Nicholas tidak dapat tidur nyenyak malam itu, perasaan bersalah dan hasratnya terhadap gadis itu sama kuat, dia merasa terkoyak dan tanpa sadar Lady Andara telah menjadi korban. Apa yang harus dilakukan sekarang karena sepertinya meminta maaf saja tidak akan pernah cukup. Di mata hukum, dia bisa dinyatakan bersalah dengan tuduhan telah melecehkan gadis Haywood.
Masih kuat dalam ingatan, harum kayu manis yang menguar dari kulit gadis itu ketika dia menggigitnya. Harusnya Nicholas tidak menggigit begitu keras, namun seluruh reaksi gadis itu membangkitkan sisi primitif dan membuatnya lupa diri.
Nicholas merasa bersalah, Thomas benar ketika mengatakan bahwa gadis itu polos hingga ujung rambutnya. Dia merasa seperti bangsawan mesum yang mengajarkan keliaran pada gadis baik-baik dan sialnya, gadis itu belajar dengan cepat. Bersyukur akal sehat datang tepat waktu dan menghentikannya untuk berbuat lebih jauh.
Nicholas menelusuri bekas goresan kuku pada pipi yang mengikuti tamparan keras dari Lady Andara, menyadarkannya bahwa kejadian kemarin bukanlah mimpi. Ada yang harus Nicholas akui kebenarannya bahwa dia tidak pernah kekurangan wanita untuk memenuhi hasratnya. Para ladies dengan senang hati menyerahkan diri pada Nicholas, itu alasan mengapa dia berpikir bahwa semua wanita membosankan. Tapi Lady of Haywood berbeda, gadis itu memang selalu penuh kejutan.
Ketukan pada pintu kamar membuat Nicholas terkejut. Entah sejak kapan, ibu sudah berdiri di ambang pintu menatapnya, "Kau sibuk?"
"Masuklah, Ma." Nicholas mendudukkan diri, punggungnya bersandar pada kepala ranjang yang terbuat dari kulit yang diisi busa empuk. Tidak guna menyembunyikan luka pada pipinya karena ibu pasti bisa melihat, dia hanya berharap ada hal lain yang lebih penting untuk dibahas sehingga ibu tidak terlalu memperdulikan itu.
Ibu masuk, disusul dengan Nicolette di belakangnya. Keberadaan dua wanita yang paling disayangnya di seluruh dunia pada pagi hari ini membuatnya tersadar bahwa dia mungkin sedang dalam bahaya. Ibu dan Nicolette bergerak dengan lincah menghampiri ranjang Nicholas dan duduk di kiri kanannya.
"Lady Andara sakit, sementara para tamu sudah datang dan besok season akan dimulai. Kasihan sekali dia," ujar ibu membuka pembicaraan.
Nicholas mencoba menunjukkan wajah datar, sementara memikirkan kemungkinan penyebab Lady Andara sakit, antara memar pada bahu atau harga diri gadis itu yang sangat terluka, sehingga gadis itu memutuskan berpura-pura agar tidak mengikuti season kali ini. Desakan rasa bersalah menghimpit dadanya.
"Ma, bolehkah kau pulangkan Lady Andara segera? Lagipula, gadis itu sudah mengatakan dia tidak tertarik untuk mengikuti season di mana pun. Atau biarkan kali ini—untuk kali ini saja—aku tidak mengikuti season. Aku berjanji akan mengikuti season-season selanjutnya selama yang kau inginkan, tapi tidak season kali ini."
"Non-sense, Nicholas! Kita adalah tuan rumah season ini, bagaimana mungkin kau tidak hadir? Hilangkan ide konyol itu dari pikiranmu. Selain itu, aku telah berjanji pada Andara untuk menjadi walinya dan mencarikan jodoh.
"Oh ya, Lord Anthony sudah kukabari dan dia sangat terkejut. Kau tau, katanya Marquis of Somerset telah melamar gadis itu. Apakah kau tau sesuatu mengenai itu?"
Nicholas tersentak, dia lupa pada kenyataan gadis itu sebentar lagi akan menikah dan dia kemarin hampir saja melakukan hal yang tak senonoh pada calon istri Peter. Nicholas menelan ludahnya, "Yang kutau adalah sebatas yang ibu tau, tidak lebih."
"Nic, Andara menceritakan bahwa dia melakukan taruhan bodoh yang melibatkan kemenangan Skyline ... mungkin itu ada hubungannya dengan Peter."
"Aku dari tadi memperhatikan, kenapa dengan wajahmu, Nic? Lukanya seperti ...."
Rasa panik menghinggapi Nicholas ketika iris biru ibu mendekat dan mulai meneliti wajahnya, dengan cepat dia berkata, "Dengar, aku tidak tau mengapa aku dilibatkan dalam masalah ini. Kuyakin mama dan Nicolette bisa menginterogasi Lady Andara lebih baik tanpa campur tanganku.
"Aku tidak peduli apakah gadis itu sakit atau dia hanya tidak mau mengikuti season di Hartington. Tolong jangan ganggu aku sekarang!"
"Kenapa kau harus begitu marah dengan kami, bahkan Thomas pun sudah memaafkanmu. Saranku, pergilah keluar untuk menghirup udara segar agar pikiranmu tenang, Nic," tukas Nicolette kesal. Kemudian adik kesayangannya memutar tubuh menghadap ibu, "Kalau mama melihat betapa paniknya Nic kemarin, kurasa Nicholas belum menyadari kalau dia mencintai Andara."
"Oh ... Benarkah, Nic? Itu sebuah kabar baik untukku. Aku sudah jatuh cinta pada gadis itu semenjak dia melangkah masuk ke kastel Hartington." Bintang-bintang di mata ibu bersinar terang dan menyilaukan, menyala dengan khayalan bahwa Lady Andara dan anaknya saling mencintai.
Mungkin ibu lupa dengan nasihatnya sendiri bahwa jodoh sudah ada yang mengatur. Satu lirikan sudah cukup bagi Nicholas mengetahui bahwa jalan hidupnya dan Lady Andara seperti bersilangan membentuk benang kusut. Sekali pun Nicholas memang mencintai Lady Andara, gadis itu sudah ditakdirkan bersanding dengan Peter.
Nicholas memutar bola matanya dengan rasa tidak percaya dan tidak tau harus berkata apa untuk menyangkal asumsi Nicolette. Setelah menikah dengan Thomas, dia merasa bahwa adiknya menjadi lebih dewasa dengan pemikiran-pemikiran yang matang dan teliti. Satu ibu saja sudah membuatnya tertekan, ditambah satu adik, rasanya Nicholas tidak akan sanggup mengikuti season sampai kapan pun.
"Terserah apa kata kalian, aku menyerah. Jika kau dan mama sudah puas, tolong segera keluar dan jangan ganggu waktu tidur berhargaku, mengerti?" Nicolette berdecih ketika Nicolas mengubah duduknya ke posisi tidur dan membenamkan kepala ke bantal.
Belaian halus pada rambut menenangkan pikirannya yang kacau, "Sebelum kami keluar, aku ingin kau tau, Nic ... Andara sudah membungkus semua pakaiannya dan siap pergi kapan saja. Gadis itu bisa melakukan tindakan spontan jika itu bertentangan dengan hati nuraninya dan aku khawatir.
"Jika kau tidak menginginkan dia, Nic, bantu aku menjaganya agar bisa mengikuti season ini demi menemukan pria baik-baik yang menikahinya karena cinta. Kau mengerti bukan?"
Geraman Nicholas menjawab pertanyaan ibu, sebentar kemudian didengarnya suara pintu kamar ditutup. Perlahan diangkatnya kepala dan menatap keluar jendela kamar, tampak langit biru pagi hari dengan butiran salju tipis masih turun.
Nicholas membayangkan jika Lady Andara benar-benar pergi dari kastel Hartington—akankah rasanya biasa saja, atau dia akan menyesali diam-diam? Yang jelas Nicholas berhutang kata maaf pada Lady Andara yang harus disampaikannya sebelum gadis itu pergi dari sini atau dia akan merasa bersalah seumur hidup.
KAMU SEDANG MEMBACA
THE HORSE WHISPERER [TERBIT!]
Ficción histórica[Wattys2019 Winner - Historical Fiction] [Gocenglengge Big-5 Winners] Andara tidak meminta untuk dilahirkan di dunia, namun apa daya Tuhan berkehendak lain. Dia terlahir sebagai buah cinta seorang bangsawan Inggris dan seorang gadis Indian dari nege...