19

17 2 0
                                    

Setibanya di rumah Fiki sangatlah senang melihat kehadiran seseorang. Dia langsung berlari menghampirinya.

"Erika, aku kangen banget sama kamu." ucap Fiki memeluk tubuh Erika

"Aku juga kangen sama kamu. " ucap Erika

"Kamu kok gak bilang kalau pulang hari ini. " ucap Fiki

"Biar surprise dong." ucap Erika

"Kamu ini memang penuh kejutan ya."

"Iya dong, pacar siapa dulu. " ucap Erika tiba tiba merasakan sakit

"Sayang, kamu kenapa? " tanya Fiki

"Tiba tiba aku mules, aku ke toilet dulu ya. " ucap Erika berlari meninggalkan Fiki

Erika tak dapat menahan rasa mualnya. Setibanya di toilet Erika terbatuk dan mengeluarkan darah cukup banyak.

"Tuhan..... Aku tau umurku tak lama lagi, tapi biarkan aku menemukan seorang pengganti untuk Fiki sebelum aku pergi. " ucap Erika memegang sudut bibirnya yang penuh darah

Fiki sedikit khawatir karna Erika sangat lama berada didalam toilet, dia pun menghampiri Erika.

"Sayang, kamu baik baik aja kan? " tanya Fiki

"Aku baik baik aja. " jawab Erika kembali terbatuk

"Tapi kamu kok batuk batuk gitu, kamu yakin baik baik aja? "

"Aku emang lagi batuk, kamu gak usah khawatir ya. " ucap Erika

Fiki berusaha untuk percaya dengan kekasihnya, meski hatinya merasa Erika sedang tidak baik baik saja.

"Fik, ngapain kamu didepan toilet. "

"Eh kak, aku cuma lagi nungguin Erika aja. " ucap Fiki

"Ponsel kamu bunyi tuh, kayaknya ada nelpon. "

"Ya udah kak aku angkat dulu telponnya. " ucap Fiki

Erika langsung membersihkan darah yang menempel diwastafel, dia tidak ingin Fiki sampai tahu tentang kondisinya. Setelah selesai Erika membuka pintu toilet.

"Eh kak Shandy. Aku pikir kakak pergi. " ucap Erika menyembunyikan tisu yang terdapat noda darah

"Mau sampai kapan kamu menyembunyikan semuanya. " ucap Shandy mengambil tisu dari tangan Erika

"Aku mohon kak, Fiki gak boleh tahu kondisi aku. Ini demi kebahagiaan Fiki. " ucap Erika

"Tapi...."

"Aku hanya ingin Fiki bahagia. "

"Baiklah, kakak gak akan kasih tau Fiki tentang penyakit kamu. " ucap Shandy

"Makasih ya kak. " ucap Erika
"Kalau gitu aku ke Fiki ya kak. "

"Fiki tak salah memilihmu, kamu memang perempuan hebat. " ucap Shandy

Erika melihat Fiki sedang asik teleponan dengan seseorang, terlihat tawa bahagia diraut wajah Fiki. Erika merasa lega jika Fiki sudah menemukan pengganti untuk dirinya.

"Kayaknya asik banget nih teleponannya. " ucap Erika

"Erika. " ucap Fiki langsung mematikan teleponnya

"Kok dimatiin? Lanjutin aja padahal. " ucap Erika

"Sayang, ini gak seperti yang kamu pikir kok. Tadi itu hanya teman aku yang nelpon. " ucap Fiki berusaha menjelaskan semuanya

"Aku percaya kok sayang, lagian aku gak larang kamu untuk temenan dengan siapa pun. " ucap Erika

"Pokoknya kamu harus percaya sama aku bahwa aku tidak akan pergi meninggalkan kamu. " ucap Fiki memeluk erat tubuh Erika

Cinta Datang TerlambatTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang