Epilog

52 3 0
                                    

Satu bulan kemudian Erik dan Melati melangsungkan pernikahannya. Acara berjalan dengan begitu meriah. Erik dan Melati tersenyum bahagia melihat tamu undangan yang hadir.

"Akhirnya ya Rik, aku bisa memiliki kamu. " ucap Melati

"Kita akan ukir kisah baru dikeluarga kecil kita nantinya. " ucap Erik

"Akan ada Erik junior didalam perutku ini. " ucap Melati

"Sabar ya, nanti papa sama mama bikin dulu. " ucap Erik

"Waduh udah mikir punya anak aja nih. " ucap Fiki

"Harus dong Fik, oh ya Dinda gimana?" tanya Erik

"Lagi ngidam terus anaknya. " ucap Fiki

"Maaf ya baru bisa naik kepanggung. " ucap Dinda

"Sayang kan tadi aku bilang tunggu dibawah aja. " ucap Fiki

"Aku kan mau salaman juga sama pengantinnya. " ucap Dinda

"Udah berapa bulan Din? " tanya Melati mengusap perut Dinda

"Udah mau jalan dua bulan. " jawab Dinda

"Sehat sehat ya ibu sama bayinya. "

"Terimakasih ya pengantin. Semoga kalian cepat nyusul. "

"Amin... "

Rangkaian acara telah selesai dilakukan, kini tibalah acara terakhir yaitu pemotongan kue pernikahan. Erik dan Melati memegang pisau lalu memotong kue pernikahan yang cukup tinggi. Keduanga saling menyuapkan kue, Melati juga menyuapkan kue kepada mamanya Erik.

"Makasih ya sayang. "

"Mama kok mukanya pucat? Mama sakit? " tanya Melati

"Mama baik baik aja kok. Uhuk uhuk uhuk... "

"Ma, tangan mama ada darahnya. Kita ke rumah sakit sekarang ya. " ucap Erik

"Gak usah Erik, kamu kan lagi punya acara. Udah ya mama baik baik aja kok. "

Tak lama kemudian mama Erik jatuh tak sadarkan diri, Erik dengan cepat menggendong mamanya dan membawanya ke rumah sakit. Sebelum menyusul Erik Melati menyampaikan beberapa kata permohonan maaf lalu pergi menyusul Erik.

Erik membawa mobilnya begitu cepat, mereka pun tiba di rumah sakit. Erik kembali menggendong mamanya ke ruang IGD lalu menunggu dengan cemas.

Karin ikut menyusul bersama dengan Shandy, Fiki, Dinda dan Ricky.

"Dek gimana kondisi mama? " tanya Karin

"Belum ada kabar kak. "

Tak lama kemudian dokter keluar dari ruang pemeriksaan, Erik langsung menanyakan kondisi mamanya.

"Kami semua minta maaf, pasien tidak dapat diselamatkan. Kanker di tubuhnya sudah menyebar dengan parah dan tak bisa ditolong lagi. "

Erik berteriak histeris dan memaksa masuk kedalam ruangan. Erik memeluk tubuh mamanya dan menangis.

"Mama gak mungkin pergi kan? Mama masih hidup kan? Ma, Erik baru aja selesai melangsungkan pernikahan Erik, kenapa mama tega pergi meninggalkan Erik. " ucap Erik

"Erik udah ya, mama sudah tenang bersama dengan papa. Kita harus mengikhlaskan kepergian mama ya. " ucap Karin memeluk adiknya

"Mama..... "

"Sayang, udah ya. Mama kamu nanti sedih kalau lihat kamu nangis. " ucap Melati

"Maafin Erik ya ma, Erik gak akan nangis lagi. Mama yang tenang ya sama papa. " ucap Erik

Kamu telah mencapai bab terakhir yang dipublikasikan.

⏰ Terakhir diperbarui: May 18, 2023 ⏰

Tambahkan cerita ini ke Perpustakaan untuk mendapatkan notifikasi saat ada bab baru!

Cinta Datang TerlambatTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang