Shandy pulang ke rumahnya dan berusaha untuk bersikap biasa saja. Shandy harus bisa merelakan semuanya.
"Eh kak Shandy udah pulang, gimana kak tadi acaranya? " tanya Fiki
"Seru kok. " jawab Shandy
"Gua ke kamar dulu ya. ""Eh iya Din gua pergi sebentar ya mau beli makan siang, lo gak apa apa kan gua tinggal? " ucap Fiki
"Gak apa apa kok Fik. " ucap Dinda
"Gua pergi dulu ya. " ucap Fiki
Dinda melanjutkan menulis tugas, sementara itu Shandy sedang melihat figura yang berisikan fotonya dan Karin. Shandy tak dapat menahan diri lagi, dilemparnya figura tersebut beserta barang barang yang ada didekatnya.
"Aaarrggghhh...."
Dinda yang mendengar suara teriakan Shandy dengan cepat berlari menuju kamar Shandy.
Dibukanya pintu kamar Shandy yang sangat berantakan. Dinda terkejut melihat kondisi kamar Shandy saat ini. Dinda melihat Shandy yang menangis dipojok kamar, Dinda menghampiri Shandy dan memeluknya.
"Kak Shandy kenapa? " tanya Dinda memeluk erat tubuh Shandy
"Gua bodoh Din, udah tau iman gua dan dia berbeda tapi gua masih berharap bisa memiliki dia. " ucap Shandy
"Kakak tenangin diri dulu ya. " ucap Dinda melepaskan pelukannya dan berjalan mengambil segelas air untuk Shandy
"Kak minum dulu. " ucap Dinda
"Makasih ya Din. " ucap Shandy
"Gimana kak, udah tenang? " tanya Dinda
"Udah lebih baik kok. " jawab Shandy
"Sekarang kalau kak Shandy mau cerita apa yang terjadi boleh, tapi kalau gak juga gak apa apa kok kak." ucap Dinda
"Gua jatuh cinta dengan seorang cewek yang merupakan sahabat gua sendiri, tapi iman kami berbeda. Disaat gua mencoba menyatakan perasaan gua orang tuanya menentang keras." ucap Shandy
"Kak Shandy jangan sedih ya, gua ngerti kok posisi kakak saat ini. " ucap Dinda
"Tuhan itu gak adil Din, kenapa hanya gua yang tidak bisa bersatu dengan dia. Kenapa orang lain bisa Din! " ucap Shandy
"Kak, kita tidak boleh menyalahkan Tuhan kak. Mungkin ini semua udah jadi takdir kakak, gua yakin kak Shandy pasti bisa mendapatkan yang lebih baik. " ucap Dinda mencoba meyakinkan Shandy
"Memang tidak seharusnya gua menyalahkan Tuhan, gua harus bisa merelakan semuanya. Pasti suatu saat nanti gua akan mendapatkan yang lebih baik. " ucap Shandy
"Nah gitu dong kak senyum, jangan sedih sedih terus. Gimana kalau Fiki tau nanti kakaknya sedih. " ucap Dinda
"Jangan kasih tau Fiki ya Din tentang semua ini. " ucap Shandy
"Kak Shandy tenang aja, gua gak akan kasih tau Fiki kok. " ucap Dinda
"Kamar kak Shandy biar gua yang rapihin.""Eh gak usah Din. "
"Gak apa apa kok kak. " ucap Dinda tersenyum
****
Melati mencoba menghubungi Erik tapi tidak ada jawaban. Melati menjadi khawatir dengan Erik, dia pun menitipkan Erfi ke neneknya lalu pergi menuju rumah Fiki.
"Fiki.... " ucap Melati mengetuk pintu rumah Fiki
"Melati." ucap Dinda membukakan pintu
KAMU SEDANG MEMBACA
Cinta Datang Terlambat
Teen FictionKatanya cinta bisa datang kapan saja tanpa kita sadari, tapi gimana ceritanya kalau ternyata seorang Erik malah menghindar dari yang namanya cewek. Menjadi idola cewek cewek membuat Erik menjadi tidak tertarik untuk dekat dan jatuh cinta kepada cew...