NO - FOR A LADY

943 93 10
                                    

Tidurnya terlalu nyenyak kemarin hingga lupa dengan janji untuk menemui gadis itu. Nicholas buru-buru turun untuk menemui tapi tidak menemukannya. Thomas mengatakan Lady Andara berada di sekitar istal ketika melihatnya barusan.

Tanpa buang waktu, dia segera menyusul, namun lagi-lagi gadis itu tidak ada di sana. Suara derap kuda dikejauhan membuatnya menyusul dengan menggunakan salah satu pejantan putih miliknya.

Berada di sana, berdiri di luar lebatnya hutan Hartington, gadis itu terlihat sedang merebahkan tubuh ke leher Skyline sambil mengelus bintang itu dengan sayang. Bisikan halus terdengar darinya ketika Nicholas bergerak mendekat.

"Good morning," sapa Nicholas sambil mensejajarkan langkah kudanya dengan Skyline.

Andara terlihat terkejut dan segera menegakkan tubuh. Dirapatkan mantelnya, udara dingin bulan Oktober mulai terasa. "Good afternoon seharusnya, Your Grace. Kau pasti sangat lelah." Senyum gadis itu mengembang, menampakkan deretan mutiara putih yang terjaga baik.

Nicholas menengadah, barusan menyadari bahwa hari sudah jauh dari pagi meskipun udara sekitar sejuk. Dia menyeringai dan merasa sedikit malu karena telah tertidur lelap, "Maafkan kelalaianku."

"Tidak masalah. Bagaimana dengan satu putaran, kau dengan kudamu dan aku dengan Skyline?"

"Oh, apakah ini sebuah tantangan? Kalau begitu dengan senang hati, shall we?" Satu alisnya terangkat mendengar tantangan Lady Andara. Belum pernah dalam hidupnya, Nicholas mendapat tantangan dari seorang lady yang membuat kadar adrenalinnya meningkat.

Segera saja Nicholas memandu Lady Andara dan tunggangannya ke satu titik sebagai garis start. Tidak lupa ditujukkan juga pada gadis itu letak garis finish. Kemudian menjelaskan rute yang harus diambil yaitu mengelilingi hutan Hartington pada setapak yang telah ditandai dengan pita kuning.

Rute itu sudah lama dibuat oleh ayah untuk melatih stamina kuda Hartington. Pada masa remajanya, Nicholas ditugaskan ayah untuk menggilir satu per satu kuda mengitari rute tersebut agar kaki-kaki kuda kuat dan tidak bengkok karena menahan beban tubuh dan penunggang di atasnya. Dia hafal betul rute tersebut hingga tidak ragu jika harus menungang kuda dengan mata tertutup. Lady Andara mengulang lagi instruksi barusan sebelum kuda mereka berpacu.

Sebentar kemudian Nicholas dan Lady Andara sudah mengadu kecepatan membelah hutan di atas tunggangannya masing-masing. Teriakan memacu adrenalin menggema di antara pepohonan. Nicholas membiarkan gadis itu memacu kudanya di depan, sementara dia mengikuti dari belakang. Meskipun tidak familiar dengan rute itu, Nicholas terkejut dengan kegesitan Skyline menghindari aral dan bebatuan yang menghalangi jalan, seakan kuda itu memiliki pemikiran sendiri dan yang harus dilakukan oleh Lady Andara hanyalah duduk manis di atasnya.

Sesekali tunggangan Nicholas mendahului, sesekali pula Skyline menyalipnya dengan lompatan-lompatan jauh. Dalam umur yang muda, Nicholas bertanya-tanya apakah ada potensi lain yang tersimpan dalam bungkusan bersurai hitam itu?

"Hiiish!" perintah Lady Andara sambil menarik kekang ketika tiba di garis finish setelah Nicholas. Dua kaki binatang itu naik ke udara dan meringkik keras menanggapi perintahnya. "Aku kalah," aku Lady Andara dengan suara terengah. Asap tipis lolos dari bibirnya ketika dia bicara.

"Sebenarnya kupikir kaulah pemenangnya, Milady. Bayangkan jika kau menguasai rutenya, sudah pasti aku akan tertinggal jauh di belakang. Kau mengaggumkan," puji Nicholas tulus.

"Terima kasih, Your Grace."

Rasanya Nicholas barusan melihat rona merah di pipi gadis itu yang membuatnya ikut tersipu. "Apa yang ingin kau katakan kemarin? Jika ingatanku tidak salah, itu mengenai Conrad bukan?"

"Lord Nicholas, aku ingin mengendarai Skyline untuk lomba kecepatan pada Royal Ascot Derby. Conrad bisa mengambil nomor lomba lainnya jika dia mau."

"Kau yakin? Karena itu sangat berbahaya. Banyak kasus joki wanita mengalami kecelakaan hingga meninggal karena rok berkuda mereka yang tersangkut di tali pelana."

"Yakin. Seandainya terjadi kecelakaan pun, tolong jangan biarkan aku kesakitan." Iris keemasan yang dulu ditakutinya menyorot memelas.

Hening.

Sesuatu bergejolak dalam dirinya ketika mendengar kata-kata Lady Andara barusan. "Kalau begitu aku tidak bisa membiarkanmu mengikuti lomba," geram Nicholas. Dia segera menarik kekang kudanya dan memutuskan pergi meninggalkan gadis itu.

"Lord Nicholas!" panggil Lady Andara dari belakang beberapa kali. 

Nicholas tidak mengindahkan dan terus melarikan kudanya menjauh. Pikirannya berkecamuk, bagaimana mungkin dia mengorbankan anak Haywood untuk sesuatu yang begitu berbahaya sementara Nicholas sudah berjanji pada Lord Anthony untuk menjaga anak gadis kesayangannya itu.

Lady Andara mengejarnya. Dalam hitungan menit, gadis berambut hitam itu sudah menyusul ke istal. Ditambatkan kekang Skyline pada tempatnya kemudian mengejar Nicholas hingga ke lapangan terbuka. Beberapa penjaga istal menatap seakan gadis itu mengemis cinta pada tuan muda mereka.

"Lord Nicholas!" Tangan Lady Andara menarik kasar lengan Nicholas ketika berhasil mengejarnya. "Kau harus mengijinkan aku berlomba, tidak ada yang akan bisa menunggangi Skyline selain aku!"

"Kalau begitu aku tidak akan mengikutsertakan Skyline," gertak Nicholas. Dagunya terangkat, mengisyaratkan pada gadis itu kalau dia tidak bisa diatur seenaknya, bahkan ibu pun tidak berhak mengaturnya.

"Tidak! Skyline harus tampil. Dengarkan aku, kau akan kalah jika mengikutsertakan kuda lain dalam derby bergengsi ini. Dan aku masih akan terikat hutang padamu."

"Royal Ascot Derby sama seperti derby lainnya, Milady. Dan kau harus mempertimbangkan bahwa nyawamu lebih berharga dari itu."

"Aku tidak akan lebih berharga jika kau tidak menempatkanku di sana. Lebih baik aku mati di arena pacuan!" teriak gadis itu yang terdengar seperti suara keputusasaan. Nicholas tidak mengerti, apakah maksud gadis itu bahwa nyawanya tidak berharga saat ini? Apakah itu karena dia bukan darah murni seorang bangsawan?

Kemarahan Nicholas memuncak, iris pucatnya menatap tajam pada iris mata keemasan di depan. Dicengkram lengan ramping gadis itu dan membawa wajah rupawannya mendekat pada wajahnya agar gadis itu bisa mendengar kata-katanya dengan jelas. 

"Jawabannya adalah tidak, Milady," desis Nicholas. Belum sempat Lady Andara merespon, Nicholas sudah melepaskan kungkungannya dan pergi menjauh dengan langkah panjang.

THE HORSE WHISPERER [TERBIT!]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang