32 - Angel Queen

5.4K 399 114
                                    

Kamar pengantin yang sangat romantis, hangat, dan elegan itu kini sudah dihuni oleh sepasang pengantin baru, juga seorang anak kecil yang tidak mau tidur kalau tidak tidur dengan ayahnya—Regina Loverisha. Mereka bertiga sudah berganti baju dengan pakaian nyaman untuk tidur bersama. Aiden memosisikan diri di tengah ranjang agar semua kebagian memeluk dirinya yang sangat dibutuhkan.

"Daddy."

"Ya?"

Regina tak menjawab, ia hanya menguap penuh kantuk sambil memeluk lengan daddy-nya. Barangkali sudah lelah menjalani pesta seharian, setelah lima menit saja, putri kecil itu sudah tertidur begitu pulas.

Mendapati Regina telah tidur, Aiden tersenyum dan mengelus kepala putrinya. Kemudian, ia mengecek sisinya yang lain, hendak melihat ratunya yang sedari tadi memeluk dirinya dari belakang. Apa sudah tidur pula?

"Kasih?" Aiden memanggil dengan suara berbisik, menyapu lembut punggung tangan mulus Kasih yang melingkari perutnya.

Tak mendapat jawaban, Aiden perlahan menggerakkan tubuh untuk berbalik menghadap istrinya. Wanita tersebut sudah tertidur juga dengan wajah begitu damai, dengan pipi chubby yang selalu membuat Aiden rindu karena gemas ingin membelai dan mencubitnya.

Aiden tersenyum, lantas melakukan hobinya yang lain, mengelus pipi Kasih dengan lembut tanpa berniat membangunkan. Menikmati perasaan sulit percayanya, mendamba, mengagumi, kemudian kembali tak percaya.

Kasih sudah menjadi milik Aiden sepenuhnya.

Rasanya akan kembali dilanda insomnia, tapi kali ini bukan akibat kesedihan, trauma, atau pikiran berkecamuk, melainkan karena guncangan sukacita yang tengah menyerang Aiden di jasmani dan rohaninya.

Aiden bergerak semakin dekat, lantas mencium kening Kasih, lalu mata, hidung, dan pipi. Tidak luput, bibir juga, hanya dua detik. Iya, Aiden betul-betul tengah tenggelam. Dalam hening malam, ia merasakan serangan cinta yang datang bertubi-tubi, membabi buta, dan sangat banyak jumlahnya.

Habis mendapat kecupan-kecupan lembut, Kasih jadi terbangun. Ia buka mata sipitnya, lantas mendapati wajah Aiden yang begitu dekat tengah tersenyum.

"Aiden...." Kasih bergumam.

"Iya, Sayang?"

Hanya senyuman mengantuk yang Kasih berikan.

"Aku sayang sekali sama kamu. Aku tidak percaya kamu sudah jadi istriku sekarang."

Kasih menyentuh pipi Aiden, memandang prianya penuh cahaya cinta. "Me too, Dear," balasnya lembut.

"Kasih...." Perasaan Aiden mau longsor rasanya.

"Hm?" Kasih menyahut lembut.

"Aku tidak pernah sejatuh cinta ini selama hidup, aku tidak bohong...," ungkap Aiden pelan, suaranya terdengar serak dan dalam. Sesungguhnya, jiwa Aiden sedang begitu menggebu-gebu dalam cinta, hingga ia terkesan begitu menyerang.

Kasih kembali tersenyum, tapi kali ini sedikit dilingkupi raut haru. "Iya, Aiden. Aku percaya... aku gak akan bilang kamu bohong."

Kemudian, Aiden bergerak lagi, meletakkan kepala Kasih untuk tidur di atas lengannya, sebab ia ingin mendekap wanita itu dengan sangat.

"Terima kasih sudah datang... terima kasih sudah bersedia jadi teman hidupku... hidupku yang seperti ini. Maaf aku tidak bisa buat kamu jadi yang pertama, tapi aku janji kamu akan jadi yang terakhir." Aiden berucap penuh perasaan.

Manik Kasih berkaca-kaca dibuatnya. Jarak wajah mereka sangat dekat. Aiden begitu tulus tatapannya.

"Aku banyak kekurangan, tapi kamu yang cantik ini mau memilih aku. Aku sangat bersyukur dan berterima kasih. Semoga kamu tidak bosan dengan aku saat kamu menemukan kekurangan-kekuranganku yang lain...," suara Aiden amat halus dari hati.

DADDY ✔️Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang