28 - Make a Promise

4.3K 387 111
                                    

Sebagaimana renjana menghujam jiwa, sepasang hati kian melebur dalam satu asa. Duduk di atas motor, sang nona memeluk pinggang yang ada di depannya dengan erat, menyandarkan wajahnya pada punggung milik sang malaikat penjaga.

Semilir angin menghantam iras, merecoki rambut yang sudah tertata. Tak apa, mereka tetap suka. Yang penting raga selalu bersama. Itu Kasih Asmaraloka, seorang puan yang semakin jatuh cinta pada Aiden Shaquille Davanka, si tuan beriras elok nan sopan kala berucap.

"Kita mau ke mana, Aiden?"

"Lihat sunset."

Yang namanya Kasih hanya tersenyum.

Sudah dua hari mereka berada di Puncak, menginap di sebuah vila mewah di sana. Tidak, jangan salah sangka. Tidak berduaan, mereka menginap berenam. Anggotanya adalah Aiden, Kasih, Regina, Bunda Christina, juga Chelia. Oh, Bu Sesa pun ada.

Ya, Aiden jadi yang tertampan di sana.

Sore ini, waktunya jalan-jalan manja bagi Aiden dan Kasih sebelum kembali pulang ke Jakarta besok hari.

Setelah beberapa menit, mereka sampai di tempat tujuan. Aiden memarkirkan motor sewaannya dengan sekadar, sebab hanya ada hamparan rumput hijau luas tanpa jalanan. Keduanya pun turun dari sepeda motor, kemudian Aiden meraih tangan Kasih untuk ia genggami seraya berjalan bersama-sama.

 Keduanya pun turun dari sepeda motor, kemudian Aiden meraih tangan Kasih untuk ia genggami seraya berjalan bersama-sama

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

Keadaan begitu sepi, tenang, juga sangat indah. Berangin damai, cuma mereka berdua saja di sana. Serasa milik berdua, yang lainnya mengontrak.

Aiden sesekali menemukan senyum sang Kasih setia mengembang, menatapi hamparan asri di sekeliling mereka. Aiden ikut tersenyum juga melihatnya.

"Kasih."

"Iya?"

"Kamu cantik." Aiden tersenyum lembut, lalu menyampirkan rambut wanitanya ke belakang telinga.

Kasih hanya tersenyum, membuat wajahnya jadi semakin manis dan ranum. "Makasih. Kamu juga ganteng, cocok banget."

"Cocok?"

"Iya. Cocok sama aku."

Bisa-bisanya Kasih membuat prianya tersipu malu. Ia tersenyum puas melihat Aiden yang jadi malu-malu seperti anak gadis tanggung.

Kemudian, Aiden mulai memandangi sang senja lagi, menikmati keindahannya sambil memikirkan sesuatu tentang masa depannya bersama Kasih.

"Aku sudah bilang Bunda, Papa, Ayah, dan Kak Aezar." Aiden berujar, menggantung senyuman pada bibir tipisnya.

Kasih menoleh. "Sudah bilang pada dunia juga?"

Aiden tersenyum. "Jangan."

"Kenapa?"

"Aku tidak mau dunia jadi sedih karena mataharinya sudah aku miliki."

Eits.

Kasih tertawa sambil memeluk pelan lengan Aiden. "Terserah kamu, deh. Anyway, aku juga udah bilang Mama dan Papa," katanya tersenyum.

DADDY ✔️Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang