04

1.8K 248 35
                                    

꘎♡━━━━━━━━━━━━━━━♡꘎

𝑱𝒂𝒅𝒊 𝒂𝒑𝒂 𝒚𝒂𝒏𝒈 𝒕𝒊𝒅𝒂𝒌 𝒏𝒚𝒂𝒕𝒂?
𝑲𝒂𝒎𝒖 𝒚𝒂𝒏𝒈 𝒕𝒊𝒅𝒂𝒌 𝒏𝒚𝒂𝒕𝒂 𝒂𝒕𝒂𝒖 𝒓𝒂𝒔𝒂𝒌𝒖 𝒚𝒂𝒏𝒈 𝒉𝒂𝒍𝒖 𝒔𝒆𝒎𝒂𝒕𝒂?

                        -𝑳𝒚𝒓𝒂𝒆, 2021

◇─◇──◇─────◇──◇─◇

'ᴠᴏᴛᴇ ᴅᴀɴ ᴄᴏᴍᴇɴᴛ ʏᴀ

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

'ᴠᴏᴛᴇ ᴅᴀɴ ᴄᴏᴍᴇɴᴛ ʏᴀ

Sudah lebih tiga puluh menit Aruna memutari kastil mencari dimana keberadaan kantor Snape. Hogwarts tidak seperti Ilvermony yang dibuat sangat simple, lorong - lorong dikastil ini dibuat banyak sekali cabangnya dengan tangga yang selalu bergerak - gerak.

"Seharusnya aku tanya dulu ke pria pirang tadi" gumam Aruna.

Aruna merasakan atmosfer disekitarnya berubah menjadi dingin dan suram, Aruna melihat keseliling tempat ini gelap dan lembab, Aruna yakin dia berada dibawah tanah sekarang.

"Kau! Apa yang kau lakukan disini!" Aruna berbalik wajahnya tampak sangat terkejut seperti orang yang baru saja ketahuan mengambil sesuatu. Aruna sedikit bernafas lega melihat pria pirang tadi, setidaknya ada seseorang yang dia tahu ditempat ini.

"Aku tanya! apa yang kau lakukan dikoridor asrama kami!?" kata gadis berambut hitam seperti jamur. Aruna menghela nafasnya, gadis seperti ini banyak ia temukan di Ilvermony mereka biasanya terkagum dengan ketampanan pria dan mengekorinya kemapun pria itu pergi.

"Aku mencari kantor dadku, mungkin kau bisa menunjukannya" tanya Aruna menatap pria pirang didepannya yang hanya diam dari tadi.

"Kau seperti tak tahu diri! Kau seharusnya tidak diasrama singa!" herdik wanita itu.

"Kau banyak bicara yang tidak berguna" kata Aruna sambil melewati mereka dan berjalan naik kembali keatas.

Aruna terus berjalan mengitari kastil, keringat bahkan sudah memenuhi wajah pucatnya, gaunnya tak lagi tertata rapi rambutnya juga sudah acak - acakan. Kakinya terus menelusuri kastil yang dua kali lipat lebih besar dari pada sekolahnya dulu.

Aruna memutuskan duduk dilantai kastil yang dingin, meluruskan kakinya yang sangat pegal, 'kastil sialan!' kesal Aruna sambil memukul - mukul pelan betisnya yang terasa kaku.

"Aruna? Apa yang kau lakukan disitu?" Aruna mendongakan kepalanya, dilihatnya Harry yang berdiri ditangga bagai cahaya terang yang membawa keberuntungan.

𝐎𝐑𝐏𝐇𝐈𝐂Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang