THE DUKE'S PROPOSAL

1K 100 11
                                    

"Berhenti di sana, Milady!" perintahnya pada gadis yang berdiri dalam bangsal di mana Skyline berada, sekitar tiga puluh meter dari gerbang istal. 

Diusirnya rasa dingin yang membuat pori-porinya membuka dengan menggosok cepat kedua lengan sementara iris mata keemasan yang pucat itu mengawasinya dari jauh. Dalam jubah berwarna merah maroon, Nicholas melihat gadis itu tidak menggunakan gaun sehari-hari, tidak ada crinoline yang membuat bagian bawah gaunnya mengembang. 

Dia bahkan dapat mengira-ngira lekuk tubuh gadis itu dibalik jubah yang dipakainya. Nicholas menelan gumpalan yang menghalangi napasnya.

"Apa yang kau lakukan tengah malam begini? Apakah kau berpikir untuk melarikan diri dengan Skyline? Aku tidak percaya lagi-lagi kau mengingkari janjimu pada Lady Catherine. Season di Hartington akan dimulai, apakah kau tidak bisa tinggal sebentar saja sampai acara selesai?" cecar Nicholas sambil berjalan mendekat.

Gadis itu menatapnya tanpa bersuara, sedetik kemudian wajah cantiknya berpaling pada Skyline dan kembali berkutat dengan tali pengaman yang masih menempel di tubuh kuda. Jemarinya yang cekatan mempereteli satu per satu pengikat dan melemparkannya ke tanah, setelah itu Andara keluar dan menutup rapi bangsal Skyline. 

Nicholas tidak mengerti apa yang dilakukan gadis itu barusan. Jantungnya berdegup lebih cepat ketika gemulai tubuh ramping itu berjalan ke arahnya. Wajah cantik Andara begitu muram, iris keemasan yang indah menatapnya tanpa ekspresi.

"Berhenti!" perintah Nicholas, lalu mengutuk ketika gadis itu terus berjalan melewatinya. Mengapa begitu sulit untuk mengatur gadis ini? Duke of Hartington buru-buru berbalik dan mengejarnya. "Berhenti, kataku!"

Erangan keras dari bibir Andara bergaung di sekeliling dinding istal, ketika tangan Nicholas mencengkeram bahunya untuk menghentikan. Rintihan gadis itu disambut ringkikan dan dengusan puluhan kuda dalam bangsalnya masing-masing.

Terkejut akan reaksi Andara, Nicholas melepaskan tangannya. "Masih sakit?" tanya Nicholas. Andara tidak menjawab, dia bahkan tidak menatapnya. "Aku ... aku minta maaf atas kejadian kemarin, Milady."

Nicholas menunggu beberapa detik. Ketika Andara tidak kunjung bereaksi, jari telunjuknya bergerak mengangkat dagu gadis itu. Menatap pada iris keemasan yang sudah menghantui mimpinya, Nicholas lupa akan susunan kalimat maaf harus disampaikannya. Ibu jarinya bergerak menyapu perlahan bibir gadis itu, merasakan tekstur lembut di bawahnya.

"Apa yang kau lakukan barusan, Milady, jawab aku."

Andara memalingkan wajah dari sentuhan Nicholas, tatapannya berubah sinis. "Kau sudah bertanya dan menjawab sendiri pertanyaanmu, Your Grace. Apakah kau masih perlu jawaban dariku?" Tanpa menunggu respon Nicholas, gadis itu meninggalkannya dan meneruskan langkah ke arah gerbang.

Nicholas menggeram dan menyusul langkah Andara, dihalangi gadis itu dengan tubuhnya. Embusan napas panjang terdengar sebelum dia berkata, "Milady, aku minta maaf karena tidak memberikanmu kesempatan bicara. Sekarang, bisakah kita berbicara baik-baik? Please ...."

Dia berhasil mendapatkan perhatiannya ketika perlahan tatapan gadis itu beralih padanya, iris keemasan yang pucat berubah lembut. "Seorang penjaga lupa melepaskan tali pengaman Skyline. Jadi, Lady Catherine memohon padaku untuk ke luar dan mengecek. Dia membungkusku dengan jubah ini lalu mendorongku ke luar kastel."

Oh, Tuhan ... Ibu menjebaknya seperti kucing dalam karung. Jemarinya menelusuri rahang yang kasar, biasanya dia akan marah jika ibu ikut mencampuri urusannya, namun kali ini jantungnya berdetak cepat karena senang mengetahui ibu mau bersusah payah agar dia bisa bicara dengan Andara empat mata. 

Mungkinkah ibu juga tahu perihal luka di pipinya?

"Aku minta maaf atas lukamu." Suara Andara mengalihkan perhatiannya.

THE HORSE WHISPERER [TERBIT!]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang