"Ini gila!" bisik Nicholas pada dirinya sendiri. Dia masih tidak percaya ketika kuda Somerset berhasil melewati garis finish dan berhasil menyabet juara di nomor kecepatan.
Dari gestur yang ditunjukkan, Nicholas sudah tahu dari awal bahwa gadis Haywood memiliki keterampilan menunggang kuda yang sangat baik. Dia hanya tidak yakin bahwa Northern Star bisa dikalahkan oleh seorang gadis tanpa nama dan seekor kuda asing.
Ini benar-benar gila!
Nicholas yakin, semua yang menonton juga tercengang. Bilik eksklusif yang hanya menampung kalangan ton tiba-tiba hening. Suara putaran kipas angin besar yang menggantung di tengah ruangan adalah satu-satunya bunyi yang terdengar.
Sepertinya, rasa terkejut itu tidak hanya terjadi di sini, tapi juga dalam stadion. Di bawah sana, semua mata tertuju pada satu-satunya joki wanita di lapangan. Nicholas tidak melihat adanya teriakan dan tepuk tangan, kibaran bendera, atau orang-orang berpelukan, yang biasa terjadi setelah salah satu kuda mencapai garis finish.
Waktu seakan berhenti. Satu-satunya yang bergerak adalah kuda bernomor punggung lima yang terus melaju membawa sosok ramping menuju lorong di bawah tribune. Perlu beberapa waktu sebelum suara tepuk tangan terdengar. Kertas berwarna mulai beterbangan, mewarnai udara seperti butiran salju warna-warni.
Di saat yang sama, Thomas yang berdiri di sampingnya terkekeh. "Apa katamu barusan, Nic? Belum tentu gadis itu akan menang? Masih ada lima ratus meter lagi dari garis finish?"
"Well, seperti yang kau lihat ... aku kalah. Sekarang pergilah dan jangan lupa ambil uang taruhanmu sebelum pulang," sinis Nicholas menjawab sindiran sahabatnya.
Kekeh Thomas berubah menjadi tawa. Lelaki besar itu lalu berujar sambil menepuk pundaknya. "Sesekali, kekalahan dapat membuatmu belajar maju, kawan."
"Tenang saja, Nic, kudaku sering kalah tapi aku baik-baik saja," hibur Robin dengan santai di sebelahnya.
Mengalihkan pandangan dari Thomas, Nicholas menatap sinis seringai sempurna yang terbentuk di wajah Duke of Windsor. Dia mendengkus, kedua sahabatnya tidak tahu efek dari kemenangan hari ini. Jika dulu gadis itu sembunyi-sembunyi menjadi incaran pemilik istal, maka setelah ini tawaran pekerjaan pastilah mengalir deras ke Kastel Haywood, dan Nicholas tidak bisa membiarkan gadis itu jatuh ke tangan pemilik istal lain.
"Ayo, Nic. Jangan buang waktu yang berharga ini. Mari kita buktikan siapa yang akan dipilih Lady of Haywood," ajak Robin antusias sambil mengedikkan kepala.
Meninggalkan Thomas, mereka keluar bilik menuju ke istal di bawah tribune. Menyusuri sepanjang jalan menuju tempat di bawah tribune, sebuah pikiran merasukinya, bahkan Robin pun tidak boleh memiliki gadis itu.
Di antara lalu lalang pekerja istal dan para pesuruh sewaan yang bekerja mengisi tempat makan serta membersihkan kandang, Nicholas dan Robin bergerak mencari sosok Andara. Setelah mencari beberapa waktu, dia melihatnya, satu-satunya sosok ramping yang bergerak cepat dengan gaun kempis tanpa crinoline.
Seharusnya Nicholas berteriak memanggil gadis itu jika ingin mengajaknya bicara, tapi baik dirinya maupun Robin sama-sama diam. Cara Lady Haywood bergerak sungguh menarik. Rambut berkepang yang sekarang tergerai seluruhnya, tampak hitam berkilau bak selendang dari sutra hitam.
Nicholas menelan ludah. Belum pernah dia melihat seorang lady yang begitu tidak peduli akan penampilannya seperti Lady of Haywood. Tidakkah gadis itu tahu tampilannya sekarang bisa dikatakan tidak pantas dan terlalu berani?
Sekarang dengan rambut tergerai dan rok yang menampilkan lekuk pinggulnya, pikiran lancang Nicholas membayangkan gadis itu berada ditempat lain yang lebih cocok ketimbang dalam istal kuda yang kumuh.
KAMU SEDANG MEMBACA
THE HORSE WHISPERER [TERBIT!]
Historical Fiction[Wattys2019 Winner - Historical Fiction] [Gocenglengge Big-5 Winners] Andara tidak meminta untuk dilahirkan di dunia, namun apa daya Tuhan berkehendak lain. Dia terlahir sebagai buah cinta seorang bangsawan Inggris dan seorang gadis Indian dari nege...