Nicholas meneruskan langkahnya mendekati bangsal untuk mengetahui apa yang terjadi dengan Saddle Knight. Melihat tangan George yang mengelus punggung Andara, tanpa sadar membuat Nicholas mengepalkan tinju hingga buku jarinya memutih.
"Ada apa, George?" tanya Nicholas ketika sudah berada dekat dengan mereka.
George mengangkat kepalanya cepat ketika mendengar teguran Nicholas. Dia tidak bisa membaca jelas emosi yang terlintas di mata sahabatnya. Apa yang dipikirkan George? Apakah lelaki itu tidak berharap bertemu dengannya? Kecuali jika dia berniat mencuri kudanya atau Andara.
Baru saja George membuka mulut, Andara mendahuluinya menjawab, "Your Grace, Saddle Knight baru saja mengembuskan napas terakhir."
Tatapan Nicholas meredup ketika bertemu pandang dengan iris keemasan Andara yang basah dan menyorot sedih. Kemudian tatapannya turun ke bibir gadis itu yang bergetar. Perasaannya luruh, insting melindungi membuat Nicholas ingin merenggut Andara masuk dalam pelukannya.
Namun Nicholas mengurungkan niat, dia tidak akan melakukan hal yang membuat hubungan persahabatannya retak. Jika George menginginkan Andara, lelaki itu bisa membawa Andara pergi dan dia tidak akan peduli, tapi nanti, setelah urusannya dengan Andara selesai.
Nicholas menarik pandangan. Dia tidak tahu yang mana lebih mengganggunya, apakah kehilangan Saddle Knight atau pemandangan Andara yang masuk lagi ke pelukan George ketika tangisnya kembali pecah. Dia meninggalkan keduanya dan masuk ke bangsal, di mana Sir Lyman sudah menunggu.
Dokter hewan itu mulai menjabarkan kronologis kematian Saddle Knight ketika melihat Nicholas sudah siap. Tangan bersarung putih itu menyingkap tutup perban di leher Saddle Knight untuk memperlihatkan infeksi hebat yang telah merenggut nyawa pejantan terbaiknya dini hari tadi.
Nicholas tidak berkata apa pun, dia memang tidak melihat Saddle Knight akan pulih seperti sediakala, namun dia juga tidak mengharapkan kuda kesayangannya mati mengenaskan. Dia memejamkan mata sesaat untuk berdoa, semoga Saddle Knight menemukan kedamaian.
Sir Lyman lalu menginstruksikan perawatnya untuk menutupi jasad Saddle Knight dengan membentangkan kain putih lebar di atasnya, setelah itu bangsal dikunci. Pandangan Nicholas masih terpaku menatap jasad Saddle Knight ketika Andara beranjak dan berdiri di sampingnya.
"Aku turut berdukacita, Your Grace. Seandainya saja kau tidak membawa pulang Mustang-ku, seandainya saja kau sudah menyerahkan kuda hitam itu dari awal, kau tidak akan kehilangan Saddle Knight."
Nicholas mengernyit lalu menoleh. Jika Andara masih berharap Nicholas akan melepaskan Mustang begitu saja, itu tidak akan terjadi. Dagu Nicholas terangkat dan tatapannya mengintimidasi ketika membalas kata-kata Andara dengan suara rendah dan datar, "Itu urusanku, Milady. Aku juga menginginkan Mustang sebanyak dirimu."
"Kenapa? Kau tidak tahu kuda itu sama sekali, Your Grace. Beri tahu aku alasanmu," tuntut Andara. Tidak ada lagi isak tangis yang keluar dari bibir ranumnya, hanya ada tatapan tajam karena Nicholas bersikeras mempertahankan Mustang.
"Karena—" Nicholas ingin menjawab bahwa Mustang itu bibit yang bagus, namun kini dia tidak lagi yakin dan mulai berpikir ulang mengenai alasannya ingin memiliki kuda itu dari awal. Tidak mungkin karena gadis ini—tidak mungkin! Tidak mungkin, bukan?
Berengsek! Untuk apa dia menjelaskan tujuannya merampas Mustang dari Andara? Gadis itu bukan ibunya dan dia tidak berutang penjelasan apa pun.
"Itu urusanku, Milady. Ingat, kubawa kau kemari untuk membereskan kuda hitam sialan itu. Lakukan yang harus kau lakukan, kemudian pergi dari sini!" bentak Nicholas dengan nada dingin.
Andara memajukan tubuhnya, dadanya yang indah membusung. "Bersama Mustang-ku, tentu saja. Aku tidak akan pergi dari sini tanpanya."
Tangan Nicholas mengepal. Gadis itu benar-benar menguji kesabarannya. Hampir saja dia tertipu dengan kerapuhan palsu yang ditunjukkan Andara, tapi itu tidak akan terjadi lagi. Gadis itu sudah menampakkan wujudnya yang tidak lain adalah seorang predator.
Suara geraman lolos saat Nicholas menurunkan kepala mendekat agar Andara dapat melihat emosi yang telah ditimbulkannya.
"Nicholas, hentikan itu!"
Dia hampir melupakan keberadaan George jika lelaki itu tidak bersuara. Pandangannya kini beralih. Dengan tatapan menyelidik Nicholas bertanya, "Dan kau, George, apa yang kau lakukan di sini?"
"A-aku mendengar dari Thomas jika Andara ada di Kastel Hartington lalu memutuskan kemari."
Nicholas menggeram lagi. George tidak berusaha berbohong mengenai alasannya datang ke Hartington. Tangan Nicholas terangkat menyugar rambut. Hari ini Duke of Cheltenham, besok entah siapa lagi yang akan muncul di kastelnya dengan membawa kata-kata manis untuk Andara dan masalah untuk Nicholas.
Cukup sudah kesabarannya, dia akan mengusir Andara dari Kastel Hartington dan menembak mati Mustang sialan itu. "Sebaiknya kau pulang sekarang, George, sekalian saja kau antarkan Andara pulang ke Haywood."
"Tidak, Nic!" Tiba-tiba terdengar suara Lady Catherine.
"Ma?" Apa-apaan ini? Kenapa sekarang Ma ikut campur urusanku? Catherine langsung memosisikan diri di depan Andara dan George. "Setelah The Royal Ascott, akan ada season di Hartington dan aku mau Andara mengikutinya."
"Oh, Milady, aku—"
"Sssh ... jangan katakan apa pun. Abaikan kata-kata kasar Nicholas, dia juga pasti ingin kau menghadiri season kali ini yang diadakan di Hartington karena season ini memang diperuntukkan untuknya."
Catherine menaikkan telunjuknya ke bibir untuk membungkam kata-kata Andara, kemudian tangannya bergerak menangkup bahu gadis itu dan mengguncangnya lembut. "Kau bukan saja tamu Nicholas, tapi kau juga tamuku, dan aku menginginkanmu berada di sini hingga season di Hartington selesai. Kau mengerti? Berjanjilah padaku."
Nicholas terkejut dan lebih terkejut lagi ketika jari kelingking mereka bertautan. Apa yang terjadi dengan ibunya? Kenapa tiba-tiba seperti ini?
KAMU SEDANG MEMBACA
THE HORSE WHISPERER [TERBIT!]
Historical Fiction[Wattys2019 Winner - Historical Fiction] [Gocenglengge Big-5 Winners] Andara tidak meminta untuk dilahirkan di dunia, namun apa daya Tuhan berkehendak lain. Dia terlahir sebagai buah cinta seorang bangsawan Inggris dan seorang gadis Indian dari nege...