11 - Tante Ice Bear

5.5K 451 100
                                    

Malam jam sebelas tepat. Aiden yang biasa tidur dengan Regina, kini hanya sendirian sebab sang anak ada di rumah ibunya. Sudah berjam-jam terlewat, tetapi Aiden tak henti-hentinya menyesal atas yang telah ia lakukan dengan Cassandra.

Bodoh sekali kamu, Aiden, bodoh. Bisa-bisanya kamu tergoda. Ia menggerutu dalam dada.

Sungguh, Aiden kesal pada dirinya sendiri. Terlalu lembek tak bisa menangkis. Namun, semua sudah telanjur, bibir sudah terpaut meskipun dapat dicabut.

Pada akhirnya, Aiden hanya seorang lelaki biasa. Begitu sulit bila harus berkelahi dengan nafsu dan hasrat. Apalagi, Cassandra mantan istrinya. Lebih mudah untuk tergoda sebab pernah merasakan banyak hal bersama.

Nasib baik Aiden cepat tersadar akibat teringat peristiwa perzinaan yang menjijikkan. Coba kalau tidak, pasti Aiden dan Cassandra sudah melewati garis batas. Dan jika 'perbuatan keramat' itu sudah dilakukan, niscaya sulit bagi Aiden tuk berlepas diri dari Cassandra.

Soalnya... pasangan-pasangan yang bertengkar atau yang sudah bercerai sekalipun, memungkinkan untuk balikan saat telanjur melakukan penyatuan badan karena alasan nafsu dan kerinduan.

***

Hari-hari lantas bertambah. Dua hal berjalan berdampingan dan berkesinambungan: para beban dan para nikmat, berjalan bersama mengarungi garis Tuhan.

Kasih Asmaraloka, baru saja sampai di salah satu outlet parfumnya. Berukuran 25×25 meter, bertempat di salah satu mall besar Jakarta. Wanita pengusaha itu tidak setiap hari datang, hanya seminggu dua kali saja untuk memantau kerja pegawai dan mengecek laporan keuangan dan stok barang.

"Siang, Dela."

Yang punya nama menoleh. "Eh, Bu Kasih? Siang, Bu." Gadis karyawan itu menyapa sopan bosnya yang baru tiba.

Kasih tersenyum, lalu menunjuk sebuah pot tanaman di jarak beberapa meter. "Itu... pot bunganya miring, coba kamu lihat," katanya serius.

Dela memandangi pot bunga termaksud. Jujur, tak melihat ada yang salah pada posisi pot itu.

"Udah kelihatan, belum?" Kasih menanyakan.

Setelah Dela telaah cukup lama, ya, ada sedikit kemiringan. Dela sudah paham dengan sifat atasannya, maka ia hanya menyunggingkan senyum. "Iya, Bu. Nanti saya lurusin."

Padahal, tidak terlalu miring dan agaknya para pengunjung takkan peduli dengan posisi pot bunga di dalam sebuah outlet parfum.

"Daftar parfum yang out of stock minggu ini udah selesai?" Kasih bertanya. Tangannya meraih botol parfum tester Bvlgari Omnia Coral dari rak display.

"Sudah, Bu. Ada sama Panji daftarnya."

Kasih mewangikan nadi tangan kiri dengan dua semprotan si Bvlgari Omnia Coral. "Nanti antar ke ruangan saya, ya, daftarnya," perintahnya, lalu tersenyum.

"Baik, Bu."

Selanjutnya, berjalanlah Kasih menuju ruang pribadinya di outlet tersebut. Tidak terlalu besar, mirip seperti bilik kecil yang disekat. Tak banyak warna agar tidak ramai. Putih, cokelat, hitam. Rapi, bersih, sebab pemiliknya membenci ketidakrapian.

 Rapi, bersih, sebab pemiliknya membenci ketidakrapian

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.
DADDY ✔️Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang