OFF TO WINDSOR

481 83 3
                                    

"Kau terlihat pucat, Milady. Apakah kau baik-baik saja?" tanya Nicholas pagi itu dalam kereta kuda yang membawa mereka menuju London, tempat diadakannya The Royal Ascott Derby.

"Ya, hanya saja ... rasanya pandanganku berputar-putar." Andara menangkupkan kedua tangannya yang bersarung tipis ke wajah. Goncangan pada kereta kuda membuat putaran dalam kepalanya semakin parah. 

"Kau mabuk kemarin," jelas Nicholas. 

Andara ingin menyanggahnya, tapi tahu apa dia mengenai minuman beralkohol? Tidurnya memang sangat nyenyak kemarin, tapi pagi ini dia bangun dengan kepala berdenyut. Ini pertama kalinya Andara merasakan namanya mabuk, dan itu tidak enak.

"Sebenarnya dua gelas tidak akan membuatmu kehilangan kesadaran, tapi kau mereguk minuman beralkohol itu terlalu cepat." Duke of Hartington kemudian menarik napas panjang, lalu melanjutkan, "Kau bisa bersandar di bahuku jika mau. Tidak akan ada yang tahu."

Andara menggigit bibirnya dan mengangguk, dalam hati dia mencatat agar tidak mengulang kesalahan yang sama. Tanpa melihat, dia dapat merasakan posisi kereta yang miring sedikit ketika Nicholas berpindah ke sisi tempat duduknya. 

Lebar tempat duduk yang sempit dan bahu sang duke yang lebar membuat lengan mereka menempel, disandarkan kepalanya segera untuk mendapatkan kenyamanan. Andara tidak peduli, saat ini dia ingin melucuti gengsinya yang besar dan meletakkannya di sudut pikirannya terdalam untuk dipakainya lagi nanti.

"Aku melihatmu dan George ... berciuman."

"Astaga!" Kelopak matanya terbuka nyalang, tubuh Andara menegang dan kembali terduduk tegak. Kemudian ketika putaran di kepalanya mulai lagi, Andara kembali menangkupkan tangannya di wajah untuk menghentikan putarannya. "Apa yang telah kulakukan? Jika kau saja yang mengurung diri melihatnya, bagaimana dengan orang lain? Lady Catherine atau Nicolette misalnya. Oh, tidak—ini buruk."

"Apakah ... kau mencintainya?"

Andara mengangkat wajahnya, terperangah mendengar pertanyaan Nicholas. "Bisa-bisanya kau menanyakan itu, Your Grace, sementara aku sedang panik memikirkan reputasiku yang tercoreng." Setelah mengatakan itu, dia kembali memejamkan matanya untuk melawan pusing yang melanda. 

Bukannya lebih tenang, gadis itu menjadi lebih khawatir. Bagaimana jika Nicholas salah paham? 

Dengan ragu, Andara kembali membuka matanya dan menatap Nicholas sembari menjelaskan, "Maafkan kata-kataku yang keras barusan, Your Grace. Aku tidak tahu harus menjawab apa terhadap pertanyaanmu. Ciuman itu terjadi begitu saja."

Duke of Hartington bahkan tidak menatapnya, pandangan lelaki itu lurus ke depan ketika berkata, "Itu lebih baik, ketimbang jika kau mencium George dalam pintu kamar yang tertutup, ketika dia mengantarmu kembali setelah makan malam. Sesuatu yang sangat buruk bisa saja terjadi."

Mulut Andara ternganga mendengar kata-kata Nicholas barusan. Dari mana lelaki itu tahu jika setelah makan malam kemarin George berkeras untuk menemaninya di kamar hingga tertidur? Apakah gentleman itu menguntitnya kemarin? Atau jangan-jangan, Duke of Hartington berpikir dia wanita murahan?

Andara mendengkus. "Kurasa kau perlu tahu bahwa aku tidak akan mengundang gentleman model apa pun masuk kamarku, Your Grace."

Ketika menatapnyakembali, seringai Nicholas yang indah dan membuat pipinya merona. "Kau belum mencoba Robin. Tidak ada seorang gadis yang bisa menolaknya, bahkan nenek-nenek pun bernafsu dengannya."

"Astaga! Itu mengerikan, Your Grace. Aku menolak membayangkannya." Sebentuk gambaran tidak senonoh melintas di pikiran Andara dan dia menggelengkan kepalanya. "Pantas lelaki itu begitu pintar merayu. Katanya, dia ingin memilikiku."

"Apa? Dia mengatakan itu?"

Andara mengangguk. Tatapan yang tajam membuatnya tidak berani beradu pandang dengan Nicholas dan memilih menyandarkan lagi kepalanya ke pundak lelaki itu. Kontur otot-otot lengannya yang keras di balik jas musim dingin membuat Andara merasa aman.

Kantuk mulai menyerang dan bicaranya mulai melantur, rasanya dia ingin menumpahkan isi kepalanya di depan Nicholas agar lelaki itu bisa membantunya menguraikan kekusutan di dalam.

"Siapa yang akan kau pilih jika kau menjadiku, Your Grace? Duke of Cheltenham atau Duke of Windsor? Dan katakan padaku, mengapa?"

"Hmmm ... kurasa, Robin. Dia bisa membawamu keluar dari kesulitan apa pun yang sedang kau hadapi, Milady. Bahkan jika perlu, dia bisa mencuci bersih masa lalumu. Lelaki itu seperti ahli sihir, tapi jangan berharap kau bisa mengikatnya untuk menjadi milikmu sendiri."

"Aku mengerti, jadi mungkin ... aku akan memilihmu." Suaranya terdengar lemah dan sangat jauh, Andara tidak tahu apakah dia sempat menyuarakan pikiran terakhirnya sebelum matanya menutup dan kesadarannya terlelap.

THE HORSE WHISPERER [TERBIT!]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang