Part 30

8.1K 735 54
                                    

Persiapan hampir selesai”

Beberapa orang lalu lalang dan terlihat sangat sibuk seperti akan mempersiapkan suatu acara besar. Terlihat juga Krist yang juga tidak berhenti mengkomandokan sesuatu kepada beberapa pegawainya. Entah apa yang akan terjadi hari ini.

Sementara itu diruangan lain, Gulf sedang dirias untuk pemotretannya hari ini. Ia memang ada jadwal pekerjaan hari ini. Salah satu majalah wedding meminta Gulf untuk menjadi cover majalahnya bulan ini.

Anehnya, Gulf masih belum tau siapa yang akan menjadi pasangannya. Krist bilang ini seperti mistery quest yang disiapkan oleh team majalah. Siapapun itu nantinya Gulf tidak akan mempermasalahkannya.

“Apa kau sudah siap?” Krist datang untuk mengecek keadaan Gulf.

“Aku hanya tinggal mengganti pakaian ku saja, Phi”

“Aku akan menunggu mu disini”

Krist merebahkan badannya disofa putih panjang yang ada diruangan itu. Ia terlihat sangat kelelahan. Pekerjaannya hari ini cukup menguras tenaganya.

Tapi sayangnya Krist tidak memperhatikan ada sebuah tas pada ujung sofa dan tidak sengaja menendangnya jatuh.

“Apa yang sedang kau lakukan?” Seorang pria manis dengan kulit sawo matang yang berdiri tak jauh dari situ, kaget mendengar suara tas kameranya jatuh dan spontan meninggikan suaranya.

“Maaf. Aku tidak melihatnya. Apakah ada yang rusak?”

“Apa kau tidak tau berapa harga kamera ini?” Pria itu tampak sedikit menyesal setelah memarahi Krist. Wajah Krist saat ini terlihat penuh dengan penyesalan.

“Maaf. Aku benar-benar tidak sengaja. Ini kartu nama ku. Hubungi aku jika ada yang rusak. Aku akan menggantinya” Krist menyerahkan lembaran kertas kecil ke tangan pria itu.

“Sudahlah sepertinya tidak ada yang rusak” Ia membereskan beberapa barang yang berceceran dari tasnya.

“Apa kau fotographer untuk acara hari ini?”

Pria itu mengangguk tanpa melihat ke arah Krist.

“Aku Krist Perawat” Krist menjulurkan tangannya dan menunggu pria itu untuk menyambutnya.

“Singto Prachaya”

Saat hendak mengajak Singto untuk berbincang, Gulf lebih dahulu keluar dari ruang ganti baju. Krist lupa tujuan ia datang kesana adalah untuk menjemput Gulf.

“Aku sudah siap, Phi” Gulf menyadari raut wajah kecewa Krist.

“Tapi... aku sepertinya harus menata ulang rambutku. Kalian berbincang saja dulu” Gulf kembali duduk dikursinya dan meminta penata gayanya untuk berpura-pura mengecek riasannya.

Krist pun tau bahwa itu hanya akal-akalan Gulf saja dan ia tidak akan menyia-nyiakan kesempatan itu.

“Boleh aku meminta kartu nama mu juga?” Krist berusaha mengajak Singto berbicara.

Singto menatap heran kearah Krist, namun ia tetap memberikan kartu namanya.

“Kau tidak perlu menghubungiku. Tidak ada yang rusak pada kamera ku. Jadi tidak ada yang perlu kau ganti” Singto mengangkat tasnya dan berjalan keluar ruangan meninggalkan Krist yang saat ini merasa ditolak secara tidak langsung oleh Singto.

“Sepertinya kau harus berusaha keras untuk menaklukan pria dingin sepertinya, Phi” Gulf menepuk pundak Krist memberikannya dukungan.

“Siapa bilang aku menyukainya?”

Krist adalah tipikal pria yang sulit menyembunyikan perasaannya. Siapa pun diruangan itu akan segera tau jika Krist sedikit terluka dengan perlakuan Singto barusan. Krist yang ramah kepada siapapun dan selalu disenangi oleh banyak orang, tapi bisa dihempaskan begitu saja oleh Singto.

MEWGULF - I Need you, moreTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang