"Lady Andara?" gumam Nicholas lambat-lambat dengan mata menerawang seperti berbicara dengan diri sendiri, jemari panjangnya menelusuri kontur dagu yang samar dengan bayangan janggut. "Sebuah nama yang tidak lazim."
"Exactly!" sahut George yang terlalu cepat, menarik perhatian sahabatnya. "Bukan hanya itu, Nic. Semakin kau menyebut, namanya terdengar seperti baris mantra yang dilafalkan pada ritual sihir. Apa kalian tahu, bahwa kata itu bahkan tidak ada dalam ensiklopedia atau pun kamus Bahasa Inggris? Belum lagi matanya—"
"Berhenti di sana, George. Kau membuatku curiga," potong Nicholas dengan mata menyidik, "kurasa kau mengenal Lady Andara lebih dari yang kau katakan." Penciumannya tidak mungkin salah, terbukti dengan rona merah—yang diyakininya bukan karena anggur yang disajikan—merayap perlahan dari leher ke pipi George, Duke of Cheltenham.
"A-aku ...," gagap George. Lelaki itu lalu terdiam.
"Oh, ayolah George, apa yang kau sembunyikan dari kami? Kami bahkan tahu ukuran celana dalammu," goda Nicholas. Satu sudut bibirnya terangkat naik membentuk seringai cemooh khas Duke of Hartington.
Di bawah tatapan ketiga sahabatnya, George menghela napas panjang dan menyerah. "Baiklah, kudengar gadis itu adalah pelatih kuda terbaik. Aku menyaksikan sendiri bagaimana Baron Hamilton memenangkan Piala Silchester pada derby di awal tahun ini hanya dengan kuda biasa.
"Jadi, aku langsung menemuinya di Kastel Haywood. Itu terjadi sebelum dia memilih bekerja pada Peter. Kurasa, aku sama bernafsunya dengan Peter untuk memenangkan The Windsor Derby. Ketika sampai di sana, gadis itu menolakku mentah-mentah. Pendirian anak Haywood sekeras batu karang, padahal sudah kutawarkan padanya sejumlah uang yang, aku yakin, bahkan seorang princess pun tidak akan menolaknya."
"Pantas kau bisa mendeskripsikan gadis itu dengan jelas," celetuk Robin, lalu terkekeh.
"The Windsor Derby adalah salah satu lomba pacuan kuda yang menawarkan hadiah cukup besar. Siapa pun berani bertaruh untuk menjadi juara," tutur Thomas.
Nicholas menganggukkan kepalanya penuh pengertian, dengan kondisi George yang kudanya hampir tidak pernah memenangkan lomba apa pun, tentu saja lelaki itu putus asa. Beruntung keluarga Cheltenham tidak hidup hanya dari peternakan kuda seperti keluarganya.
"Apa gadis Haywood mengatakan alasannya menolakmu?" tanya Nicholas penasaran.
George mendengkus sebelum menjawab, "Kuberitahu pada kalian, gadis itu lebih sombong dari pada Ratu Inggris. Dia menghina kudaku dengan mengatakan bahwa kuda-kuda Cheltenham tidak memiliki aura seorang juara. Kemudian, yang paling menyakitkan hati adalah gadis itu mengatakan bahwa dia tidak menyukai wajahku. Alasan yang sungguh tidak masuk akal!"
Tiga sahabatnya tidak dapat menahan tawa ketika alasan penolakan gadis Haywood terhadap tawaran George dipaparkan, Nicholas bahkan harus memegangi perutnya yang terasa keram.
"Berengsek! Jika aku tahu kalian akan menertawakanku seperti ini aku tidak akan berterus terang," hardik George merasa sedikit tersinggung karena harga dirinya tercoreng.
Mereka setuju dengan George, fakta bahwa gadis itu tidak menyukai wajahnya adalah tidak masuk akal. Duke of Cheltenham memang tidak setampan Peter atau Robin, tetapi di antara mereka, lelaki itu adalah seorang duke yang lemah lembut, baik hati, dan digandrungi wanita―tua dan muda.
Pendek kata George adalah menantu yang diinginkan semua mertua untuk anaknya. Sayang, gadis itu tidak dapat melihat kualitas terbaik Duke of Cheltenham.
"Apakah kau yakin tidak pernah bertemu dengan gadis itu sebelumnya, Nic? Maksudku, kau pergi ke banyak istal di seluruh negeri untuk menjual kuda-kudamu. Mengetahui bahwa kalian belum pernah bertemu sebelumnya adalah fakta yang mengejutkan," tanya Thomas pada Nicholas ketika derai tawa mereda.
KAMU SEDANG MEMBACA
THE HORSE WHISPERER [TERBIT!]
Ficción histórica[Wattys2019 Winner - Historical Fiction] [Gocenglengge Big-5 Winners] Andara tidak meminta untuk dilahirkan di dunia, namun apa daya Tuhan berkehendak lain. Dia terlahir sebagai buah cinta seorang bangsawan Inggris dan seorang gadis Indian dari nege...