57

18 3 0
                                    

Dinda terdiam memegang batu nisan bertuliskan nama Fiki. Dirinya masih tak menyangka Fiki akan pergi meninggalkannya, Dinda begitu menyesal karna terlambat menyadari cinta Fiki.

"Kemarin kan kamu udah kasih aku bunga, sekarang gantian ya aku juga mau kasih kamu bunga. " ucap Dinda meletakan buket bunga di atas gundukan tanah

"Bunga terakhir aku persembahkan untuk kamu. Kamu tenang ya disana, insyaallah aku akan ikhlas. " ucap Dinda kembali menangis memeluk batu nisan Fiki

Shandy menghampiri Dinda lalu memeluknya. Shandy juga merasa sangat hancur kehilangan seorang adik yang begitu disayanginya.

"Aku berharap semuanya adalah mimpi.... " ucap Dinda memejamkan matanya

Dinda kembali membuka matanya dan melihat sekelilingnya, kenapa dia ada di rumah sakit?

"Din, akhirnya kamu bangun juga. Kita solat dulu yuk. " ucap Ricky

"Om, kenapa kita ada di rumah sakit?" tanya Dinda

"Dinda, kamu pasti habis mimpi ya. Kita memang masih di rumah sakit, kita masih menunggu Fiki diperiksa." ucap Ricky

"Syukurlah semuanya hanya mimpi..."

"Ya udah yuk kita solat. "

"Iya om. "

Erik yang mendengar kabar bahwa Fiki kecelakaan langsung bergegas pergi ke rumah sakit. Dia sengaja tidak memberitahu Melati karna takut Melati akan semakin drop.

"Kak Karin.... " panggil Erik

"Erik..." ucap Karin memeluk sang adik
"Kamu yang sabar ya, kita masih menunggu dokter keluar. "

"Tuhan, tolong selamatkan Fiki. Aku mohon kepadamu... " ucap Erik

"Kita berdoa ya untuk kesembuhan Fiki." ucap Karin

"Iya kak. "

Tak lama kemudian dokter keluar dari ruang pemeriksaan.

"Dokter, bagaimana kondisi Fiki? " tanya Dinda

"Kondisi pasien baik baik saja, namun.... "

"Kenapa dok? Apa ada masalah dengan anak saya? " tanya Ricky

"Kecelakaan tersebut membuat kakinya terjepit dan membuat beberapa saraf terputus. Jadi untuk saat ini Fiki tidak dapat berjalan. "

"Apa dok? Adik saya tidak dapat berjalan? " ucap Shandy begitu histeris

"Pasien dapat berjalan kembali asalkan rajin terapi, tapi besar kemungkinan untuk dapat berjalan kembali begitu kecil. "

"Tolong lakukan yang terbaik untuk anak saya. " ucap Ricky

"Pasti pak, kami akan berusaha semaksimal mungkin. "

"Terima kasih dok. "

"Baik jika begitu saya permisi."

"Harusnya gua aja yang lumpuh." ucap Shandy

"Shandy, gak boleh bilang kayak gitu." ucap Karin

"Rin, karir Fiki bisa hancur kalau dia lumpuh. Dia gak akan bisa lagi syuting, ini semua gara gara gua. " ucap Shandy menjambak rambutnya prustasi

"Shandy stop! Semua ini takdir, kita harus yakin kalau Fiki akan bisa jalan lagi, kita harus support dia. " ucap Karin memeluk Shandy

"Fiki, maafin gua.... " ucap Shandy menangis dipelukan Karin

Fiki pun dipindahkan ke ruang rawat inap. Dinda memutuskan untuk menenangkan diri terlebih dahulu. Setelah dirinya merasa cukup tenang, dirinya membuka pintu ruangan Fiki dan berjalan menuju Fiki.

Cinta Datang TerlambatTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang