17

1K 184 34
                                    

══════ ∘◦❀◦∘ ══════

Selain jatuh cinta ke
fictional character
Aku juga jatuh cinta ke character sendiri

♡━━━━━━ ◦ ✤ ◦ ━━━━━━♡

Paginya Aruna misuh - misuh didepan Linky, mengutarakan perasaannya yang kesal dengan dadnya sendiri

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.


Paginya Aruna misuh - misuh didepan Linky, mengutarakan perasaannya yang kesal dengan dadnya sendiri. Semalam Aruna kembali meminta izin dengan Snape, tapi Snape malah memberi tanggapan seperti 'Kau kan pacaran dengan Malfoy' atau 'Aku hanya memintamu pergi dengan malfoy bukan menjauhi keluarga Weasley'

Sekarang Aruna tengah mengemasi barang - barangnya untuk menginap dikediaman Malfoy dan persiapan untuk kembali ke Hogwarts. Aruna akui di Hogwarts jauh lebih baik dari pada di Ilvermony, Hogwarts lebih seperti keluarga baginya.

"Sudahlah nona, tuan Snape tak akan mengganti pikirannya" ujar Linky yang tengah duduk dimeja belajar Aruna.

"Huft, kau benar" Aruna menutup tas besarnya yang sudah penuh diisi dengan perlatan sekolah. Ialu mejinjing tas kecil berisi berberapa pakaian untuk menginap dikediaman Malfoy.

"Aku pergi dulu Linky, sampai juga Next year"

Aruna turun kelantai bawah dan melihat Snape dengan pakaian hitamnya tengah tegak melihat keluar jendela.

"Dad? Aku sudah siap" Katanya dianak tangga terakhir. Snape membalikan badan, meraih tangan Aruna dan hilang sekejap mata.

Mata Aruna membesar melihat kediaman Malfoy yang sangat besar dan gelap. Keluarga Malfoy memang suka memakai pakaian hitam tapi ia tak menyangka sampai kerumah ikut menjadi gelap.

"Dad?, gelap sekali. Lebih terang rumah kita, bagaimana balik saja?"

Snape meliriknya sekilas "Bicara mu!" tegur Snape. Aruna langsung menutup mulutnya rapat - rapat dan ikut berjalan dibelakang Snape.

Pria paruh baya itu berberapa kali mengetuk pintu dan langsung di bukakan Elf rumah yang pendek.

"Silahkan tuan" katanya.

Aruna melangkah kan kakinya masuk, mulutnya terbuku lebar melihat interior rumah ini, sangat besar dan megah hanya kurang pencahayaan. Dari ujung ruangan terlihat wanita paruh baya dengan rambut berwarna pirang dan juga sedikit hitam, Aruna tebak itu ibu Draco.

"Severus? Tumben sekali? Ada apa?" tanyanya begitu anggun.

"Aku akan meninggalkan dia disini agar bisa menonton piala dunia bersama Draco" ucap Snape. Wanita itu menelisik Aruna dari atas sampai bawah dan tersenyum "Kau Aruna bukan? Aku Cissy Draco's mother" ucapnya ramah.

"Hai Cissy aku Aruna, te-"

"PACAR!" pekik suara bass laki - laki dari arah tangga, Draco.

Draco sedikit berlari dan berdiri disamping Aruna "Mom, ini Aruna gadis yang aku ceritakan" katanya.

Cissy kembali tersenyum "Ah kau rupanya! benar kata Draco kau cantik"

"Ya kan mom? Kau menutup mata saja sudah terlihat betapa cantiknya dia" kata Draco melihat Aruna sambil menaik turunkan alisnya. Cissy tertawa renyah melihat kelakuan anaknya sedangkan Snape merasa ingin muntah melihat kelakuan Draco.

"Draco!!" Aruna menyentak lengan Draco yang berada disampingnya.

"Apa cantik?" Aruna kembali menghela nafas, Draco benar - benar pandai membuat hatinya bergejolak.

"Draco, bawa dia kekamarnya, okay? Aku mau bicara dengan Severus" Draco mengangguk lalu menarik tangan Aruna menjauh dari para orang tua.

"Apa - apan itu? Sangat menjijikan kan" protes Aruna.

"Diam saja, aku tengah mencoba meyakinkan mereka" Draco menarik tas gadis itu dan membawakannya kedepan pintu jati hitam.

"Ini Kamar yang ini kamar ku" tunjuk Draco kearah pintu bertuliskan 'pivate romm' Draco menaruh tas Aruna diatas kasurnya lalu kembali menarik tangan Aruna lagi.

"Ayo! Aku ingin menunjukan kamar ku"

Cklek...

"Wow" gumam Aruna sangat pelan. Kamar Draco sangat besar dan dimonisasi warna hijau dan hitam. Kasurnya king size, dan bahkan punya perpustaan kecil sendiri.

Aruna berjalan kearah lemari yang penuh dengan buku. Matanya tertarik dengan satu buku berjudul 'Hogwart's history' tapi sayangnya itu terlalu tinggi untuk Aruna yang pendek.

Aruna melihat kearah Draco yang tengah duduk menyila disofa. "Apa?" tanya Draco.

"Aku ingin membaca buku yang itu"

"Cih! makanya tinggi! menyusahkan hati saja"

"Ha? Kau tak ikhlas?!"

"Kau tak akan mengerti" Draco meraih buku itu sangat mudah dan meberikannya kearah Aruna. Ia kembali duduk disofa dan duduk melihat Aruna. Dia tak bohong tentang Aruna, gadis ini benar - benar cantik dengan balutan dress navy-nya. Draco jadi bertanya - tanya bagaimana tampilan Aruna saat memakai gaun putih dan berjalan kearah altar. Draco cepat - cepat menggeleng kan kepalanya, itu pemikiran yang gila.

Aruna mengalihkan perhatiannya dari buku "Kau sudah tau siapa gadis itu?" Draco menggeleng.

"Lama sekali, kapan kira - kira ini berakhir?"

Draco kembali menggeleng "Tergantung bisa lama, sebentar, atau tidak berakhir sama sekali"

"Huh" Aruna berharap ini cepat berakhir karna membantu Draco ini tidak baik untuk kesehatan jantungnya.

A/n;

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

A/n;

Ahh baper sama ketikan sendiri:')

Btw pendek ya? Hoho
Aku banyak ide,cuman malas ngetik
Kalo bisa vn aku vn aja:)

Love you

Love dari caca yang mabuk liat
pfp sendiri.

𝐎𝐑𝐏𝐇𝐈𝐂Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang