, polisi sangat amat ketat menjaganya. Tangannya tak luput dari jeratan borgol yang menguncinya hingga sampai di ruangan khusus untuk setiap tawanan berbicara dengan tamunya.

Saat sampai di ruangan itu, mata Airleey membulat saat tau siapa yang ingin berbicara dengannya. Dia bukan sepupunya, dia adalah Tetapi Merkurius dan Matahari.

"Waktu bicara hanya sepuluh menit."

"Baik, pak. Terimakasih." Ucap Merkurius.

Kini Merkurius dan Airleey saling berhadapan dengan sekat kaca yang membatasinya.

"Ngapain kalian kesini?"

"Kita——"

"Ngapain kek, suka-suka kita."

"Kalau gak ada kepentingan, mending kalian tinggalin tempat ini. Gue gak ada minat untuk dijenguk sama orang-orang seperti lo."

"Dih, Siapa juga yang mau jengukin manusia kayak lo? Gue cuma mau bilang, congrats ya, akhirnya semuanya udah terbongkar. Gimana first impression nya, tidur di penjara, bro?"

Sementara itu, Airleey menunjukkan senyum miringnya, "Gak usah belaga ceria gitu. Gue tau, seluruh keluarga lo itu lagi berduka atas kematian dari Jupiter, kan? Gue turut senang mendengarnya."

"Jaga omongan lo, Airleey."

"Oh, kembarannya ngamuk."

Merkurius menyipitkan matanya, kemudian sepersekian detik tawa nya terdengar, ia menggeleng gelengkan kepalanya,

"Airleey-airleey. Awalnya kita emang sempet berduka dan merasa kehilangan. Tapi setelah difikir-fikir lagi, why do I have to grieve dalam waktu yang panjang? Gue justru bangga. Dia pergi, dengan suatu kebanggaan yang akan selalu dikenang. Gak kayak lo, udah merkosa sepupu sendiri, terus fitnah gue, lo kira hidup segampang itu?"

Airleey mengepalkan tangannya yang terkunci oleh borgol hingga memerah. "Pergi, gue gak mau denger suara lo, ataupun liat muka lo lagi disini."

"Well, tapi sekarang lo gak bisa apa-apa, kan? Semua udah terjawab, waktu yang menjawab semuanya. Lo fikir, setelah gue tau lo pelakunya, gue akan diem aja?"

Merkurius kembali menyunggingkan senyumnya, "Dulu lo larang Gaura untuk dekat-dekat dengan gue, dengan alasan kalau gue anak dari keluarga Grissham. Tapi sekarang, lo harus kembali mengingat, apa yang lo ucapin dulu."

"Pak cukup, saya tidak suka dengan orang ini." Airleey memberikan isyarat ingin menyudahi pembicaraan nya dengan Merkurius.

Dengan sigap, polisi tersebut menghampiri nya, "Maaf, Pembicaraan cukup." Polisi tersebut mendampingi Airleey untuk kembali ke ruang tawanannya.

"Airleey!"

Airleey berhenti melangkah saat mendengar suara Merkurius.

"Selamat menikmati masa-masa di balik jeruji besi, yaw!"

Airleey sempat memberontak karena kesal terhadap Merkurius, tapi polisi tersebut lebih dulu membawa nya pergi ke ruang tawanannya.

"Gimana, udah puas?" Tanya Matahari pada Merkurius

"A little bit, at least he got his punishment."


SIXTWINS [ TERBIT ] Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang