VerKwan (7)

5.9K 1K 129
                                    

"Ssaem."

"Ne, Vernonie?"

"Apa sudah selesai?"

"Kelasnya?
Tentu."

"Bukan.
Maksudku 'kita'.
Apa sudah selesai?"

"....."

"Aku sudah menuruti kemauanmu.
Menjadi anak kecil yang baik, mendengarkan guru, bermain bersama walaupun mereka jelas tak bisa melihatku, jadi-"

Ucapan Vernon menggantung begitu saja tidak diteruskan sama sekali karena lawan bicaranya malah memasang headset sekarang.

"Boo."

"Nanananaaa~~"

"Waktuku tinggal besok."

"LaaaaaalalaalaaAAAAA~"

"Aku harus bilang.. selamat tinggal."

Hening.

Seungkwan tak lagi pura-pura bernyanyi karena memang tidak ada musik yang ia dengar dari tadi.

Kepalanya menoleh, bersitatap dengan bocah berperawakan lebih mini darinya.

"Aku tidak menyuruhmu pergi, kenapa pamit?"

"Karena kali ini aku benar-benar tidak akan kembali."

"An.dwae."

"Hh.. harusnya kau bersyukur, setidaknya aku bisa menepati janji meski harus menunggu belasan tahun untuk momen ini."

"Oh! Ssaem punya video bagus, lihat!"

"Kwan..

Sudah.

Oke, sayang?"

Telapak Vernon terlampau mungil. Jadi hanya bisa bertumpu di punggung tangan orang dewasa yang sedang duduk menghadapnya. Tak mampu memeluk sama sekali.

Namun sentuhan tersebut sampai menghantam kulit.

Dingin.

Persis seperti sentuhan Vernon yang tak pernah bisa Seungkwan balas tiap harinya.

"Kenapa.. kau bisa menyentuhku tapi aku tidak bisa menyentuhmu?

Apa karena kau membenciku?"

"Aku mencintaimu."

"..hajima."

"Kalau kau mencintaiku, kau juga bisa menyentuhku Kwan."

So he tried,

But failed.

But failed

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.
✓Hyungnim, Saranghae! [Seventeen BxM Drabble]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang