32. UNCOMFORTABLE

20.5K 3.9K 163
                                    

~ oOo ~

⭐H A P P Y R E A D I N G ⭐

~ oOo ~

Hari ini, mereka kembali bersekolah seperti biasanya. Setelah puas melepas rindu selama sehari bersama kakek, nenek serta kerabat mereka yang lain, di kediaman kakeknya kemarin. Sebenernya sih gak cukup ya kalo cuma seharian doang, tapi apa daya kalo kesibukan berlalu lalang.

Mood Matahari sudah membaik, karena sogokan dari para pangerannya berhasil membuat misi mereka berjaya. Rasanya, Matahari benar benar menjadi kanjeng ratu seharian. Walaupun sebenarnya setiap harinya Matahari selalu di treat like a princess, Hehehe.

Para tata surya, sudah berjalan ke kelasnya masing masing. Termasuk Venus, Bumi dan Mars. Mereka juga sudah duduk di kursi mereka.

"Halo Venus!" Perempuan itu, lagi dan lagi. Menyapa Venus dengan percaya diri, sementara Venus hanya acuh pada Alvia.

"Amandel kamu belum sembuh ya?"

Bumi dan Mars cekikikan, berjalan menuju tempat duduk Venus dan menepuk bahu saudaranya itu, lalu menatap ke arah Alvia "Lo hidup di zaman apa sih? Hari gini masih gak tau kalo Venus gimana orangnya."

Bumi mengangguk setuju, sambil mengunyah pocky pocky nya ia menambahkan "Venus orangnya jarang ngomong, if you dont know. Lagian, kayanya gak masuk akal orang seperti lo ini gak tahu kita."

"Yah, maaf. Aku kan emang baru kenal Venus, termasuk kalian. Kemarin kemarin sih, aku tau kalian cuma dari media sosial." Alvia membenarkan duduknya di kursi tempatnya "Awalnya sih, aku gak percaya kalo para keturunan grissham kaya kalian tuh ada. Logikanya, masa iya sih ada orang yang melahirkan enam orang anak kembar sekaligus? Jadi aku anggap itu cuma berita hoax."

"But look now, we are in fr—–"

"Subtitlenya kakak?"

"Ini kelas unggulan satu loh, Al. Lo seriusan nanya subtittle?"

"Yah, iya sih. Tapi kan tetep aja, kita nih tinggal di indonesia, jadi judulnya 'cintai budaya kita'. Hehehe." Alvia menjelaskan, padahal mah emang dia kurang pandai kalo di skill bahasa inggris nya.

"Ck, tapi sekarang lo percaya kan kita ada?"

"Percaya gak percaya sih."

"Kok gitu?"

"Ya percaya, soalnya wujud kalian tuh bener bener ada di depan mata. Gak percaya, karena muka kalian melebihi ekspetasi para wanita yang beningnya ngalahin ubin masjid."

"WKWKWKWK ANJRIT." Mars tertawa hingga terpingkal mendengar penuturan perempuan di depannya barusan. Tapi yang jadi masalahnya itu, suara ketawanya aluuuuuuuus banget. Sampe sampe semua murid baik yang di dalam ruangan kelas ataupun sekedar lewat depan pintu melongo kagum.

Seorang siswa bernama Ucok ali menghampiri Mars yang masih tertawa, sebenernya sih agak ragu tapi dengan segenap nyali yang Ucok punya akhirnya ia memberanikan diri.

"B-bro. Kalo lo izinin, gue bakal jual suara ketawa lo tadi. Boleh gak? Ya, lumayan sih. Cewek cewek disini kan pada terpesona sama lo. Gue bagi komisi deh."

"Gak usah."

"Yah, gak boleh ya? Yaudah deh bro."

"Maksud gue, gak usah bagi komisi. Buat lo aja."

"Serius nih?! Woaaaaah, makasih banyak bro." Mars mengangguk, Ucok terlihat sangat bahagia "Woi ciwi ciwi. Gue udah rekam suaranya si planet barusan nih, ada yang mau gak yaaaaaaaa?!"

SIXTWINS [ TERBIT ] Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang