MIRABILISR-rated
Kedua anak kembar Krist yang saat itu masih berusia 4 tahun sedang libur kenaikan kelas masuk TK. Anak-anaknya itu meminta pada Krist untuk pergi ke kebun binatang. Sudah lama Krist menjanjikan akan mengajak pergi jika mereka sudah libur sekolah. Krist ingin mengajak anak-anaknya pergi ke kebun binatang terbesar dan terlengkap se-Edelweiss yang berada di provinsi Mirabilis.
"Mama! Mama! Kata ayah besok kita mau ke kebun binatang!", seru kedua anaknya pada Krist karena akhirnya mereka akan pergi.
Singto, Krist, dan kedua anaknya pergi ke provinsi Mirabilis menggunakan pesawat jet pribadi seperti biasanya. Pesawat jet yang pernah menjadi saksi bisu bagaimana anak mereka dibuat. Eh bukan.
Setelah sampai di provinsi Mirabilis, mereka langsung pergi menuju ke Mirabilis Rain Forest untuk melihat hewan-hewan di kebun binatang yang dilepas bebas dalam lingkungan kebun binatang dan pengunjung bisa melihat dari dalam mobil safari. Selain tour di alam terbuka, ada pula fasilitas gedung untuk melihat pertunjukan, berfoto dengan satwa, serta berbagai macam wahana untuk anak-anak dan orang dewasa pun bisa.
Kini Krist sedang menemani putrinya yang ingin berfoto dengan anak harimau. Karena masih anakan jadi aman untuk didekati.
"Ma... Mau beli...", ucap putrinya.
"Beli apa?", tanya Krist.
"Beli anak macan."
Krist terkejut karena anaknya itu tiba-tiba minta beli dan masih terus memohon beberapa kali meskipun sudah dari beberapa jam yang lalu. Krist sudah berupaya menyogoknya dengan es krim dan botol minuman berbentuk anak harimau, tapi masih saja putrinya itu tidak lupa. Anaknya jarang meminta beli sesuatu, tapi sekalinya minta suka aneh-aneh.
"Tanya ayahmu sana...", jawaban Krist yang sudah pusing harus jawab apa.
"Ayahhh mau beli...", teriak Aralyn sambil berlari ke arah ayahnya yang sedang menggendong saudara kembarnya.
"Apa?"
Singto meraih putrinya itu dan menggendongnya dengan satu lengan, sehingga kini lengan sebelah kiri menggendong putranya dan lengan sebelah kanan menggendong putrinya.
"Mau beli apa princess nya ayah?"
"Mau beli anak macan...", jawab gadis kecil itu. Lalu kembarannya pun menambahkan, "Arran juga mau anak macan..."
"Ya? Ya? Boleh kan ayahhh??"
Mendengar rengekan kedua anaknya yang memohon minta dibelikan mana bisa Singto menolaknya. Tapi permintaan anaknya terlalu aneh, tepatnya mau ditaruh dimana hewan-hewan itu, dikira anaknya sama seperti beli kucing.
"Boleh ya ayahhhh....", rengek putrinya lagi.
Singto menoleh ke arah Krist dengan raut wajah meminta bantuan, tetapi Krist malah terkekeh dan menyerahkannya pada Singto.
" Oke ayah belikan, tapi ada syarat. Macan itu tetap tinggal disini."
"Yahh... Gak boleh bawa pulang?"
"Kalau dibawa pulang nanti macannya pisah dari orang tuanya dong. Kan orang tuanya tinggal disini. Nanti macannya sedih. Emang Ara mau kalau pisah sama ayah dan mama?"
"Gak mau... Ya udah macannya tetap disini. Tapi dibeli ya ayah.."
"Iya, sayang..."
Akhirnya benar-benar dibeli oleh Singto, seluruh anak harimau yang saat itu ada di kebun binatang itu. Hewan-hewan itu tetap tinggal di kebun binatang, tapi biaya kehidupannya semua ditanggung oleh Singto selaku pemilik. Ternyata, anak perempuannya hanya ingin mengganti nama anak-anak macan itu sesuai dengan yang ia mau, makanya ia bersikeras minta dibelikan.
KAMU SEDANG MEMBACA
Blossom of Snow (Sequel)
Romance[SingKit] ⚠️OMEGAVERSE (A/B/O), 21+⚠️ Sequel Memories of The Sea. Blossom of Snow, Edelweiss. Biasa melambangkan harapan dan cinta yang abadi. Kelanjutan kisah Singto Prachaya dan Krist Perawat di Edelweiss. Apakah akan abadi seperti arti Edelweiss?