19 - Confessions

5.6K 486 93
                                    

Kasih menyesal

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

Kasih menyesal.

Mengapa mesti menatap Aiden dengan tajam? Mengapa mesti berucap seketus demikian? Mengapa mesti meninggalkan Aiden begitu saja? Pria itu ingin menjelaskan, mengapa Kasih tak mau mendengar?

Padahal, belum tahu apa yang sebenarnya terjadi antara Aiden dan Cassandra. Mengapa bisa Cassandra bersikap clingy dan sebagainya, Kasih belum tahu apa-apa. Bahkan, ia belum tahu penyebab dua orang itu bercerai.

Kasih menyadari, pengetahuannya masih amat minim, tapi tingkahnya seolah yang paling sakit. Wanita itu terus berpikir sampai insomnia. Sudah hampir jam satu pagi sekarang.

"Kamu tidak salah, saya yang salah."

"Kamu tidak perlu khawatir, apalagi sampai memikirkan."

"Saya jadi sering memikirkan kamu, tapi saya tahu diri... saya tidak cocok dengan kamu."

"Makanya saya berusaha menjauh, supaya tidak jatuh cinta lebih dalam lagi pada kamu."

"Maafkan saya... saya tidak bermaksud men-judge kamu."

"Iya. Saya minta maaf, Kasih. Saya sudah lancang."

"Maaf, Kasih."

"Maaf."

Ucapan-ucapan Aiden terngiang-ngiang. Ekspresi-eksprsi sedih dan kecewa sang pria memenuhi otak. Yang pria itu katakan hanya maaf dan maaf, juga kalimat-kalimat sarat kerendahan.

"Karena saya masih lelah, belum mampu untuk sakit hati lagi."

Aiden bilang, masih lelah dan belum ingin sakit hati, sehingga tak mengutarakan dan memilih menjauhi. Namun, Kasih tak ingin dijauhi. Akan tetapi, di hari itu juga Kasih membuat Aiden pundung sekali.

Harusnya aku bisa jadi tempatnya berbagi dan bersandar saat dia sedang 'lelah' sekarang ini... tapi aku malah menyakiti dia saat dia masih 'lelah'. Bahkan, belum pernah aku memberi bahuku sebagai sandarannya... aku malah egois, gak mau mendengarkan penjelasannya. Aku bahkan gak tanya tentang perasaannya. Apa dia sedih? Apa dia kesal?

Entah, Kasih sudah bingung parah. Ia merasa sungguh jahat. Lalu, tidak lagi tahan. Belum dua hari, tapi Kasih tidak mau menunggu lebih lama.

"Aku harus telepon dia. Semoga dia belum tidur dan semoga dia mau angkat. Kalaupun dia gak angkat karena udah tidur, semoga dia mau angkat teleponku besok...." Kasih berujar lirih dan sedih.

***

Sementara Kasih sedang galau memikirkan Aiden, Aiden sendiri malah sedang membagi kisah hidupnya dengan seorang PSK.

Terdengar tabu. Namun, itu hanya sikap spontan dan impulsif Aiden dikarenakan otak yang penuh, juga kesepian menggunung. Ingin menumpahkan semua, tapi tak ingin bercerita pada orang-orang dekat. Sedang tak ingin mendengar kritik dan saran, juga tak ingin membebani orang-orang dengan cerita-cerita beratnya.

DADDY ✔️Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang