"Ayah!" seru Lady Andara sembari menghambur dalam pelukan sosok gempal yang terlihat memasuki ruang bawah istal tempat kuda yang akan di pertandingkan disimpan.
Nicholas mengamati gaun berkudanya melambai ketika gadis itu berlari menjauh, sementara dia sendiri berjalan lambat di belakang meninggalkan Conrad yang sedang sibuk memasangkan pelana pada punggung Skyline.
Hari ini Lady Andara tampak memesona. Rambut panjang hitam tergelung menjuntai hingga ke pinggang memberi warna lain di atas gaun hijau zambrud—dengan sedikit renda perak—yang kontras dengan warna iris keemasan. Gaun itu dijahit khusus oleh penjahit langganan ibu. Sampaikan ucapan terima kasihku, kata ibu ketika memaksanya mengantarkan gaun itu ke kamar Lady Andara.
"Lord Anthony," sapa Nicholas sambil menyentuh ujung topinya.
"Terima kasih sudah menjaga anak emasku, Your Grace." Nicholas bisa melihat kilatan rasa terima kasih yang tulus dari Lord Anthony. Pipi lelaki itu bergetar ketika dia terkekeh sambil merangkul erat pundak anak gadisnya dengan rasa memiliki seorang ayah. "Andara mengatakan bahwa Lady Catherine dan Lady Nicolette sangat baik padanya. Semoga Andara tidak berulah di kastelmu."
"Bukan masalah, kehormatan itu milik saya," ujar Nicholas tersenyum sambil membungkukkan tubuhnya sedikit. Rasa lega memenuhi relung dada karena Lady Andara tidak menceritakan perihal perlakuan buruknya pada gadis itu selama tinggal di kastel Hartington.
Setelah basa-basi ringan, mereka meneruskan bercakap-cakap mengenai perkembangan Skyline dan hal lainnya menyangkut perlombaan yang sebentar lagi akan dimulai. Lord Anthony adalah lawan bicara yang menyenangkan untuk diajak berdiskusi mengenai kuda, bahkan lebih menyenangkan dari ayah. Percakapan dengan Marquis of Haywood terhenti ketika dilihatnya Peter datang mendekat.
"Selamat pagi, Lord Anthony ... Nicholas," sapa Marquis of Somerset ramah sembari jemarinya menyentuh ujung topi tinggi.
Nicholas memperhatikan penampilan Peter yang tidak seperti biasanya. Hari ini lelaki itu tampak luar biasa necis dalam balutan jas panjang model terbaru dari bahan wol yang hangat berwarna cokelat tua. Iris sewarna gaun yang dikenakan Lady Andara menatap gadis itu dengan senyum terlalu manis. Tanpa permisi dikamit jemari gadis itu dan mencium lama punggung tangannya. "Hello, Milady."
"Hello, Your Grace," jawab Lady Andara, rona merah tampak menjalar di pipi yang halus kecokelatan dan bibir ranum itu membentuk senyum tipis.
Nicholas mengamati pemandangan di depan tanpa komentar, namun dia dapat merasakan ada sesuatu dalam tingkah laku Peter yang berbeda—dari cara dia menyapa dan mencium punggung tangan Lady Andara—rasanya tidak seperti Marquis of Somerset yang dikenalnya. Nicholas mengira pasti ada yang terjadi di antara mereka berdua dan dia tidak menyukai apapun itu.
"Lord Peter, apa kabar? Senang bertemu denganmu," sapa Lord Anthony dengan antusiasme tinggi. Wajah bulat itu memerah, kontras dengan rambut putih yang menghias puncak kepalanya. "Apakah kau juga mengikuti lomba hari ini?"
"Well, yes! Ini adalah derby yang bergengsi untuk dilewatkan begitu saja. Aku akan menurunkan Blue Moon, mengingat kuda itu baru saja memenangkan The Windsor Derby beberapa bulan lalu. Bagaimana dengan kau Nicholas?"
"Belum kuputuskan," bohong Nicholas singkat. Dia tidak sedang ingin bercakap-cakap dengan Peter, melihat lelaki itu di depan saja rasanya sudah muak.
"Apakah kau sudah memberikan Blue Moon latihan yang cukup seperti yang sudah kuinstruksikan sebelumnya?" tanya Lady Andara menyuarakan kekhawatirannya. Nicholas bertanya-tanya, apakah wajah cantik itu hanya dapat menampakkan emosi ketika membahas mengenai kuda?
Peter tersenyum,"Well, gentlemen, boleh kupinjam Lady Andara sebentar? Tampaknya ada hal yang harus kubicarakan dengannya empat mata," ujar Peter yang mana lebih ditujukan pada Lord Anthony. Iris Lady Andara membesar, kemudian menengok pada Nicholas dan ayahnya bergantian.
KAMU SEDANG MEMBACA
THE HORSE WHISPERER [TERBIT!]
Fiksi Sejarah[Wattys2019 Winner - Historical Fiction] [Gocenglengge Big-5 Winners] Andara tidak meminta untuk dilahirkan di dunia, namun apa daya Tuhan berkehendak lain. Dia terlahir sebagai buah cinta seorang bangsawan Inggris dan seorang gadis Indian dari nege...