43

9 2 0
                                    

Erik sedang mengemasi barangnya karna besok setelah acara kelulusan, dirinya akan segera pindah ke Paris. Berat rasanya untuk Erik meninggalkan semuanya, dia merasa hidupnya sangat tidak adil.

"Kenapa sih gua gak bisa menjalani hidup sesuai keinginan gua." ucap Erik teringat saat papanya memintanya kuliah di Paris

Erik mencari cari universitas yang cocok untuknya, tak terasa sebentar lagi dirinya akan lulus SMA.

"Lagi ngapain Rik? "

"Oh ini pa Erik lagi cari cari tempat kuliah. " jawab Erik

"Gak usah cari lagi, kamu akan melanjutkan pendidikanmu di Paris."

"Apa pa? Kok papa gak bilang ke Erik dulu. " ucap Erik

"Ini kan demi masa depanmu juga, papa mau yang terbaik untuk kamu."

"Tapi kenapa harus di Paris pa? Kenapa gak di Indonesia aja kayak kak Karin, di Bogor pasti banyak kok tempat kuliah yang bagus." ucap Erik

"Papa gak akan biarin kamu untuk kuliah di Bogor, papa tau ya rencana kamu. Biar kamu bareng terus kan sama cewek itu. "

"Papa egois, pantas saja Erik gak pernah bisa punya teman. Sekalinya Erik punya teman di suruh jauhin." ucap Erik

"Kamu ngebantah ucapan papa!! "

"Erik capek pa! Coba papa itung berapa kali erik pindah sekolah, semua itu karna papa. Erik juga mau kehidupan yang normal kayak anak anak lainnya. Memangnya salah pa jika Erik punya teman. " ucap Erik

"Papa gak mau kamu jadi anak nakal, buat apa juga memiliki teman. Mereka hanya akan menjerumuskan kamu!!!"

"Tapi Erik sudah besar pa! Erik bukan anak kecil lagi. Erik udah bisa menilai mana yang baik dan mana yang buruk, Melati itu baik pa....." ucap Erik

"Baik kamu bilang. Lihat! Jelas jelas dia punya bayi, itu yang kamu bilang anak baik. Lihatlah kelakuan dia! Punya anak diluar nikah, itu semua karna dia gak pernah diurus sama orang tuanya. Orang tuanya aja gak pernah keliatan. "

"ORANG TUA MELATI UDAH LAMA MENINGGAL PA!! BAYI YANG PAPA LIHAT BUKAN ANAK YANG DILAHIRKAN MELATI, ERIK DAN MELATI MENEMUKAN ANAK ITU DIDEPAN RUMAH MELATI. "

"Melati itu udah gak punya siapa siapa lagi setelah omanya meninggal. Melati juga anak yang cukup mandiri pa, buktinya di usianya yang masih mudah dia udah bisa merintis sebuah usaha, dia memiliki sebuah cafe."

"Tetap aja papa gak suka. "

"Terserah papa aja, Erik udah capek ngejelasin terus ke papa. Sekarang Erik terima aja keputusan papa, Erik capek! "

Erik menjatuhkan tubuhnya lalu menatap langit langit kamarnya. Tiba tiba Erik teringat suatu hal.

"Oh iya besok kan ulang tahun Melati." ucap Erik berniat memberikan kejutan untuk Melati

Erik pergi ke sebuah toko untuk membeli hadiah untuk Melati. Erik menyiapkan semuanya secara diam diam. Dia masuk kedalam rumah Melati dan menghias taman belakang rumah Melati.

"Akhirnya selesai juga. " ucap Erik melihat jam tangannya

"Ganti baju dulu deh. "

Erik masuk kedalam rumahnya secara perlahan, dia berjalan ke kamarnya dan mengganti pakaiannya. Setelah itu Erik kembali turun dan keluar rumah diam diam.

"Nah pas banget udah jam dua belas malam. "

Melati baru saja selesai menidurkan Erfi. Melati masuk kedalam kamarnya dan merasa bingung dengan jendela kamarnya yang terbuka.

Cinta Datang TerlambatTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang