Part 5: Why?

1.1K 123 7
                                    

Suatu hari, seperti biasa Singto dan Krist sedang menikmati sarapan pagi yang telah disiapkan oleh pelayan penthouse. Singto berjanji akan mengantar Krist menemui Mr. Winson tapi setelah press conference nya dengan Pangeran Andrews. Karena untuk pergi ke desa Amarylis hanya bisa ditempuh dengan jalur darat dan membutuhkan waktu perjalanan selama 12 jam. Sedangkan press conference  Singto hanya tinggal 2 hari lagi. Krist pun setuju untuk menunggu hingga Singto memiliki waktu luang.

"Kamu hari ini mau kemana Kit?"

"Aku mau ke pelabuhan Dianthus."

"Mau apa?"

"Mau melukis."

"Aku temani ya-"

Kriinggg kriiinggg

"Handphone mu bunyi, Singtuan."

"Halo Pangeran Andrews. Ya, kabar saya baik. Ohh.. Baik. Saya akan segera kesana."

Singto menutup teleponnya. Dari mendengar percakapan Singto, Krist tahu bahwa kekasihnya itu tidak bisa ikut menemaninya.

"Kit. Barusan Pangeran Andrews menelepon, katanya sekarang dia ada di resort. Aku harus menemuinya karena tidak enak dia sudah datang jauh dari ibukota. Kamu tidak apa-apa kutinggal?"

Krist tidak berharap untuk diajak toh Singto beberapa hari ini sudah menemaninya jalan-jalan kemanapun ia mau. Paling juga Singto dan pangeran itu akan membahas bisnis dan press conference yang dirinya tidak tahu. Tapi tetap saja....

"Gapapa, Singtuan. Aku mau melukis saja di dekat pelabuhan."

"Kamu bisa sendiri? Atau mau kusuruh Jane menemanimu?"

"Aku bisa sendiri. Lagipula pelabuhan Dianthus cuma di dekat situ."

Singto masih merasa tidak tenang meninggalkan Krist sendiri.

"Tidak. Biarkan Jane menemanimu. Aku akan pergi sendiri."

Melihat wajah Singto yang serius mengatakannya, Krist pun hanya bisa mengangguk, mengiyakan.

***

"Sudah berapa lama Tuan Krist melukis?", tanya Jane memecah keheningan karena sudah 2 jam Krist fokus melukis tanpa bicara sedikit pun.

"Dari sejak saya masih kecil, saya sudah suka menggambar."

"Boleh saya bertanya bagaimana anda bisa bertemu dengan Tuan Singto?"

"Kami bertemu di kapal saat saya sedang menggambar juga."

"Kak Jane."

Jane tercengang karena dirinya dipanggil kak, walaupun memang dirinya lebih tua dari Krist.

"Ya, Tuan? Panggil saja saya Jane."

"Saya lebih suka panggil kak Jane dan tolong jangan panggil saya Tuan. Saya tidak terbiasa, lagipula saya bukan boss mu. Bolehkah saya tanya sesuatu?"

"Tapi anda kekasih boss saya. Anda boleh memanggil saya kak, tapi saya akan tetap memanggil anda Tuan. Silakan tanya apapun, Tuan"

"Apa Singto punya kekasih lain?"

Jane terkejut mendengar pertanyaan yang dilontarkan Krist.

"Bagaimana anda bisa bertanya seperti itu? Selama 7 tahun saya bekerja dengan Tuan Singto, saya tidak pernah melihatnya serius berpacaran dengan seseorang, apalagi dengan seorang omega. Menyentuh omega saja, Tuan Singto tidak mau."

"Lalu apa ada yang dirahasiakannya dariku?"

Jane bingung menjawab pertanyaan itu. Ia tahu sesuatu tapi itu bukan haknya untuk menjawab.

Blossom of Snow (Sequel)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang