CLG||35

772 116 8
                                    

Crazy Little Girl; 35

Happy Reading!

.
.
.
.

🍃🍃

Yang paling membosankan bagi Thea tiada hal lain selain di paksa menghadiri pertemuan keluarga besar daddy nya.

Bertemu dengan kerabat-kerabat daddy nya adalah sebuah definisi menyebalkan yang sebenarnya di sepanjang hidup seorang Anthea.

Membosankan, menyebalkan, kaku, tidak bergaya dan terkesan drama.

Di banding mengikuti pertemuan tersebut, Thea ingin memilih menonton serial one piece saja- lebih menantang. Dari pada harus mengikuti pertemuan menjengkelkan.

"Aku tidak ikut!" ujar Thea datar.

Williams menatap putri bungsunya dengan tatapan memohon. "Kali ini saja Thea, banyak saudara daddy yang ingin bertemu denganmu."

Thea mendengus seraya memutar bola matanya malas. "Ingin bertemu dan mencoba mencari perhatianku adalah dua hal berbeda daddy. Ajak kak Anov saja, aku sibuk belajar."

"Anov tidak bisa ikut, dia ada dinas hari ini." sahut Williams.

"Lalu? Daddy tau jika aku tidak nyaman berada di sekitar mereka kecuali grandma dan grandpa tentu saja. Selain mereka, tidak ada yang tulus padaku." jawab Thea sambil menatap Williams.

"Itu karena kamu adalah pewaris dari keluarga kita Thea," ucap Williams.

Thea terkekeh sinis. "Aku tidak pernah minta untuk menjadi seorang pewaris, dan kenapa mereka harus bersikap seakan-akan aku adalah seorang gadis yang haus akan tahta?"

Williams terdiam, ucapan anak bungsunya memang tidak lain adalah sebuah fakta. Thea tidak dekat dengan keluarganya, bahkan sekarang gadis itu memberi jarak dengan keluarga Elina, mendiang istrinya.

"Anthea! Berhenti bersikap seperti gadis tidak punya pergaulan. Setiap daddy mengajakmu untuk pergi ke pertemuan keluarga, kamu selalu menolak." ucap Williams sedikit membentak.

"Aku pernah menerima ajakan daddy, jika daddy lupa." sahut Thea santai.

"Sekali Thea, dari sekian banyak ajakan daddy- kamu hanya menyetujuinya sekali!"

"Sekali setidaknya lebih baik dari pada tidak sama sekali."

Williams memijit pelipisnya yang mulai sedikit merasa pening, ternyata begini rasanya meladeni duplikat dirinya sendiri.

"Lagi pula pertemuan keluarga daddy sangat membosankan, tidak hidup. Aku tidak bisa berpikir jernih jika di keluarga daddy tidak ada sosok grandma yang selalu bergurau." ujar Thea.

"Asal daddy tau, sekali sudah cukup untuk membuatku trauma." sambungnya.

Mengesampingkan rasa peningnya, Williams mulai mengangguk pasrah. "Baiklah, lagi pula hari ini daddy akan mengenalkan Kanaya pada keluarga besar. Memang seharusnya daddy tidak memaksamu."

Crazy Little Girl [✓]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang