"Jadi aku bisa kembali berinteraksi dengan orang yang ku sayang nanti selama empat belas hari?"
"Yap.
Mau sekarang juga bisa.
Setiap anak-anak yang mati, punya kesempatan ini. Biasanya untuk mengunjungi orang tua mereka.""Ah.
Kalau begitu aku tidak punya tujuan untuk hidup kembali.""???
Bukankah kau punya janji untuk melihat teman kesayanganmu menjadi guru, dewasa kelak?""Cih.
Tidak.
Dia bukan kesayanganku.
Dia membenciku."Masih membekas diingatan bocah yang kini merunduk memandang nisan bertuliskan namanya sendiri, bagaimana sosok 'teman' tersebut tak menangis sama sekali dulu, ketika hari pemakamannya.
Pasti karena pertemuan terakhir mereka yang kurang membahagiakan.
Tapi yah.. dia penasaran.
Apa yang sekarang bocah itu lakukan?
"Paman, mau ini."
"Okay, 10 ribu won."
"..mahal.
Kwanie cuma punya segini.
Diskon please?""Mana ada.
Uangmu bahkan tidak sampai lima ribu-""Ah!
Kwanie punya permen tiga, apa bisa buat bayar kurangnya?
Ini enak loh. Kwanie suka banget...tapi tidak apa-apa Kwanie tukar cokelat. Valentine soalnya."
"Ya, terserah. Bawel. Sana pergi."
Wajah riang. Tawa girang.
Bocah gembul itu berlarian
menuju pemakaman.
Meletakkan satu cokelat yang ia beli tadi di depan sebuah nisan.
Kemudian pergi tanpa salam.
"Valentine.. hari kasih sayang."
"Dia menyayangimu, Vern."
"Malaikat hyung."
"Hm?"
"Aku mau empat belas harinya untuk mengunjungi dia."
KAMU SEDANG MEMBACA
✓Hyungnim, Saranghae! [Seventeen BxM Drabble]
Fiksi PenggemarYounger top. Older bot. JeongCheol-Chan SeokSoo Meanie JunHao SoonHoon VerKwan Warning! Boy x Man. Age Gap. One couple & 200 words per chap. This book only contains sweet stories about them. Disclaimer! Pictures and names are used to visualise only...