Malam pukul sembilan, sebuah ponsel bergetar dengan nada. Itu milik seorang pria yang tengah menunggu kepulangan istrinya tuk istirahat bersama. Berjam-jam setelah waktu pulang kerja sang wanita, tetapi belum juga tiba di rumah. Dikirimi pesan, tidak dibalas. Ditelepon, tidak diangkat.
"Halo."
"Halo, Den!"
Alih-alih mendapat telepon dari sang istri, malah mendapat telepon ngotot dari salah satu teman lelaki.
"Eh, kenapa? Pelan-pelan!"
"Bini lo, bini lo!"
"Kenapa? Kenapa Sandra?" Pria itu, Aiden, kontan panik dan tegang dibuatnya.
"Check in kamar sama cowok, sumpah lo harus ke sini cepetan! Grebek, Den grebek!!"
"Jangan ngada-ngada!" Tentu Aiden tak mau percaya.
"Enggak, Aiden! Gue gak ngada-ngada, makanya lo ke sini cepetan! Kalau gue yang grebek gak mungkin, gue gak ada hak."
"Ah, shit. Nomer kamarnya berapa?"
"Bentar, gue tanya temen yang bagian resepsionis."
Kemudian, Vero, teman yang bekerja di hotel tempat istri Aiden diduga check in itu, terdengar diam, sedang menghampiri kawan resepsionisnya. Sedangkan Aiden, hanya menunggu, mondar-mandir, memegang kepala. Tidak sabar akan informasi selanjutnya.
"Lantai 3 nomer 31. Buruan, cepet!" Suara Vero begitu mengagetkan, Aiden sedikit tersentak.
"Iya, sabar! Aku pamit ke Regina dulu."
Setelah itu, sudah. Mereka memutus sambungan telepon, diikuti Aiden yang langsung berlari seperti kesetanan dari mini bar-nya menuju kamar Regina, anak satu-satunya.
Sampai. Dilihatnya Regina sedang berganti baju tidur dibantu Bu Sesa, pengasuhnya yang berumur 50 tahunan. Gadis kecil itu tengah disiap-siapkan untuk tidur sekarang.
Aiden menghampiri gadis berumur 4 tahun itu, lalu berjongkok di depannya. "Rere," panggilnya untuk sang anak, "Daddy mau ke luar sebentar, ya?" ujarnya lembut.
Putri kecil berambut pendek itu menatap dengan raut sedih seketika. "Daddy mau ke mana?"
Meski baru berumur 4 tahun, Regina Loverisha Aidenandra tidak cadel lagi. Ia sudah bisa melafalkan semua huruf dengan baik.
"Mau... eumm, mau cari Mommy." Aiden tersenyum.
"Jangan lama-lama ya, Daddy... Rere mau bobok sama Daddy, lho," ucap anak itu manja. Tidak suka ayahnya meninggalkan saat ia akan terlelap. Namun, tidak pernah mau melawan saat ayahnya menyuruh apa saja.
Sorot Aiden menyendu. "Iya, Sayang. Sebentar, ya? Gak usah tunggu Daddy kalau Rere udah ngantuk, okay? Bobok duluan sama Bu Sesa," pesannya sambil tersenyum.
Gadis kecil itu mengangguk luluh.
Aiden mengecup kening putrinya, sebelum berdiri dan berpamitan pada Bu Sesa. Menitipkan Regina pada sang pengasuh selagi ia harus pergi 'menggerebek' istrinya.
Regina lebih dekat dengan Aiden ketimbang dengan mommy-nya, Cassandra. Kendati Aiden sibuk dengan pekerjaan, ia selalu meluangkan waktu untuk sang anak. Tak seperti Cassandra, yang bersikap lebih cuek dan terkesan sibuk dengan dunianya saja.
Cassandra bukannya jahat dan tidak mempedulikan Regina sama sekali. Hanya saja... kadar perhatiannya masih di bawah suaminya.
***
KAMU SEDANG MEMBACA
DADDY ✔️
RomanceAiden, duda anak satu yang perfeksionis, seksi, dan puitis. Selalu mencintai mantan istrinya, Cassandra. Namun, ia tak terima saat wanita itu menyelingkuhinya. Suatu hari, hadir seorang wanita bernama Kasih Asmaralokaㅡsama perfeksionisnya dengan Aid...