A/n (¹);
1.) Bacanya pelan-pelan aja ya karna ini panjang banget. Kalau kecepatan nanti ga ngerti karna banyak Flashback. (semua garis miring di part ini adalah flashback)
2.) Pertandingan ke-2 dan 3 disini jaraknya dekat.
3.) Persiapkan hati dan mental!
***
And after all this time, I'm still into you.
Kini sudah 3 hari sejak Aruna mengetahui masa lalunya yang kelam.
Ia terus mengurung diri dalam kamar asrama dan tak membiarkan satu orang pun masuk, dia hanya ingin sendiri sekarang ini. Bahkan silau matahari tak bisa menganggu aruna yang bergulung didalam selimut.Rasanya pedih saat mengetahui orang tua yang selama ini menjagamu bukan orang tua biologis. Semalam penuh Aruna mencoba mengerti dengan keadaan sekarang. dimulai dari keluarga Edmund, maut yang sudah didepan mata, pengakuan Snape, dan selama itu Aruna tak menemukan titik terang.
Aruna semakin meringkukkan badannya lalu menghirup nafas sedalam mungkin. Ia mengeleng dengan cepat saat isakan tangis mulai keluar dari mulutnya.
Ia hanya bingung kenapa bisa semua ini terjadi secara beruntun. Apakan takdir tengah tertawa melihat Aruna begitu terpuruk seperti sekarang?.
Gadis itu semakin membekap mulutnya saat suara Snape berada diluar sana.
"Aruna, kau tak mau menjumpai ku? Kau sudah makan? Sebaiknya kau keluar dan makan" sudah banyak yang membujuk Aruna untuk keluar dari kamar tapi tak satupun Aruna hiraukan.
Diluar sana Snape nampak sangat gusar melihat anaknya yang begitu terpuruk. Ia sangat cemas karna dari semua panggilan, mulai dari Draco, Harry, Ron, Snape, Edmund, Hermione bahkan profesor Mcgonagall diacuhkan.
Snape memandang Edmund, Draco, dan Hermione secara bergantian lalu mengajak mereka untuk kekuar dari asrama Gryffindor.
Edmund yang awalnya berjalan dibelakang akhirnya menyamakan langkahnya dengan langkah lebar Snape "Kenapa bisa bocor? Kita sudah merencakannya secara matang tanpa membuat Aruna menangis"
Snape berhenti, lalu bersandar dipilar "Dia menguping pembicaraan ku bersama Lupin dan Sirius"
"Aruna mendengar semuanya?" tanya Hermione.
"Yaa dan ini semuanya karna kau Mudblood!" tuduh Draco tiba-tiba. Hermione tak mengelak, jika saja waktu itu dia tak ceroboh mungkin Aruna tak akan seperti ini.
"Aku punya ide..." usul Edmund.
Disisi lain Aruna masih meringkuk dibawah selimut tebalnya. Mungkin sudah ratusan kali Aruna mendengar suara ketukan dan hanya 1 ketukan yang membuatnya tertarik.
KAMU SEDANG MEMBACA
𝐎𝐑𝐏𝐇𝐈𝐂
Fanfiction❛𝐂𝐨𝐦𝐩𝐥𝐞𝐭𝐞𝐝 ᴅ.ᴍᴀʟꜰᴏʏ x ʏᴏᴜ x ᴇᴅᴍᴜɴᴅ.ᴘ 𝐀𝐫𝐮𝐧𝐚 𝐬𝐞𝐯𝐞𝐫𝐮𝐬 𝐬𝐧𝐚𝐩𝐞, gadis Ilvermony yang akhirnya mendapat kesempatan untuk pindah ke Hogwarts, sekolah yang di inginkannya dari lama. Tahun ketiganya sedikit membingungkan karna ia ha...