THREE DUKES AND A LADY

579 88 9
                                    

Matahari belum lagi naik, Andara sudah berada di atas pelana yang terpasang di punggung Skyline. Menyusuri bukit dan hutan di sekitar Kastel Hartington, dihiraukan uap dingin yang keluar dari pernapasan dan dirapatkan mantelnya sebelum mengarahkan Skyline bergerak melintasi jalan setapak.

Hartington di musim dingin ternyata lebih indah dari Haywood, hutannya kaya dengan vegetasi alam yang sudah cantik tanpa perlu penataan ulang. Kuncup-kuncup daffodils dan mawar liar tumbuh subur di beberapa tempat tanpa terganggu pohon-pohon tinggi di sekitarnya. 

Kabut pagi masih menyelimuti sela-sela pohon pinus yang berbaris miring di sepanjang jalan menuju dataran yang lebih tinggi. Seperti prajurit mabuk, pikir Andara sambil tersenyum.

Tidak biasanya, salju belum juga turun meski sudah memasuki pertengahan November. Meski begitu, udara dingin yang menyelimuti Hartington menghiasi pucuk-pucuk daun dengan embun pagi dan mencuci debu yang menempel di sana hampir setahun. 

Suara binatang malam terdengar samar dan sesekali diselingi lolongan serigala, itu sedikit menakutkan, mengingat dia hanya seorang diri.

Penjaga istal sempat menyarankan dia untuk naik hingga ke atas bukit, jika ingin melihat keseluruhan kota Hartington yang kecil. Ketika Andara keluar dari kungkungan hutan Hartington yang indah menuju bukit terbuka, dia mendapati saran pak tua itu benar, kota yang berada di dataran tinggi Derbyshire ini menyajikan pemandangan yang membuat mata sejuk. 

Perladangan dan pepohonan tampak hijau, rumah penduduk hanya berupa titik-titik coklat dari atas sini. Kastel Hartington yang megah, dari atas bukit tampak seperti miniatur bangunan dalam bola kaca kristal.

Ditariknya udara dalam-dalam kemudian menghembuskannya sambil mengamati uap yang keluar bersama dengan hembusan napas. Udara dingin ini lebih baik ketimbang kehangatan berlebihan yang menyelimutinya kemarin, ketika bersama Nicholas di dalam istal. Lelaki besar itu meskipun gagah dan selalu menyerangnya dengan kata-kata, seketika tampak lucu hanya karena seekor kuda hitam.

Tangannya mengelus leher Skyline dengan sayang. Entah apa yang dipikirkannya kemarin ketika menarik tangan Nicholas yang besar dengan gurat-gurat kasar yang kentara, ke arah Mustang. Sebenarnya, itu lancang untuk dilakukan seorang lady, tapi Andara senang ketika sang duke tidak membantah dan menuruti ajakannya. 

Di lain pihak, dia juga bersyukur Skyline tidak melakukan hal-hal yang membuat bangsawan itu mengompol dan lari mencari ibunya di tengah malam. 

Mencondongkan tubuh ke depan, Andara berbisik pada Skyline untuk memberi penghargaan. "Kuda pintar." 

Skyline mendengus membalasnya.

"Lady Andara!" pekik sebuah suara dari kejauhan, menyusul derap kuda yang mendekat.

Matahari yang beranjak naik sudah mengusir kabut tipis yang menyelimuti bukit Hartington dan membuat Andara dapat melihat lebih jelas ke sumber suara. Dia tidak mungkin lupa pada lelaki dengan iris biru yang sangat indah, meskipun baru bertemu dengannya sekali.

"Your Grace, apa yang membawamu kemari?" tanya Andara, terheran menemukan Robin berada di Hartington.

Seringai yang terlalu lebar membuat Duke of Windsor tampak seperti bocah yang barusan mendapat kembang gula ketimbang seorang gentleman terhormat. "Beberapa minggu lalu, aku mendapat kabar kau ada di sini. Sayangnya, baru sekarang aku bisa mampir menemuimu. Apa kabar, Milady?"

"Menemuiku?" tanya Andara, alisnya bertautan mendengar keterangan Robin. Gentleman itu tertawa, irisnya bekerlip seperti menyimpan bintang-bintang di dalamnya membuat Andara tersipu. "Kalau begitu terima kasih, Your Grace. Aku tersanjung."

"Kau pantas tersanjung. Kulihat, kau berhasil menaklukkan Mustang. Luar biasa!" Robin mempelajari tubuh Skyline dengan otot-ototnya yang sempurna. "Bagaimana dengan Nicholas? Dia masih takut?"

THE HORSE WHISPERER [TERBIT!]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang