VerKwan (2)

9.7K 1.4K 178
                                    

"Ssaem..?"

Yang dipanggil segera mengangkat kepala, namun sedetik kemudian kembali bersembunyi di atas lipatan tangan pada meja dan lanjut menangis.

Mengabaikan kehadiran siswa pertama di kelasnya.

"Seungkwan ssaem?"

"Hiks Bononie-
Ani, Vernonie.. pergi sana.. ssaem tidak mau diganggu."

"..pulang?
Tidak jadi sekolah??"

Benar juga.

Ini kan sekolah, Seungkwan tidak boleh begini.

Akhirnya dengan terpaksa ia tarik semua ingus sebelum menetes, menjeda air matanya mengalir dan bangkit duduk guna menghadap sosok yang kini berdiri menanti.

"Sudah?"

"Nangisnya?
Iya, sudah.
Wae? Kamu ingin menertawai ssaem?"

Vernon menggeleng tanpa ekspresi. Seketika membuat Seungkwan tertegun. Sadar bahwa anak ini sebenarnya peduli walau tak menanyakan situasi.

"Aish.. ya sudah. Pokoknya jangan tiru sifat cengeng ssaem ya, Bononie."

"It's okay..
Menangis bukan berarti cengeng."

"Ani, kau tidak mengerti-"

"Langit juga sering menangis, apa berarti langit itu cengeng?"

"....."

"Tidak apa-apa menangis sampai banjir sekalipun. Karena setelah badai biasanya ada pelangi.
Just keep smiling while going through the living.
Begitu eomma bilang."

"Cih.
Tidak ku sangka anak tanpa ekspresi seperti mu menasihatiku untuk selalu tersenyum menghadapi masalah kkk~"

"Ssaem tidak suka?"

"Suka, suka kok.
Terima kasih nasihatnya. Terima kasih Bononie eomma. Sampaikan salamku padanya nanti, ya."

"Um.
Pasti Vernonie sampaikan kalau berdoa."

"Nde?"

"Eomma di surga soalnya. :)"

 :)"

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.
✓Hyungnim, Saranghae! [Seventeen BxM Drabble]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang