56

16 2 0
                                    

Satu Bulan Kemudian

Fiki sudah bisa move on dari Melati, saat ini hatinya mengarah kepada Dinda sahabatnya sejak SMA. 

Setelah pertemuan satu bulan yang lalu, Shandy dan Karin menjadi dekat kembali. Namun Shandy sekarang tersadar sampai kapan pun dirinya tak akan dapat bersatu dengan Karin.

Erik senantiasa menemani Melati yang masih tidak dapat menerima keadaannya. Erik berjanji tidak akan pernah meninggalkan Melati lagi.

"Mel lihat deh, gua bawa bunga buat lo. " ucap Erik memberikan buket bunga kepada Melati

"Gua gak butuh. " ucap Melati melempar bunga pemberian Erik

Melati mengambil tongkatnya dan pergi meninggalkan Erik. Melati membenci Erik karna telah membuatnya tak dapat melihat lagi. Erik tak menyerah, meskipun Melati benci padanya dia akan tetap berada disisi Melati.

"Gua akan simpan bunga ini sampai lo bisa menerimanya. " ucap Erik mengambil bunga yang dijatuhkan Melati

Melati berusaha untuk berjalan ditengah ramainya taman. Tanpa sadar saat ini langkah Melati semakin ditengah jalan.

"Melati awas.... " teriak Erik menarik Melati

"Lepasin gua! Gua bisa kok sendiri. " ucap Melati

"Lo pulang sama gua ya, gak apa apa lo duduk dibelakang aja. " ucap Erik

"Ya udah. "

Erik mengantarkan Melati pulang dan membantunya masuk kedalam rumah.

"Sekarang lo udah ada di kamar. Kalau butuh apa apa bilang ya. " ucap Erik berjalan keluar dari kamar Melati

Sebelum keluar Erik meletakan bunga yang kembali diambilnya dikotak tempat biasanya menyimpan bunga untuk Melati. Terlihat tumpukan bunga sudah memenuhi kotak tersebut.

"Kenapa lo masih peduli sama gua Rik?" ucap Melati

Fiki berjalan memasuki cafe milik Dinda. Fiki sudah membulatkan tekadnya untuk menyatakan perasaannya kepada Dinda.

"Dinda pasti suka deh sama bunga yang gua bawa." ucap Fiki mencium aroma bunga yang dibelinya

Fiki masuk kedalam cafe dan menemukan Dinda yang sedang bersama dengan kakaknya. Fiki berdiri terdiam melihat Shandy memberikan bunga kepada Dinda.

"Din, apa kamu mau jadi istri aku? " tanya Shandy

Fiki menjatuhkan bunga yang dibawanya lalu kembali keluar dari cafe.

"Bodoh banget lo, udah tahu kak Shandy suka sama Dinda. Pasti Dinda akan menerima kak Shandy. " ucap Fiki masuk kedalam mobilnya dan pergi dari cafe Dinda

Karin masuk kedalam cafe dan melihat bunga yang tergeletak didepan pintu. Diambilnya bunga tersebut dan dia menemukan nama Dinda tertulis disana.

Karin berjalan mencari Dinda dan menemukannya yang sedang bersama dengan Shandy.

"Jadi gimana Din? Apa kamu mau menikah dengan aku? "

Karin terkejut mendengar Shandy yang sedang melamar Dinda. Sekarang dirinya sadar kedekatan dirinya dan Shandy hanya sebatas sahabat. Karin berusaha untuk tegar dan menerima semuanya.

"Terima aja Din. " ucap Karin

"Kak Karin. "

"Kalian berdua cocok kok. " ucap Karin

"Rin, itu bunga dari siapa? Lo udah punya pacar lagi? " tanya Shandy

"Oh bunga ini bukan punya gua, tadi gua nemu di depan pintu cafe. Kayaknya ini buat lo Din, soalnya ada nama lo. " ucap Karin memberikan bunga kepada Dinda

Cinta Datang TerlambatTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang