46

14 2 0
                                    

Fiki masuk kedalam rumahnya setelah mengantarkan Melati pulang. Ricky sudah menunggu kehadiran Fiki di sofa ruang tamu. Fiki duduk disamping papanya yang sepertinya ingin berbicara dengannya.

"Papa kok disini? " tanya Fiki

"Ada hal yang ingin papa sampaikan." ucap Ricky

"Tentang apa? " tanya Fiki

"Tentang kamu dan Melati. " jawab Ricky

"Fiki paham, pasti papa ingin membicarakan keyakinan kita berdua kan pa. " ucap Fiki

"Fiki, papa tidak akan melarang kamu dan ikut campur didalam hubungan kamu, tapi kamu harus bisa melihat kedepannya akan seperti apa. " ucap Ricky

"Fiki ngerti pa, dari awal Fiki tahu bahwa hubungan Fiki dan Melati tidak akan mudah. " ucap Fiki

"Lantas mengapa kamu memilihnya?" tanya Ricky

"Hati Fiki yang memilih Melati, Fiki tidak bisa mengabaikan semuanya. Meskipun otak Fiki berusaha keras untuk menolak karna perbedaan kami, tapi hati Fiki selalu mengatakan bahwa Fiki dan Melati bisa menjalani semua perbedaan ini. " ucap Fiki

"Apa kamu sangat yakin? Jadi seandainya suatu saat kalian akan menikah bagaimana? " tanya Ricky yang membuat Fiki terdiam tak berkutik

Shandy tanpa sengaja mendengar percakapan papanya dan Fiki. Shandy teringat akan hubungannya dulu dengan Karin. Sekarang adiknya mengalami semuanya.

"Fik, meskipun lo bertekad sekuat tenaga tapi yang namanya percintaan beda agama tidak akan pernah terasa mudah. Apakah nanti kalian bersatu? Apakah akan saling merelakan. " batin Shandy tanpa sadar menangis mengingat kenangan yang menyakitkan baginya

"Fiki pasti bisa pa. "

"Gak Fik! Lo gak akan bisa! " ucap Shandy menghampiri Fiki dan papanya

"Shandy, kamu kenapa nangis? " tanya Ricky

"Fik, lo gak akan bisa menjalani semuanya. " ucap Shandy

"Kenapa kak? Kenapa kakak sangat yakin gua gak bisa menjalani semuanya. " ucap Fiki

"Lo dengar ucapan gua. Sebelum nantinya lo menyesal lo tinggalkan Melati. " ucap Shandy menunjuk Fiki

"Apaan sih kak! Tahu apa kakak tentang hubungan gua! " ucap Fiki dengan ketus

"SAMPAI KAPAN PUN LO GAK AKAN BISA BERSATU DENGAN MELATI. INGAT FIK, IMAN KALIAN BERBEDA!" ucap Shandy meneriaki Fiki

"GUA TAU! GUA SANGAT TAU KAK BAHWA IMAN GUA DAN MELATI BERBEDA, TAPI KITA BISA PASTI BISA MELEWATI SEMUANYA. "

"Kali ini aja Fik tolong dengar ucapan gua. " ucap Shandy

"Kak Shandy gak berhak ikut campur urusan gua. Biarkan gua yang menentukan semuanya. " bentak Fiki

"Lo harus dengar ucapan gua Fik. LO HARUS PUTUSIN MELATI. "

"Gua gak suka ya sama sikap lo, gua tau lo iri kan sama gua karna gua punya pacar. Gak gini caranya kak, makannya cari pacar. "

"Gua gak suka ya sama ucapan lo barusan. Lo pikir cari pacar gampang hah! " bentak Shandy menonjok wajah Fiki

"Kok kak Shandy malah main fisik sih, dipikir gua takut. " ucap Fiki membalas tonjokan Shandy

"Sudah cukup, kalian kenapa jadi ribut gini. " ucap Ricky melerai kedua anaknya

"Kak Shandy duluan pa. "

"Lo anak kecil diam aja. "

"Gua bukan anak kecil lagi ya. "

"Emang kelakuan lo masih kayak bocah. "

Cinta Datang TerlambatTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang