19

999 145 27
                                    

━━━━━━━━━━━━━━━━━♡

A person that truly loves you will never let you Go,
no metter how hard the situation is.

-unknow

♡━━━━━━━━━━━━━━━━━

"Seharusnya Bulgaria bisa menang jika Krum lebih cepat menangkap snitch" kata Draco berkacak pingang

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

"Seharusnya Bulgaria bisa menang jika Krum lebih cepat menangkap snitch" kata Draco berkacak pingang. Aruna yang tengah membereskan pakaiannya menengok kearah Draco "Bersyukur dia bisa menangkap snitch. ku rasa kalau kau yg diposisi Krum, mungkin Bulgaria akan kalah telak" katanya diakhiri kekehan diakhir.

Draco berdecih, "Kau tidak tahu siapa aku? Aku seeker Slytherin asal kau tahu"

"Ya aku tahu, Hermione bilang kau masuk menyogok, iya kan?" Aruna menyungingkan senyum kemenangan. Sedikit lega karna bisa membalas Draco karna tadi sebelum pertandingan dimulai Lucius sempat menghina keluarga Weasley yang punya kursi paling atas.

Draco menggertak sambil berkacak pingang, matanya menatap Aruna tajam "Tentu saja tidak! aku punya keahlian bagus. karna itu, aku masuk kedalam team, kau saja yang belum lihat aku bertanding, ku yakin kau akan langsung suka dengan ku"

"Cih, lebih baik aku mengerjakan tugas seharian dari pada harus melihat mu bertanding" 

"Terserah kau saja, dari yang aku lihat gadis - gadis selalu teriak histeris saat aku mengejar snitch" Draco membaringkan badannya dengan lengan yang menjadi bantal.

Gadis itu memutar malas bola matanya lalu melempar Draco dengan batal kursi "Itu kau saja yang terlalu percaya diri" Draco menangkapnya dengan mulus lalu menaruhnya dibawah kepala "Aku akan tidur, kau jangan cari - cari kesempatan" sambungnya.

Sesudah pakaiannya beres Aruna ikut membaringkan badan dengan bentuk bintang. Ia bertanya - tanya apa yang Edmund lakukan sekarang? Sudah lama mereka tidak saling mengirim surat. Entah perasaannya atau apa, tapi ia merasa sejak gosip hubungannya dan Draco pecah, Edmund mulai menjauihinya. Lalu Aruna merogoh tongkatnya yang berada di saku celana, memegang kembali batu pemberian ibunya Edmund.

Batu berwarna ungu itu tampak magis dan berkilauan, pernah satu saat waktu pelajaran PTIH batu itu terlihat lebih berkilauan seperti ada gliter didalamnya, tapi itu hanya sebentar. Tak lama Aruna menolehkan kepalanya kearah pintu tenda, diluar sangat bising. Apa Irlandia tengah berpesta?, pikir Aruna. Ia bangkit dari duduknya dan menghampri Draco "Drac, bangun! Ayo keluar"

Sebenarnya Draco tak benar - benar tidur ia hanya memejamkan matanya mencoba mencari ketenangan. Draco yang mengerti maksud Aruna langsung berjalan kearah pintu. Keduanya membuka tirai pintu bersamaan. Tapi yang selanjutnya terjadi adalah tenda - tenda didepan mereka berhamburan, kebakaran dimana - mana.

Draco yang punya insting kuat langsung menarik aruna untuk berlindung. Gadis itu menarik tangan Draco membuat mereka berhenti ditengah orang - orang yang hiruk pikuk. "Teman - temanku. Hermione, Ron, Harry" Aruna berbalik, draco menahan tangannya "No! Don't do that! it's not safe"

𝐎𝐑𝐏𝐇𝐈𝐂Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang