GEORGE'S CONFESSION

515 85 3
                                    

Di kamar, Andara berjalan mondar-mandir untuk menghilangkan rasa gusar. Berengsek! Dia membenci Nicholas, itu sudah pasti. Hal lain yang dibencinya adalah reaksi tubuhnya ketika lelaki itu berada pada jarak dekat.

Andara memijit kening kemudian tatapannya tertumbuk pada tepian gaun. Gesekan dengan tanah dan rumputan kering ketika Nicholas menyelamatkannya telah membuat gaun indah yang dipinjamkan ibu Nicholas robek di beberapa bagian ketika Nicholas menyelamatkannya dari tapal besi Mustang. Andara mengerang sambil membantingkan tubuh ke ranjang.

Menyelamatkan? Lebih tepat Nicholas membuatnya hampir terbunuh! Dia baru sadar jika Mustang tidak menyukai lelaki itu.

"Kau sibuk?" Suara merdu menyapanya dari balik pintu kamar, membuat Andara duduk tegak seketika.

"Tidak, masuklah, Milady."

Pintu terbuka dan Nicolette masuk ke kamarnya. Gadis itu tersenyum ceria. Postur anggun dengan wajah bulat telur dan rambut sewarna madu bakar yang tergelung ke atas memperlihatkan leher jenjangnya.

"Simpan basa-basi itu dan panggil aku Nicolette. Well, aku kemari karena tidak sengaja melihatmu dari jendela ruang makan. Apakah kau bertengkar dengan Nic?" tanya Nicolette mendekat. Gaun hijau cerahnya menyapu lantai ketika dia berjalan.

"Ya, tentu saja. His Grace terlalu mencampuri urusanku! Pertama di pelelangan kuda, kedua ketika aku bekerja barusan," ketus Andara, merasa darahnya mendidih lagi ketika mendengar nama Nicholas disebut. "Maaf, aku sedang tidak dalam suasana hati yang baik hari ini."

Nicolette duduk di samping Andara lalu tersenyum lebih lebar. "Kurasa dia mengkhawatirkanmu."

Andara mendengkus keras, tidak percaya dengan yang dikatakan Nicolette. Tapi gadis itu adik Nicholas dan sebagai saudara, Nicolette pasti membela kakaknya. "Dengar, aku bisa menjaga diriku sendiri. Sekarang lihat apa yang dia lakukan," ujar Andara sambil mengangkat titik-titik robek gaun yang dikenakannya. "Bagaimana aku harus menjelaskan ini pada Lady Catherine?"

"Tenanglah, Ma tidak akan mempermasalahkan itu. Dia akan memanggil tukang jahit dan membuatnya seperti baru lagi," hibur Nicolette berusaha menenangkan Andara. "Kau tahu, kakakku memiliki trauma terhadap Mustang atau kuda hitam jenis apa pun, tapi barusan kami terkejut ketika dia berani menyelamatkanmu. Belum pernah kulihat dia begitu khawatir dengan seorang gadis hingga tidak memikirkan dirinya sendiri."

Andara berdecih mendengar penuturan Nicolette, gadis ini mungkin ingin menjodohkannya dengan Nicholas, tapi itu tidak akan berhasil. Duke of Hartington sedingin air telaga yang membeku―sangat keras hingga orang-orang bisa berseluncur di atasnya.

"Tujuanku kemari untuk memenangkan The Royal Ascot Derby dan membawa pulang Mustang. Aku hanya berharap semoga tidak mengecewakan keluarga Hartington."

"The Royal Ascot Derby hanyalah satu di antara banyak derby yang sering kami ikuti, kalah atau menang hanya masalah waktu. Mengenai itu, kau mengingatkanku lagi, bolehkan aku memintamu menunggangi Champagne, ras Akhal Teke, yang kemarin kubeli dari paman? Aku ingin memancing ketertarikan publik dengan kuda itu sekaligus memperkenalkan Kastel Stafford."

Mata Andara membulat sempurna. "Kau tidak bercanda? Benarkah? Kau percaya padaku?"

"Jika Nicholas percaya padamu, mengapa aku tidak? Kuda itu sedang dalam perjalanan kemari." Nicolette menatap Andara. "Kau sangat menyukai kuda ya?"

Andara tersipu. "Kuda sudah seperti separuh nyawaku. Jika aku memiliki peternakan sebesar Hartington, aku akan membangun arena balap kuda di sini."

"Kau bisa memilikinya, jika kau menikahi Nicholas," goda Nicolette sambil menyenggol bahu Andara.

Andara mendengkus. "Kau tahu, kupikir kau lebih waras. Ternyata kau sama gilanya dengan kakakmu." Ketika tatapan Andara bertemu dengan iris pucat Nicolette, tanpa perlu banyak cakap, mereka berdua tertawa terbahak-bahak.

Hari-hari setelahnya Andara tidak melihat Nicholas. Tidak mungkin karena masalah kemarin, sang duke sampai mengurung diri, lelaki itu bukan tipe orang yang mudah merasa bersalah. Meskipun penasaran, Andara tidak berani menanyakan keberadaannya karena itu hanya akan membuat gosip yang tidak mengenakan. Bagaimanapun Andara hanyalah tamu di Hartington, lebih baik dia fokus menyelesaikan tugasnya.

Tak terasa, sebulan lebih sudah dia melatih kuda hitam itu. Skyline—nama yang dipilih Andara untuk Mustang—menunjukkan kemajuan dengan mulai merespons suara dan isyarat tubuhnya. Meski begitu, masih sulit untuk bisa menyentuh binatang liar itu tanpa membuatnya waspada. Dia memerlukan sedikit waktu lagi untuk mendapatkan kepercayaan Skyline, semoga secepatnya, sebelum The Royal Ascot Derby dimulai.

Sementara Nicholas tidak terlihat di mana pun, hari-hari Andara diisi oleh George yang senang hati berada di sisinya. Ada sedikit rasa bersalah dalam diri Andara, karena pernah mengusir Duke of Cheltenham dari kastelnya, bahkan sebelum lelaki itu sempat melangkah sampai depan pintu utama.

Sekarang, George malah menjadi orang yang selalu ada untuknya. Bangsawan itu tidak banyak berkomentar, tapi rasa takut dan khawatir akan keselamatan Andara terlintas di matanya setiap kali dia menyeretnya keluar dari lapangan. George juga yang memapahnya menuju tempat yang aman dan mengobatinya dengan sabar. 

Sore hari, di penghujung Oktober yang indah, George menemani Andara kembali ke kastel setelah selesai melatih Mustang. Berjalan di bawah deretan pohon ek yang berjejer rapi dan udara dingin yang mulai turun membuat kepulan uap keluar ketika bernapas, sehingga dia menggosokkan tangan untuk mencari kehangatan. 

Melihat itu, George menghentikan langkah dan berbalik, tangan lelaki itu terulur untuk sekedar merapatkan mantelnya."Kenapa tidak menyerah saja, Milady? Biarkan kuda itu di sini dan pulanglah bersamaku," pinta George.

Andara menengadah. Bibir lelaki itu membentuk senyum pudar. Tatapan yang begitu sayu membuatnya tampak berbeda. George memang tidak seperti bangsawan lain, Duke of Cheltenham ramah dan baik terhadap semua wanita. Tidak dapat dipungkiri, lelaki itu tipe kekasih dan suami yang baik. 

"Aku tidak bisa, Your Grace, Skyline harus pulang bersamaku setelah The Royal Ascot Derby." Andara menarik napas dan membuang pandangannya ke sekeliling. 

"Bagaimana bila kau kalah?" tanya George sambil mengubah posisinya lagi di samping Andara dan meneruskan langkah mereka menuju kastel utama. 

"Tidak pernah sekali pun aku memikirkan kemungkinan itu, tapi sekarang aku sedikit khawatir karena kuda-kuda yang akan dipertandingkan nanti kuda-kuda yang pernah kulatih, dan aku tahu sebaik apa mereka di lapangan. Itulah mengapa aku harus menurunkan Skyline. Dia berbeda."

"Mengenai season di Hartington, apakah kau juga akan hadir?"

Andara mengerang. "Terlambat untuk menarik diri, aku sudah berjanji pada Lady Catherine. Meskipun aku tahu aku tidak cocok berada di antara kalangan ton yang terhormat." 

"Apakah karena gosip masa lalu Lord Anthony?" tanya George.

Andara berhenti melangkah dan menatap George untuk menemukan raut cemooh di wajahnya seperti yang biasa ditunjukkan bangsawan lain, tapi ternyata tidak ada. 

"Rupanya kau pun tahu." Andara membuang pandangannya kembali ke samping lalu menarik napas panjang.

George menarik wajah Andara, mengembalikan tatapan gadis itu. "Kurasa kau tidak perlu ambil pusing gosip di luar sana, Milady. Kau wanita yang luar biasa, berkepribadian kuat, dan memiliki keterampilan menunggang kuda setara lelaki. Itu sesuatu yang lebih membanggakan ketimbang menjadi lady dengan pribadi lembek. Jika kau terus bersembunyi, bagaimana calon suami dapat menemukanmu?" 

Pujian dan senyum tulus yang dilemparkan George membuat Andara tersipu. "Calon suami? Aku bahkan belum memikirkannya." 

Duke of Cheltenham menatap Andara lekat-lekat sebelum kembali bertanya, "Ketika kau memikirkannya, apakah kau bersedia mempertimbangkanku menjadi calon suamimu?" George menghela napas. "Karena ... aku jatuh cinta padamu, Milady." 

Waktu seakan berhenti ketika kalimat George menggaung di pikiran Andara. Baru kali ini dia mendengar seseorang mengatakan sesuatu yang tulus, hingga matanya berkaca-kaca. Ingin rasanya Andara berlari ke kamar agar bisa menangis. 

George menangkup wajahnya, rasa hangat jemarinya membuat Andara memejamkan mata. 

Hal selanjutnya yang dirasakan Andara adalah bibir George turun menemui bibirnya. Begitu lembut dan tidak menuntut. Dan Andara membalasnya.

THE HORSE WHISPERER [TERBIT!]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang