HOT BLOOD MUSTANG

1.1K 155 3
                                    

"Your Grace!" Nicholas dan Conrad yang sedang melakukan inspeksi pagi memutar tubuh hampir bersamaan ketika suara lantang berteriak memanggil mereka dari jauh. 

Seorang remaja belasan tahun terlihat berlari sangat kencang membelah pagi. Debu mengepul di belakang anak itu ketika kaki kurus nan lincah menapak keras di rerumputan kering pertengahan musim gugur. Saking kencang larinya, Nicholas sampai harus menangkap remaja itu agar bisa berhenti dari lajunya.

"Whoa, kid ... mengapa begitu terburu-buru? Kau bisa saja mencelakakan dirimu atau orang lain," nasihat Nicholas terdengar bijak. Padahal ketika seumur bocah ini, dia juga melakukan hal yang sama.

"Mustang itu ...," beritanya terputus ketika mencoba mengejar napas yang terengah-engah. "Mustang itu ... menggigit salah satu kudamu, Your Grace."

"Apa?" tanya Nicholas geram.

Tanpa menunggu keterangan lebih lanjut, dia segera pergi, meninggalkan anak lelaki itu pada Conrad. Nicholas berlari dengan kecepatan penuh menuju ke istal utama yang terletak di bagian timur dari kastel Hartington.

Sejak Mustang hitam itu dibawa pulang dua minggu lalu, masalah-masalah mulai bermunculan. Pada awal kedatangannya, kuda jangkung itu merusak pagar kayu dengan mematahkan palang-palangnya dengan sekali tendangan kaki belakang. Beruntung, kuda yang dibelinya dengan harga sangat mahal itu tidak sampai kabur ke hutan di belakang kastel atau melarikan diri ke bukit.

Para penjaga kuda Hartington mengeluh karena mengalami kesulitan memulangkan kuda binal itu ke istal. Mereka harus menunggu hingga binatang liar itu kelelahan, barulah bisa digiring pulang.

Berlari melewati deretan pepohonan rindang dan tanah lapang, dada Nicholas bergemuruh ketika langkahnya mendekati istal. Kemeja katun yang membalut tubuhnya mulai basah dengan keringat dan kerahnya mencekik pernapasan. Dengan satu sentakan, tiga buah kancing kemejanya lepas, menampakkan otot dada yang keras.

Nicholas bertanya-tanya, apa sekarang saatnya bagi dia untuk menyesal telah merampas Mustang dari Andara?

Laju yang melambat segera berganti dengan langkah panjang, ketika kaki Nicholas menginjak lantai istal yang tersusun dari batuan andesit. Aroma jerami kering bercampur dengan bau kayu ek tua―yang sudah dihirupnya sedari kecil―mewarnai udara dalam istal, menenangkan sarafnya yang tegang.

Cahaya matahari yang masuk melalui jendela-jendela kecil pada dinding kayu menerangi interior istal. Nicholas memicing menatap sosok kurus dengan kepala plontos tergopoh-gopoh mendekatinya. Sir Lyman―dokter hewan Kastel Hartington―berlari menyambutnya. 

"Your Grace, kondisi Saddle Knight cukup parah. Daging lehernya tercabik karena gigitan Mustang," papar dokter hewan sambil berusaha menyejajarkan langkahnya.

Nicholas tidak mengatakan apa pun. Buku-buku tangan terkepal di samping tubuh, sementara gerahamnya terkunci, mendengar bahwa Saddle Knight menjadi korban kegilaan Mustang. Sambil mendengarkan diagnosa yang dijabarkan oleh salah satu dokter hewan terbaik di Inggris, langkahnya tidak melambat dan terus menuju bangsal terakhir dalam istal, tempat di mana pejantan terbaiknya berada.

Hati Nicholas perih melihat seekor kuda bersurai putih terbaring pasrah dikelilingi beberapa orang perawat dan penjaga istal. Dengusan yang biasanya tegas, terdengar lemah dan putus-putus.

Sir Lyman terus berbicara di sampingnya, menjelaskan bahwa leher Saddle Knight yang bolong sudah diperban dan diberi bubuk antiseptik untuk menghindari infeksi, tetapi masa kritisnya baru dimulai dan dokter tidak dapat memastikan apakah kuda tua itu bisa selamat dari tragedi ini.

Nicholas mendekat, lalu berjongkok di samping kuda itu. Dengan rasa sayang, dibelainya moncong Saddle Knight yang telah mengharumkan nama Hartington dengan menjuarai banyak derby. Sementara tangan yang lain mengurut wajah, dia membuang napas berat yang sedari tadi menghimpit ruang dadanya.

THE HORSE WHISPERER [TERBIT!]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang