Kehilangan orang yang di kasihi bukanlah perkara mudah, cara kita merelakan, bahkan cara kita bertahan adalah kunci dari sebuah keikhlasan.
Hidup dalam sebuah ketakutan akan kematian, dan berusaha bertahan dengan sebuah harapan. Namun berujung tetap pulang ke pangkuan Bapa di surga.
Seorang gadis berambut sepinggang berlutut di depan sebuah pusaka milik seseorang yang amat sangat berarti baginya.
Seseorang yang selalu hadir dalam hari, minggu, bulan, bahkan tahun bersamanya. Menghabiskan waktu bersama, tertawa dan menangis bersama.
Saling menguatkan di saat mendapat sebuah problematika, dan saling menyakiti di waktu bersamaan. Tapi semuanya amat sangat berkesan.
Gadis dengan kuncir kuda tersebut tersenyum dengan air mata, mencoba menguatkan diri dengan berkata jika semuanya adalah rancangan Tuhan.
"Gimana kabar kamu? Aku baik di sini." monolognya sambil mengelus pusaka tersebut. Memperlakukan tempat peristirahatan tersebut seperti seorang yang dia rindukan.
"Nyatanya empat tahun itu gak mudah buat aku, nyatanya empat tahun itu ngebuat aku hidup dalam bayang-bayang kamu."
Tidak ada isakan, namun gadis itu tetap mengeluarkan air matanya dalam diam. Meresapi rasa rindu yang semakin membuatnya tenggelam dalam luka masa lalu.
Dia tersenyum. "Tapi aku udah janji, aku bakalan wujudin impian kita. Hari ini aku bakalan balik ke indo, ketemu sama mereka. Aku bakalan rindu mampir ke sini,"
Surai blonde tersebut terhembus angin, membuat setiap helaiannya menari-nari mengikuti arah angin.
Menutup mata sebentar merasakan sejuk angin yang membelai wajah putih dengan pipi berisi tersebut.
Entah kenapa, di setiap waktu ketika dia datang ke sini- perasaannya selalu berkata jika sahabat nya selalu bersama dengannya.
"Aku gak tau harus ngomong kaya gimana, kamu juga tau kalau mereka juga sama terpukulnya kaya aku." sambungnya masih setia membelai pusaka tersebut.
"Tapi, kamu juga tau- kalau mereka gak bakalan bisa lupain kamu. Jadi tenang di atas sana ya, cukup perhatiin aku dari sana." ujarnya sambil mendongak ke atas langit biru yang nampak cantik.
Tersenyum kembali namun dengan tulus tanpa sebulir air mata. "Ini, bakalan aku jaga sebaik mungkin." sambungnya sambil meremas sweater merah mudahnya.
Gadis cantik itu tersenyum lagi dan mulai berdiri. Senyum manis tanda perpisahan untuk waktu yang tidak bisa di tentukan.
"Aku pulang, nanti bakalan balik kok. Jangan rindu hehe." kekehnya.
Namun tubuhnya tersentak kecil ketika melupakan sebuket bunga putih cantik yang terletak di samping pusaka tersebut.
Kembali berlutut untuk memperbaiki bunga Lily putih yang sangat kontras dengan warna tempat peristirahatan sahabat cantiknya.
"Cantik kaya orangnya. Yaudah aku pamit. See u next time annoying." pamitnya sebelum berlalu dari sana dengan senyum lega.
Pamit bukan berarti tidak akan pernah kembali. Dia berjanji entah dalam waktu dekat atau tidak, dirinya akan mampir kembali ke sini.
Meskipun bukan negara kelahirannya, namun sobat kecilnya beristirahat di sini. Aussie, kau beruntung menjadi rumah baru untuk gadis manis ini.
..
KAMU SEDANG MEMBACA
Crazy Little Girl [✓]
Teen Fiction[ 𝙵𝙾𝙻𝙻𝙾𝚆 𝚂𝙴𝙱𝙴𝙻𝚄𝙼 𝙱𝙰𝙲𝙰!!! ] 𝙳𝚊𝚛𝚒 𝚊𝚠𝚊𝚕 𝙰𝚍𝚊𝚛𝚊 𝚞𝚍𝚊𝚑 𝚋𝚒𝚕𝚊𝚗𝚐 𝚓𝚊𝚗𝚐𝚊𝚗 𝚍𝚎𝚔𝚎𝚝𝚒𝚗. 𝙳𝚊𝚛𝚒 𝚊𝚠𝚊𝚕 𝚓𝚞𝚐𝚊 𝚁𝚊𝚗𝚊 𝚞𝚍𝚊𝚑 𝚔𝚊𝚜𝚒𝚑 𝚝𝚊𝚞 𝚓𝚊𝚗𝚐𝚊𝚗 𝚐𝚘𝚍𝚊𝚒𝚗. 𝚃𝚊𝚙𝚒 𝚢𝚊𝚗𝚐 𝚗𝚊𝚖𝚊𝚗𝚢𝚊 �...